Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*
Orang boleh saja memberontak
Dengan senjata yang diangkat ditangan
Memberontak melawan ketidak adilan
Dari rezim-rezim penguasa yang tidak punya hati nurani
Aku, melalui simbol-simbol tulisan ini
Melalui sajak-sajak dengan uraian kata-kata
Yang ditulis dalam lembaran kesedihan
Memberontak kepada
Penguasa yang zhalim dan semena-mena
Terhadap rakyatnya
Melalui nasihat para Ulama
Seakan-akan kau tuli dan buta
Melalui ajaran Agama
Seakan-akan kau acuh tak acuh dan tak butuh
Melalui aturan Demokrasi
Seakan-akan kau pahlawan kebenaran
Melalui simbol tulisan ini
Ku teriakkan kepada pemimpin yang zhalim bahwa jabatanmu tak abadi
Dan kau akan binasa dengan jabatanmu
Seperti orang-orang sebelum kamu
Yang telah dulu binasa dengan jabatannya
*******
Tangisan Negeri Syari’at
Negeri ini membutuhkan Syari’at Islam
Ajaran agama yang membenarkan perilaku umat
Pejuang Negeri ini berjuang dengan semangat Islam
Namun generasi sekarang berjuang mengumpulkan kekayaan
Aceh, Serambi Mekkah
Negeri Syari’at
Keadaanmu di ujuk tanduk
Tangisanmu menyelimuti awan-awan negeri para aulia
Warisan leluhur ulama Aceh
Dilupakan
Menangis, menangislah Negeri Syari’at
*Penulis: Kompasianer dan Kolumnis LintasGayo.com
Aktivis Remaja Masjid Kota Banda Aceh