Idi Rayuek | Lintas Gayo– Tanpa air hidup diperubahan iklim dari dingin ke panas, tentu akan sangat menyusahkan. Air menjadi kebutuhan vital. Karena air akan menjadi ribut dan memunculkan insiden. Itulah pengalaman di ajang PORA XII, Aceh Timur.
Kontingen Aceh Tengah yang menginap di Darul Aman, Idi Cut, pada hari pertama sempat kewalahan air. Untuk buang hajat saja air susah, apalagi untuk mandi. Panitia tidak mampu memunuhi kebutuhan air.
Mendapat keterangan ini, Kadis Pora Aceh Tengah yang baru dilantik, Amir Hamzah, cepat mengatasi keadan. Dia mengirimkan truk tangki air ke kontingen. Dua petugas stand by. Chairan Fitra dan Alfianda.
Namun lokasi mengambil air untuk kebutuhan atlet, yang disiapkan panitia tidaklah dekat dan harus antri. 8 kilometer dari penginapan ke Kute Binje. Jalan macet dan padat, sesampainya di lokasi pengambilan air juga harus antri.
Namun walau keringat Chairan Fitra dan Alfianda bercucuran, antri, macet, kebutuhan air untuk kontingen Aceh Tengah mampu terpenuhi. Panitia menyediakan hydran besar untuk penampunangan air.
Namun lokasi kamar mandi untuk pria hanya menampung 1.100 liter, sementara wanitia dua kali lipat, sementara kontingen lebih banyak pria. Dampaknya air untuk pria, harus sering diisi dua petugas PDAM Tirtatawar ini.
Walau tidak masuk dalam kontingen, atribut seragam kontingen tidak didapatkan Fitra dan Anda ini, dia tetap ihklas dan berjuang memenuhi kebutuhan air untuk kontingen PORA. Dengan mobil tangkinya, dua petugas ini stand by untuk memenuhi kebutuhan kontingen. (Zan KG)