Takengen | Lintas Gayo – Terkait sejumlah penemuan benda prasejarah di Loyang Mendale dan Loyang Ujung Karang, oleh tim peneliti dari Balai Arkeologi (BALAR) Medan dalam rangkaian penggalian arkeologi (ekskavasi) sejak 2009, 2010 dan 2011, Senin (28/3) pihak SMAN 1 Takengon meminta perwakilan arkeolog tersebut untuk memberikan pencerahan kepada ratusan siswa SMA N 1 Takengon.
Dalam mengikuti materi yang disampaikan Lucas Partanda Koestoro yang didampingi Taufiqurrahman, para siswa terlihat antusias mengikuti materi yang diberikan.
Materi yang dijelaskan antara lain tentang kearkeologian secara umum. Hal ini untuk memacu keingintahuan para siswa dalam bidang arkeologi. “Daerah Takengon sangat potensial untuk kegiatan kearkeologian disebabkan banyak objek yang belum pernah disentuh oleh bidang arkeologi,” ujar Lucas.
Terkait sejumlah penemuan sampah masa lalu yang diperkirakan berumur 3500 tahun Lucas menyatakan bahwa ada keterkaitan dengan asal-usul Urang Gayo yang dapat ditentukan dari aspek budaya masyarakat pada zaman itu dengan kehidupan budaya masa sekarang.
“Untuk membuktikan hal ini diperlukan penelitan lanjutan dengan tes DNA, dimana siswa dari sekolah ini juga ikut ambil andil sebagai responden dalam tes DNA tersebut,” ujarnya.
Lucas juga menyatakan bahwa penelitian dengan tes DNA baru pertama kali dilakukan di Indonesia, dalam hal ini Urang Gayo perlu merasa bangga dan diharapkan ikut berperan serta dalam tes DNA tersebut seperti yang dilakukan oleh siswa SMAN 1 Takengon.
Ditegaskan Lucas, tim ekskavasi memberikan rekomendasi tentang sistem tata ruang kota Takengon terutama di kedua lokasi tersebut untuk menjaga lingkungan sekitar lokasi penggalian apabila dijadikan sebagai objek wisata agar tidak mengurangi kelestariannya.
Amatan Lintas Gayo, suasana acara tersebut terlihat menarik, Lucas sebagai pemateri dihujani dengan pertanyaan-pertanyaan dari siswa terkait masalah ekskavasi dan langsung dijawab santai oleh Magister lulusan Paris tersebut serta dicampur dengan guyonan yang membuat situasi lebih hidup dan menarik. Lucas bahkan memberikan hadiah berupa empat buah buku bagi penanya yang pertanyaannya dianggap bagus dan menggelitik yang disambut dengan aplausan meriah dari seluruh peserta.
Sementara itu, menurut Kepala Sekolah SMA N 1 Takengon, Drs. Uswatuddin, M. Ap didampingi Wakasek Kesiswaan Saida, M.Pd, kegiatan ini dilakukan agar merangsang siswa mengenai kearkeologian, terutama penemuan sejumlah benda peninggalan manusia pra sejarah di Takengon menjadikan anak-anak terutama siswa-siswi SMAN 1 TKN ikut berpartisipasi dalam eskavasi tersebut.
“Keikutsertaan siswa-siswi serta guru SMAN 1 Takengon didasari oleh pembelajaran kontekstual yang langsung mengenal alam sekitar yang selama ini dalam mata pelajaran sejarah hanya menekankan proses hafalan, dengan kegiatan seperti ini siswa dapat langsung melihat, mengamati objek temuan dalam eskavasi ini dan bekerjasama dengan anggota tim,” papar Uswatuddin.
Dibagian akhir kegiatan tersebut, Kepsek Uswatuddin berharap kepada Balar Medan agar kedepan bersedia bekerja sama dalam memberikan informasi terkait informasi prasejarah di Takengon. Harapan ini dikaitkan dengan keikutan sertaan siswa SMAN 1 Takengon mengikuti perlombaan film documentary tingkat sekolah menengah yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata RI bekerja sama dengan Metro TV dan Institut Kesenian Jakarta (IKJ). (Wein Mutuah)
seharusnya penelitian seperti ini harus diliput oleh media pemda dan disebarluaskan kepada seluruh masyarakat gayo karena belum semua urang gayo memanfaatkan internet. tapi bersyukur SMAN 1 Takengon yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini. maju terus SMAN 1 Takengon.