Oleh; Andrian Kausyar
Ketika penulis membaca berita di media online ini, tentang Kampung Baru Takengen Barat, ada balutan rindu di masa puluhan tahun yang lalu. Tanah tempat saya dilahirkan, dibesarkan dan tempat bermain dan berkarya saat remaja.
Ternyata kini, tanah tempat saya dilahirkan, mengadakan kegiatan maulid akbar. Rasa rindu itu kian merasuk di jiwa. Saya dilahirkan di sana. tepatnya 1 April 1962. Kini terbayang masa kanak-kanak di Kampung Baru.
Masyarakatnya bermacam suku ada di sana, tentu lebih banyak Suku Gayo. Ada suku Padang, ada orang Aceh, ada orang jawa, ada orang dari Sumtera Utara, ada china, ada India, dan ada orang Arab. Saya sendiri orang Gayo. Semua suku yang ada di sana, sangat akrab dengan saya, mereka teman bermain.
Ada teman saya Menon namanya orang India, keluarga saya mengatakan Menon ada kemiripan dengan saya. Ayah/ibu Menon juga senang dengan saya, saat itu saya diberikan kue India. Begitulah kisah masa kecil.
Ketika bulan Ramadhan tiba , mersah Kampung Baru penuh dengan kegiatan Puasa Ramadhan. Kami anak-anak tidak ketinggalan shalat teraweh. Saat menanti waktu berbuka berlomba pukul beduk, tidur di mersah sampai waktu sahur, bangun berebut memukul beduk lagi. Baru pulang kerumah untuk makan, agar tahan berpuasa besok harinya.
Hari raya tiba ikut bikin kue, bikin lemang, tidak ketinggalan lepat.Kenangan manis itu semua masih teringat. Yang pasti dari mersah Kampung Baru ini sudah banyak muncul orang pintar, bahkan orang terkenal seperti Bapak M. Benny Bancut (mantan Bupati), Tabrani Jakarta, M. Rasyib Jakarta, Wahab Ramatsyah Jakarta, dan lain-lainnya.
Tahun 1982 saya Andrian Kausyar diangkat menjadi Ketua Karang Taruna. Karang taruna adalah Organisasi Sosial yang dibina oleh Dinas Sosial Aceh Tengah pada waktu itu hanya Karang Taruna kmp. Baru Takengon Barat Kecamatan Kota yang saya pimpin semua kegiatan berjalan baik. Demikian dengan kegiatan remaja Mesjid setiap malam jum’at ada tausiyah. Ada kegiatan olah raga dapat mengikuti pertandingan bola voli. Juga berdiri kantin di pacuan kuda Gelengan Musara Alun. Ikut lomba kesenian, ada pertunjukan teater, juga tidak ketinggal ikut petandingan didong. Perlombaan teater Kampung Baru dapat nomor 2.
Setelah membaca berita Lintas Gayo, kini teman saya masa kecil Aswek (Aswat) dan lainnya mampu mengadakan maulid akbar, bahkan mendatangkan penceramah dari Aceh Utara. Kami sangat bangga dengan acara tersebut ada perlombaan shalat, hafal Al Quraan, cerdas cermat, lomba pidato, itu adalah kegiatan luar biasa. Harapan kami dari rantau nun jauh disana, setiap tahun kegiatan dan perlombaan ini harus diadakan. Dan dapat mengikuti berbagai perlombaan tingkat kecamatan. Kami yakin dari kegiatan ini akan lahir santri-santri berkualitas.
Secara alamiyah teman saya Aswek dan kawan-kawan menciptakan generasi berpegang teguh pada Al-quraan dan As sunnah. Kita semua tahu di mana-mana musibah. Saat dibaluti duka musibah itu, ada ide mengadakan Maulid Akbar di dekat rumah saya mersah Kampung Baru. Ide yang luar biasa. Semoga panitia dilimpahkan rahmat oleh Allah SWT. Amin.
Dan kalau boleh saya menghimbau pemuda pemudi Kampung Baru, mari kita bersama-sama mendekatkan diri kepada Al quraan dan As Sunah tidak mudah jatuh kedalam lembah kegelapan, jauhkan dari yang dilarang Allah SWT.
Jakarta, 26 Februari 2014.
Warga Jakarta Asal Kampung Baru Takengen.