Takengon | Lintas Gayo – Ketua Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo (MPKG), Mustafa Ali, menyatakan keresahannya terkait semakin jenuhnya luasan lahan pertanian kopi di dataran tinggi Gayo.
Terkait itu, Mustafa Ali melalui Lintas Gayo, Senin 4 Maret 2013, berpesan kepada generasi muda Gayo untuk terus berpikir kreatif dan inovatif serta menguasai teknologi yang sedang berkembang pesan saat ini. “Nti galep nome i toyoh ni tamur, kati nti tareng kase kite”, kata Mustafa Ali dalam berbahasa Gayo.
Saat ini, banyak sekali peluang usaha yang dapat dilakukan selain menjadi petani kopi. “Kita kan bisa buat usaha paket wisata, misalnya wisata kopi. Bidang pariwisata merupakan bidang yang tak pernah ada jenuhnya”, lanjutnya.
Disarankan Mustafa Ali, para petani kopi di Gayo mesti mengintensifkan lahan yang ada dengan luasan yang mampu dikelola. “Maksimalkan lahan kira-kira mampu dikelola. Daleh lues asal berurus,” kata Mustafa Ali.
Selain itu, para kalangan muda Gayo diminta untuk berpikir berbisnis di bidang perkopian di hilir, tidak di hulu saja.
“Kita jangan lagi berbondong-bondong ke hulu, jadilah pengusaha yang berani mengembangkan usaha di hilir”, pungkasnya. (Darmawan Masri/red.03)