Takengen | Lintas Gayo – Manusia yang mengelola Universitas Gajah Putih (UGP) jangan sempat terjerat dan berurusan dengan hukum, sebut Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin, yang juga ketua yayasan perguruan tinggi itu, ketika menyampaikan amanatnya saat serah terima rektor UGP, Selasa (8/4/2014) siang.
Nasaruddin mengingatkan dalam persoalan dana hibah agar dikelola dengan baik, “Jangan sampai karena dana hibah ini kita terjerat hukum. Yang member dana hibah tidak ada persoalan, namun yang menerima dana hibah harus mempertanggungjawabkan dana yang diterimanya, sebut bupati.
Setiap ada dana hibah dikelola dan memiliki managemen yang baik. Karena semuanya akan diminta pertanggungjawaban. Demikian dalam mengelola uang untuk pengiriman pendidikan, karena setiap fakultas setiap tahunnya mengirimkan satu orang untuk S2 dan dua orang untuk S1.
Jangan sekali kirim semuanya, nanti tahun pertama sudah habis dananya, tahun kedua sudah tidak ada lagi yang dikirim. Tujuan dari ini semuanya untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi, memperbaiki managemen dan pengorganisasian dengan baik, sebutnya.
Nyaris Ricuh
Saat akan dilangsungkan serah terima jabatan rektor UGP dari Mirda Alimi, kepada PLT rektor Adnan, di luar gedung acara nyaris terjadi kericuhan. Antara sesama mahasiswa ada berbeda pendapat dan terjadi adu mulut, hingga hampir terjadi benturan fisik.
Aparat kepolisian dan mahasiswa serta pihak lain yang mengikuti proses serah terima jabatan rektor itu berhasil mengamankan aksi tersebut, sehingga tidak terjadi insiden. Sementara di ruangan Fakultas ekonomi proses serah terima jabatan rektor ini berjalan lancar.
Usai melakukan serah terima, Bupati Aceh Tengah Nasaruddin, selaku ketua yayasan memegang martil dan membuka pintu rektorat yang selama sepekan sudah disegel mahasiswa. ( Iqoni RS)
rahma, dekan ft era 2008-20012, dekan ft itu tidak ada izin atasan dia ber status dosen di lhouksemawe…dia seorang PNS juga jd jangan pilih2 tebu pak adnan mentang2 teman anda berjuang andamelanggar aturan, bukankan harus ada izin atasan, klu g ada jng pake pak? bisa2nya aja ngasi rekening pribadi ke mahasiswa untk penyetoran uang lap…TUNTASKAN PAK DENAN….jng pilih bulu anda…
Telusuri ke kopertis, jika memang ybs tidak ada izin dan lolos butuh, maka dekan tsb memang dekan bermasalah, dan ijazah yang sudah ditandatangani oleh dekan ini pasti akan bermasalah (tidak sah alias ILEGAL), wah kasian alumni UGP dari Teknik Informatika ya, sudah lulus tapi ijazah tidak berguna. Pihak UGP bisa menyurati ke tempat dia (homebase-nya) untuk berkonsultasi agar menindak orang ini. Sekalian penjarakan kalo emang melanggar peraturan. Wajar saja kalo alumni TI UGP banyak yang bilang ga bisa apa-apa, dekan aja GAK JELAS gitu. Ine urang gayo sedih nasib mu…
Maknaya sekarang aktif lagi ma pak denan, secara dah bebas lagi, dulu sempat berhenti karena g da izin, marah karena g dikasi jadi dekan ha ha…secara pak karena g da izin, tapi kok layanan bisa tertutup dulu ya, bukannya bapak jago IT? dah jauh2 kirim ke jkt ma pak denan kok g pande ya gmn ni operator, atau jagonya terima transperran mahasiswa x ya……sekarang kbrnya aktif buat statuta lagi, hebat g da izin buat statuta ya….
wah, alamat ancur beneran tu UGP. Ni sebenarnya dia yang TTM (Tak Tau Malu) atau plt yang ga cerdas ya…?!
gt lah rahma adanya….semua karena nafsu, menghalalkan cara, para cemucut kemana ya sibuk buat statuta x, atau lagi stres bos cemucut gagal nyalek,,,,ha ha, memang cita2 mereka agar bisa bertahan hidup UGP tidak negeri, sekarang dosen PNS di musuhi , kune ya…biar berkuasa….kapan majunya nikampus ya…???? mahasiswa yg berkuasa bukan belajar di urus….gmn ????pusing orak pak Denan…atau sekarang yg lagi di atas awan??????
Woy Gaji Dosen dibayar dulu…… baru ribut.
nah itu contoh macet2 kan ha ha… sabar pak kan masih ada gaji PNS
ha ha ha… jika anda PNS, ga usah risau lah… kan ada gaji PNS… klo bukan PNS, ya suru tu mahasiswa yang demo lunasi SPP, krn kabarnya banyak tu yang demo-demo udah minta uang ke ortu tapi ga sampe ke kampus, abis foya-foya kayaknya… tegakkan aja aturan, klo ga lunas ya jangan kasi isi KRS, atur kerjasama yang baik dengan pihak bank pengelola rekening kampusnya, tu mahasiswa kayaknya udah ga perlu dikasi ati lho. dari jauh-jauh hari perasaan kampus kalian urusan cuma itu itu aja sih, di tempat kami walau swasta bisa dikatakan sudah tidak ada yang nunggak SPP dll, maklum lah, pendidikan memang dikedepankan, jadi ya masalah uang ya memang masalah wajib, dan dosen yang dibayar juga emang profesional, ga unsur (nyaris tidak ada) family dan unsur kasihan memberi kerja karena ga di pake di tempat lain.
demo2 si urus bir spp wen,ipak ? kati kami rajin mayo ni hana liet bir SPP, bayar2….kase kami ayo gerel kam wan lintas gayo yang nunggak bayar SPP kemel kam…kewajiban kami udh tinggal hak kami wen, ipak….kerah mane jago2 ni becerak, eh enti cerak pelin…g da yg geratis ya di dunia ini kami ngelurkan keringat ya….ara le pong ku kuliah zemen demo ttng korupsi no satu krtik dor pejabat , 20 tahun kemudian we jadi pejabat balik arah we mi kona demo, makan uang rakyat…hana ne..meh harta benda …smoga i tkn ni gere ara lagu noya anaku…
masak sih tidak ada pak wen… kan yang demo tu udah ada juga yang udah lulus lho… malah udah honor juga di PEMDA kan, ya semoga saja orang2 seperti itu tidak nambah lagi, cukup yang sudah ada.
o iya pak wen, baru aja ni ponakan ngasi tau, jika pak wen orang UGP, mohon ditelusuri, saya kan tidak mungkin, jika perlu kita ketemu aj, kebetulan saya masih di tkn skrg, malam senin baru pulang. rupanya salah satu fakultas di UGP yang di bilang kakak gita maniezzzzz yang manis, FT ya? siapa sih dekan FT?
Yg jelas saya setuju dengan langkah yg di lakukan mahasiswa ugp, emang benar ugp itu di dirikan oleh pemda tapi bkan pemda yg memiliki jadi tidak boleh rangkap jabatan di pemda sama di ugp, itu di larang sama undang2, kan masih bnyak orang gayo yg bkn pns yg bisa kerja di ugp berbagi dong enti degen one waktu gere terbagi si sayang mahasiswa dan ugp tak kan pernah maju
ada undang2 yg g boleh ngajar di PTS n rangkap jabatan ma PNS ? kenapa g masuk penjara aja ya,,,,???klu melanggar uu dan peraturan, ngawur kalikamu iwan ?jebloskan aja ke sel klu gt…sampai sewkarang g da tu yg di sel, bkn gt sekarang intinya membangun bkn masalah degen, ya…klu mmg dosen di butuhkan sesuai ilmu nya kenapa tidak, mahasiswa penting belajar aja, jangan nangis2minta nilai,tapi masuk kuliah jang jut , banyaknya fakultas di buka karena pakai IZASAH dosen S2 dari PNS,ingatitu ya….jangan enaknya cuma…perjuangan tidak, dulu sejarahnuya dosen2 non PNS n yg pengagguran masuk UGP, di terima kasian,jadi sekarang jangan melonjak donk….ingat masa kalian susah dulu pakai izsah s1 ngat tidak?…..
woi iwan, banyak lah orang gayo yang bukan pns pane-pane, tapi nume ko jemae, ko asa ari tenulis mu pe nge nguk ku rasa-rasa bahwa ko jema pane ngaru umrum mugaru. ku penge info ari beberapa mahasiswa i UGP (ini si ipk rata-rata i atas 3) bahwa ko jema paling pane petetiro nilai kin dosen ge iwan, patut pe telas pek*k mu, bahwa TIDAK SEMUA MAHASISWA SETUJU dengan demo-demo kemarin. kayaknya akan ada gerakan lain ni di UGP kalian tu, weleh weleh… tutuh renyel pake… gure nengone ini ha ha ha
yang rangkap jabatan siapa dodol? kan beliau dah lebaskan jabatanya jd rektor maren, kerena ribut banyak yg mau jadi rektor beliau lepaskan ke yayasan , menglah untuk menang, ikini ku jkt konsultasi ku DIKTI gere berani PENGECUT, ancam segel n siut kampus, gere kemel pe….siapa larang yg bukan PNS bisa ngajar di UGP kan g da yg larang? asal sesuai jurusan di butuhkan jangan salah persepsi ya ,iwan…kan dah saya bilang bukan masalah degen ngajar di UGP tidak seberapa…seperempat dari TC kami ya bro ha hga nge lagu aku dosen ko kin lewen iwan ,….kata dosen saya…saya hanya sebagai ujung lidah….g semua senang mahasiswa n teman2kami dengan cara gila kalian iwan….perasan ku ngedes carae rum masa komplik jemen…in TEKUTTT dech…
yee bapak tiger ini pamer2 TC, jadi ngiri deh, ah besok ikut tes PNS aja ah biar dapat TC juga kali ya… tapi tunjangan dosen kami juga lumayan lho pak, ga jadi aja lah tes PNS, enak di swasta
Hah…? benarkah itu? kalo ngomongin lab, yang ada lab biasanya kan pertanian, teknik, kedokteran, mipa, dan kip. di UGP kan ada 2 fak, pertanian dan teknik, yang manakah? apa iya satu lembaga besar tidak punya rekening? ah pasti ada apanya ni, bukan apa adanya kan? eleh eleh… kok mahasiswanya mau nurut aja ya, apa takut ma dosen kah? atau takut tidak diluluskan kah? atau malah terlalu pek*k? te selo mera maju kuliah ike lagu noya model… terus kalo masalah suka tidak suka sama yang PNS itu bukan alasan sebenarnya, dan memang benar kalo mau jadi dosen ya jangan PNS, kalo mau PNS ya jangan dosen dong… kan sayang mahasiswanya tiap kuliah ga jelas gara-gara dosen pun ga pasti waktunya… makanya mahasiswanya semua cerdas, disuruh demo mau ja, di suru bakar mau aja, di suru makan ta* pun pasti mau lah…
kali ini saya setuju dengan rahma, benar apa UGP tidak punya rekening gmn ni kok bisa terjadi siapa rektornya bukanya pak sukur kobat,apa g dipantau masa itu..? terus ia klu g suka ma yg PNS n ngulur2 waktu namanya kulaiah ya gt lah bu, kita ikut jadwal dosen kt bukan anak sekolahan bkn za di UGP diluar sana juga banyak gt bahkan banyak di PTN terjadi t,apalagi minsal fak fisipol g da dosen S3 yg da cuma dosen PNS gmn,? Untk akreditasi kampus harus ada 10 dosen S2 n S3 GMN? makanya harus ambil dosen PNS kan bisa jadi dosen tidak tetapnamaya…
Benar pak jangan sampai terjerat hukum di UGP,secara ada salah satu fakultas di UGP bayar lab, atau apa saya lupa…bayar uang masuk ke rekening pribadi , saya cuma dengar2 dari teman2 , maksudnya apa ya ke rekening pribadi? numpang aja x ya karena UGP g punya rekening mkn, uang sewa bus2 UGP za mkn g ada pembukuan masuk kantong, ibu2 dan Bapak2,,,,kata pak Bupati kan UGP Milik Masyarakat yang didirikan Pejabat pada eranya, jadi kan banyak sedikit peran PEMDA ada di sana, saya liat di kampus bayak dosen tidak secara langsung kurang menyukai dosen PNS, padahal pendirinya n Dosenya kan banyak PNS, untuk membangun UGP mohon jangan saling memusuhi demi sesuap nasi, biar campus kita maju, maaf ya bu pak klu da kata2 gita yg salah….wasss