Oleh: Andrian Kausyar*
Danau Lut Tawar, Danau Lut Tawar,
Ramah dengan lingkungan sekelilingnya,
Di keheningan malam angin meniupi dedahan,
Tak ketinggalan kelkup upuh kerung,
Ketika fajar menyinsing,
Anak gembala suka ria,
Kopi panas Arabica penghangat badan
Manuk cincin pala riang gembira,
Ketika matahari terbentang,
Merdu suara tekukur,
Memanggil empunya,
Ketika matahari terbenam,
Anak gembala berseruling senja.
Angin meniup dedaunan pohon pinus,
Merdu mendayu-dayu,
Anak rantau rindu padamu,
Danau Lut Tawar.
Kami sudah bosan mandi keringat,
Menghisap kepulan asap pencemaran udara
Panas disengat matahari,
Kelihatan keriput dan kerut
Ingin sekujur badan ini,
Diguyur air yang sejuk, Lut Tawar
Ingin menghirup udaramu,
Danau Lut Tawar,
Suara gemuruh membuka pelan pintu gerbang,
Gumpalan embun membasahi bumi,
Dentuman guntur membuka lebar,
Burung bangau terbang melintas,
Bersorak sorai berlari berloncatan,
Ikan Depik menari keluar mencari ,
Celah-celah kehidupan ke tengah,
Danau Lut Tawar
Berlari ketepian isyarat menyambut
Datangnya sekelumit harapan.
* Jakarta, 22 April 2014