Takengen|Lintas Gayo-Hari ini posko wartawan gempa gayo tanda diduga, tiba-tiba dan tak ada yang menyangka dikunjungi orang nomor satu di Aceh Tengah, Bupati Nasaruddin, Kamis (18/7/2013) sore.
Pasca gempa yang melanda Aceh Tengah berkekuatan 6,2 SR, wartawan dataran tinggi tanpa kenal waktu terus memberitakan kepada “dunia” apa yang dialami masyarakat dataran tinggi gayo. Tidak hanya pagi hari hingga sore, namun sejumlah wartawan menginap hingga pagi di tenda bantuan, bahka sahur juga ditenda. Kuli tinta menahan dingin dan lapar demi terberitakan apa yang menjadi beban masyarakat dan daerah penghasil kopi arabika gayo.
Setelah bupati menyampaikan ucapan terima kasih pada wartawan atas dedikasi dan peran media. Tiba-tiba Pak Nas, panggilan akrab bupati menyatakan “Apa yang akan dilakukan jika sudah jadi?.” Tanyanya. Ternyata pertanyaan itu dikhususkan buat seorang wartawan gayo, saat itu tepat duduk disamping bupati yang telah delapan tahun memimpin dataran tinggi. Wartawan yang berkeinginan bisa menjadi wakil rakyat di lembaga legislatif kabupaten (DPRK) Aceh Tengah.
Namun sang wartawan, terdiam sejenak. Pak Nas melanjutkan, “Bisakan untuk membawa perubahan. Kalau bisa hapuskan dana aspirasi,” pesannya kepada Jurnalisa. Dana aspirasi bisa dilakukan melalui pihak lain (eksekutif-red) dan ada aturan hukum untuk menjalankannya.
Pesannya lagi, sesuatu yang terbiasa dan dilakukan belum tentu benar. Sehingga harus terus berinovasi untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat. Yang benar menurut kita belum tentu benar menurut orang lain. Dalam roda pemerintah, seharusnya pihak eksekutif dengan legislatif harus menjadi mitra. Apabila kedua lembaga tersebut dapat selalu seiring sejalan maka pembangunan daerah akan cepat tercapai.
“Sara (satu-red) harus jadi (perwakilan pers ke DPRK-red) ,” pungkas pak Nas, diikuti kata “Amin” dan senyum sumbringan dari rekan wartawan. (wyra|LG12)
Wartawan jdi DPRK…(Y) bgusbg….sya dukung…