Inilah Gayo, Dalam Kata Puisi Dan Nada

Mendale | Love Gayo : Seniman Gayo dan tokoh masyarakat berkumpul di Ceruk Mendale, Kecamatan Kebayaken, Kota Takengen, Aceh Tengah. Para seniman tersebut mendukung pemerintah daerah dalam penelitian manusia pra sejarah, dan meng-apresiasinya melalui seni.

LK Ara, salah seorang seniman senior Aceh Tengah yang menetap di Banda Aceh dalam syair puisinya yang ia bacakan,Minggu (3/4),”Bukit-bukit yang memagari danau mungkin menyimpan rahasia, mencatat semua kejadian tentang dirimu dan para sahabatmu, tapi kami tak dapat membaca karena goresan tak ada, atau mungkin tulisanmu ada tapi telah tertutup debu bahkan tanah, rumput dan kayu karena sudah berabad berlalu, para peneliti benda purbakala dengan cermat dan hati-hati ingin membuka tabir yang tebal dan gelap ini,”sebut LK Ara dalam puisinya.

Khalisuddin ketua panitia acara kepada Wartawan menyebutkan, dengan ditemukan manusia pra sejarah yang ber umur 3500 tahun lebih ini membuktikan bahwa Gayo memiliki sejarah dan terbukti memiliki nenek moyang yang sudah lama menetap di daerah ini.  Dikatakannya dan para seniman nasional asal Gayo yang berada di Jakarta seperti Fikar W Eda, Ivan WY juga hadir.

Mukhlis Gayo Kepala Dinas Perhubungan dan Pariwisata menyebutkan, melalui penemuan nenek moyang orang Gayo ini maka semua identitas itu mulai terungkap.”Dengan hasil penemuan pakar arkeolog ini akan membuktikan siapa penduduk awal yang telah mendiami Aceh, dan identitas kita sudah mulai terungkap hanya tinggal menunggu tes DNA dalam beberapa bulan ini,”sebut Mukhlis Gayo.

“Bergurulah kepada tanah, disana segala kehidupan dan kematian menengadah, ayah dan ibu yang penuh cinta,menerima dan memberi dengan atau tanpa cerca. Ia segala puncak ketabahan dan kesabaran dari ayat-ayat Allah. Bergurulah pada tanah, tempat singgah yang mengabadikan sejarah,” sebut Salman Yoga dalam puisinya di bawah ceruk Mendale tempat ditemukannya manusia pra sejarah.

Salman Yoga yang selama ini menjadi dosen ilmu komunikasi di IAIN Ar-raniry. Banda Aceh menyebutkan, acara ini adalah bentuk apresiasi terhadap penemuan situs sejarah, karena di Gayo banyak ditemui situs sejarah yang selama ini kurang diperhatikan pemerintah.”Padahal ini asset ilmu pengetahuan, sejarah, budaya, wisata dan asset ekonomi. Pemerintah diharapkan agar proporsional dalam membangun semua lini untuk diberdayakan untuk kesejahteraan rakyat dan kegemilangan peradaban,”ungkap Salman.

Acara kumpul bareng seniman dalam tema”Inilah Gayo, Dalam Puisi dan Nada” dihadiri seniman Fikar W Eda, Salman Yoga, Sofyan, Ipap Suprapto, Jauhari Samalanga, LK Ara, musikus hadir Ivan WY dan groupnya SABA, Ikmal Gopi serta seniman lainnya, hadir juga tokoh Gayo yang tinggal di Negara Denmark Yusra Habib Abdulgani.

Acara ini dilaksanakan oleh Forum Penyelamatan Laut Tawar (FDLT),Info Lintas Gayo (ILG Love Gayo), The Atjeh Post. Dan hadir dalam kegiatan tersebut Bupati dari dua kabupaten, Ir.H.Nasaruddi,MM Bupati Aceh Tengah serta Ir. H. Tagore AB Bupati Bener Meriah.(Aman Buge, foto : aman zaghlul)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.