Redelong | Lintas Gayo – Kopi organik arabika gayo saat ini berpeluang memasuki pasar Cina setelah beberapa negara besar menjadi sasaran ekspor kopi dari dataran tinggi Gayo.
Demikian mengemuka dalam acara pameran perdagangan internasional dan pertemuan forum investor dengan tajuk Apkasi International Trade and Investment Summit (AITIS) 2014, yang diprakarasai oleh Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) di Jakarta beberapa waktu lalu.
“Dalam pertemuan itu, saya mengekspose komoditi unggulan di Bener Meriah, yaitu kopi arabika gayo. Ada beberapa pihak yang mengusulkan agar komoditi kopi organik arabika gayo, bisa diekspor ke Cina karena adanya peluang pasar di negeri itu,” kata Bupati Bener Meriah, Ir Ruslan Abdul Gani kepada Serambi, Minggu (20/4) kemarin.
Menurut Ruslan, terbukanya peluang pasar ekspor kopi arabika gayo ke Cina, seiring mulai meningkatnya konsumsi kopi di negeri itu. Namun demikian, tambahnya, konsumsi kopi arabika semestinya terlebih dahulu digalakkan di kalangan domestik.
“Kita juga di dalam negeri, harus menikmati kopi arabika ini. Kita tidak hanya memproduksi tetapi juga harus menikmati. Selama ini, kopi lebih diekspor ke luar negeri dibandingkan konsumsi di dalam negeri,” tambahnya.
Dikatakan Ruslan, pasokan kopi arabika asal Bener Meriah dan Aceh Tengah selama ini sudah dilakukan, namun jumlahnya tidak terlalu besar dibandingkan ke sejumlah negara lain. Tetapi akhir-akhir ini, Cina mulai melirik kopi asal Indonesia, khususnya kopi organik arabika gayo.
“Seperti kita ketahui, sebelumnya masyarakat Cina lebih suka mengkonsumsi minuman teh. Namun kini, kopi mulai digemari di negeri itu, sehingga peluang pasarnya menjadi besar,” kata Ruslan Abdul Gani.
Salah seorang eksportir kopi asal Kabupaten Aceh Tengah, Rahmah mengatakan, pasokan kopi dari dataran tinggi Gayo selama ini, banyak dikirim ke Amerika, Belanda dan Perancis. Namun, akhir-akhir ini sejumlah pembeli dari Cina mulai menjajaki kopi organik arabika gayo.
“Memang untuk tahun ini, ada pembeli dari Cina. Dan ekspor ke Cina baru ini, baru ada tahun ini. Itupun jumlahnya baru satu kontainer,” kata Rahmah.
Menurutnnya, peluang pasar untuk perdagangan kopi arabika gayo di Cina berpeluang besar. Disamping itu, harga penjualannya juga cukup bagus sehingga Cina bisa menjadi target negara untuk ekspor kopi arabika Gayo.
“Berbicara soal harga, juga tak lepas dari kondisi mutu kopi yang kita jual. Tentunya jika kopi bagus, harga juga otomatis akan bagus. Untuk peluang pasar kopi di Cina, kemungkinan akan cukup besar,” katanya. (c35/serambinews.com)
1. Harga Kopi perlu di naikakn dari 30 rb kg 40 rr kg labu
2. Pemerintah mengawasi pasaran kopi di masyarakat
3. Membentuk kelompok petani Kopi dalam pembibitan dan paska panen
4. Membuka lahan baru yang prodiktif