Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*
Partai Islam kalah dirumah sendiri, ya begitulah bisa kita gambarkan dalam peta perpolitikan di Indonesia. Indonesia dengan penduduk yang menganut Agama Islam sekitar 205 juta atau 88,1 persen dari jumlah penduduk Indonesia namun rakyat Indonesia tidak serta merta memilih kendaraan politik yang berasaskan Islam sehingga partai Islam di Indonesia semakin merosot dan kalah bersaing dengan partai non-Islam.
Ada apa dengan partai Islam di Indoneisia ?
Direktur Eksekutif LSN, Umar S Bakry mengatakan bahwa partai Islam berjalan sendiri-sendiri dan lebih mengedepankan ego kepartaiannya, egoisme aliran ini diperkirakan masih akan menjadi batu sandungan. Dan menurut Ketua Dewan Syuro Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra partai Islam mengalami masalah keuangan. (tribunnews.com)
Berdasarkan riset sejak 20-30 Oktober 2013 di 34 Provinsi, Lembaga Survei Nasional memotret ada empat asalan publik kurang mengapresiasi pada pemilu 2014 nanti. Setidaknya, empat alasan ini harus jadi pertimbangan partai Islam berijtihad mencari solusi jika ingin bersaing.
Pertama: kasus korupsi dan perilaku yang melibatkan sejumlah partai kader Islam tertentu telah membuat kepercayaan publik terhadap partai Islam secara keseluruhan merosot.
Kedua: pada umumnya publik menilai partai Islam kurang memiliki kepedulian terhadap masalah-masalah riil yang diahadapi masyarakat.
Ketiga: hampir semua partai Islam dinillai bersifat konservatif atau kurang berpihak pada perubahan.
Keempat: adanya krisis kepemimpinan dikalangan partai Islam, dimana tidak ada lagi tokoh dari kalangan partai Islam yang kuat dan disegani.
Sungguh tragis nasib partai Islam pada saat sekarang ini bahkan lebih tragis lagi partai baru lebih populer dari partai Islam yang lebih dulu menancapkan tajinya dipeta perpolitikan Indonesia bahkan lebih berani menyuarakan perubahan. Sebut saja partai baru seperti, HANURA, NASDEM, GERINDRA lebih populer dimata masyarakat dibandingkan dengan partai Islam seperti PPP, PKS, PBB, PKB, PAN. Kemana umat ini dibawa jika terus dikekang oleh partai-partai non-Islam yang katanya mempunyai penduduk Islam yang begitu banyak jumlahnya.
Apa sebenarnya yang diperjuangkan partai Islam itu, yang mereka bawa slogan dengan nama Islam. Menurut saya partai Islam sekarang telah kehilangan arah sehingga tidak tahu kemana akan dibawa serta visi dan misi tidak jelas lagi (apakah kepentingan umat atau kepentingan jabatan), partai Islam itu telah melenceng jauh oleh karena itu tidak salah jika umat Islam tidak banyak memilih partai Islam saat sekarang ini.
Sebagaimana tulisan saya sebelumnya di Opini LintasGayo.com “Nafas Partai Islam, Di Negeri Syari’at”. Memang partai Islam kurang poluler di mata khalayak bahkan di negeri syari’at Islam sendiri yang kental dengan nuansa Islam masih kalah dengan partai non-Islam.
Kemana partai Islam, Nasibmu di ujung tanduk?
Saya lihat dalam pergerakan partai Islam banyak yang tidak sesuai dengan visi dan misi dalam menjalankan roda perpolitikan Indonesia, bahkan partai Islam itu sendiri yang terkadang merobohkan kepercayaan rakyat terhadap partai Islam melalui jalan korupsi dan tidak bisa mengakomodir parpol Islam dalam menjalankan performa sebagai partai berbasis Islam dan lebih mementingkan kelompok masing-masing dan tidak mau menerima pendapat orang lain seolah-olah mereka itulah yang benar. Jika memang berdemokrasi ya harus berbaur dengan semua elemen partai politik sehingga bisa mendongkrak elektabilitas kepartaian sehingga tidak terkesan jalan sendiri dalam berdemokrasi.
Nasibmu partai Islam di bumi yang penuh dengan umat Islamnya tapi suara umat Islam tidak serta merta untuk partai Islam, semoga partai Islam berbenah dan seluruh kader partainya mengetahui visi dan misi partai itu. Banyak kader-kader partai Islam hanya sebagai pelengkap saja dalam pemilu ini kerena mempunyai dana yang melimpah maka maju dari Partai Islam tanpa mengetahui tujuan partainya.
Semoga partai Islam tidak dipandang sebelah mata oleh lawan politiknya, selamat bekerja partai Islam dimanapun berada terutama didataran tanah tinggi Gayo. Bumikan Gayo dengan nilai-nilai Islam jika tidak Gayo akan bermasalah jika tidak ada lagi nilai-nilai Islam di Gayo.
*Penulis: Kompasianer dan Kolumnis LintasGayo.com