Padangpanjang | Lintas Gayo – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Seni Kriya Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang laksanakan Kemah Bakti Mahasiswa (KBM) di Ulu Aia Jorong Koto Baru Tambak Nagari Paninggahan, Solok-Sumatera Barat, pada Kamis-Minggu (18-21/10/2012).
Riska Ketua Panitia menjelaskan kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu program HMJ Kriya dan salah satunya adalah kemah bakti mahasiswa (KBM). Tujuan melaksanakan KBM sebagai pembekalan mahasiswa baru, keakrapan antar mahasiswa jurusan kriya, dan mengabdi kepada masyarakat.
Ada lima kegiatannya yaitu Sosialisasi AD/ART HMJ disampaikan oleh Ansar Salihin dan Diana, Latihan Dasar Kepemimpinan Organisasi Mahasiswa oleh Wahyono, M.Sn, diskusi Kriya oleh Nofrial, M.Sn, Kunjungan industri Kerajinan dan kunjungan ke Sekolah” Jelasnya
KBM Kriya di lepaskan oleh Pembatu Dekan II Riswel Zam, M.Sn dan Ketua Jurusan Hj. Mega Kencana,M.Sn di Jurusan Kriya. Riswel mengatakan kegiatan ini merupakan kegiatan rutin jurusan Kriya sejak berdirinya Kriya 1997 di ISI Padangapanjang. Konsep utama adalah menjalin hubungan dengan masyarakat, mengunjugi sentra industri kerajinan tradisional di tempat KMB.
“Disini mahasiswa dan dosen berbagi ilmu kepada masyarakat dan sebaliknya pengrajin berbagi pengalaman kepada mahasiswa dan dosen, baik dari segi teknik, desain, pemasaran, dan pengembangannya,” katanya.
Sementara itu Mega Kencana mengungkapkan kemah bakti akan mencerminkan kepribadian mahasiswa yang sebenarnya. Karena tujuan mahasiswa di perguruan tinggi adalah terjun kepada masyarakat. Kuliah hanyalah pembelakan ilmu dan pengetahuan, sedangkan peraktek lapangan adalah kebutuhan mahasiswa yang sebenarnya.
Wisnu Prastawa, M.Sn pembibing kegiatan tersebut memaparkan secara teknis KBM Kriya 2012 berhasil dilaksanakan. karena dari segi kegiatan pokok semuanya terlaksana dengan baik, terutama kunjungan ke industri dan ke sekolah mendapat apresiasi dan dukungan yang baik. Walaupun dari segi tempat tidak terlalu memungkinkan karena keadaan cuaca hujan, jalan dan tempat becek dan jauhnya mendapatkan air.
“Itu semua tidak menjadi masalah, karena kekompakan mahasiswa dan pembimbing semua kegiatan dapat terlaksana dengan baik,” Wisnu.
Yusna salah satu pengrajin anyaman pandan di Jorong Koto Tengah mengatakan dirinya sangat berterima kasih atas kunjungan mahasiswa ISI ke sini. Sudah banyak mahasiswa melakukan kemah di tempat ini, tapi belum ada mengadakan kegiatan yang demikian. Biasanya mahasiswa kalau kemah, kegiatan mereka saja yang dilakukannya di tempat kemah. Tidak ada mengunjugi rumah warga.
Yusna menambahkan pekerjaan anyaman pandan ini sudah ada sejak zaman nenek moyang dan sifatnya turun temurun. Sebanarnya pekerjaan ini dilakukannya hanya melestarikan budaya lokal saja, bukan untuk mencari penghasilan. Kalau mencari penghasilan dari anyaman ini untuk makan sehari-hari saja tidak cukup, karena harga tikar sekarang ukuruan 2×4 m hanya Rp.300.000 sedangkan modalnya mencapai Rp.70.000 dan pengerjaannya selama 15 hari. Sehingga keadaan yang demikian akan membuat punah budaya menganyam. Pihak pemerintah setempat seperti dinas perindustrian, pariwisata dan kebudayaan juga tidak terlalu peduli dengan keadaan yang demikian.
“Kami berharap kepada mahasiswa untuk menyampaikan keluhan ini kepada yang bersangkutan memberi bantuan baik dari segi pendaan, pemasaran dan adanya program pemerintah untuk melestarikan budaya lokal seperti anyaman Pandan,” tambah Yusna.(Ansar Salihin/Red.04)