Blangkejeren | Lintas Gayo– Cerita tentang makhluk halus memang penuh dengan segudang misteri, banyak menyimpan kisah aneh-aneh yang terkadang sulit dicerna akal, logika.
Makhluk halus seperti “Kemang” menjadi kepercayaan masyarakat Gayo Lues dan telah di akui oleh seluruh desa diberbagai Kecamatan yang ada di Gayo Lues. Pada tahun tak enak antara tahun 70-an sering terdengar di sudut kampung Gayo Lues “ ara jema mai kemang” kurang lebih artinya ada orang diculik hantu.
Sosok “kemang” sendiri dipercaya berwujud seperti kelelawar sebesar manusia sedikit agak tinggi, dengan sekali kepakan sayapnya bisa melaju melebihi kecepatan Mobil F-1. Kisah manusia dibawa kemang (Makhluk Halus ) tak asing lagi di masyarakat Gayo Lues.
Seperti dialami, Sulis Apriana,12, warga Kutelintang Kecamatan Blangkejeren yang dikisahkan oleh Ibunya Asnah. Ceritanya bermula, pada tahun 2012 keluarga Sulis Apriana , menjenguk adik iparnya yang melahirkan di RSUD Sangir Kecamatan Dabun Gelang.
Adik iparnya kebetulan warga Uning Tenesok Kecamatan Dabun Gelang, dan pada hari itu juga harus di operasi cessar di RSUD Sangir. Pada malam itu, yang ikut menjenguk, Kakek Sulis, Asnah (ibunya Sulis), Muhidin (Ayah Sulis) serta Ujangnya Sabri.
Ketika itu, Sulis masih duduk di bangku kelas tiga pada Sekolah Dasar Negeri 5 Blangkejeren, anak malang ini diculik makhluk halus dari pangkuan ayahnya Muhidin sekira pukul 22.00 WIB malam ketika semua keluarga tertidur lelap, padahal diketahui jam segitu belum seberapa larut.
Pengakuan Asnah, Rabu (18/2/2015), setelah diketahui Sulis hilang dari pelukan ayah, bergegas Muhidin mencari anaknya yang hilang. Namun, tak seberapa lama kurang lebih dua jam hilang, terdengar suara sayup-sayup tangisan Sulis dari arah rawa-rawa kurang lebih 500 meter dari tempat mereka tidur (kamar rawat inap).
Awalnya, keluarga Sulis masih belum yakin kalau suara tangisan itu datang dari arah alur jurang sebelah kanan. Namun setelah pak Satpam RSUD setempat melapor kepada keluarga korban sekira pukul 00.00 WIB malam itu. “Suara anak siapa yang menangis terdengar dari arah alur bawah sana” kata Asnah (Ibu Sulis), menirukan ucapan Pak Satpam kala itu.
Setelah mendengar laporan dari Satpam, maka keluarga Sulis bergegas mencari suara tangisan ke arah tadi. Muhidin ayah sulis, mendapati anaknya sedang menangis sambil memanggil-manggil ayahnya dalam keadaan pakaian basah kuyup, padahal diketahui malam itu tak ada hujan.
Pengakuan Sulis, ia dalam keadaan tak sadar hanya sayup-sayup mendengar suara orang membaca ayat-ayat suci Alquran. Sesekali diiringi suara panggilan namanya. Dengan berlahan ia mencoba membuka mata. Dan terlihat, ada Kakek, Ayah, Ibu dan Ujang telah memandangi diri Sulis, semua mata yang memandangi Sulis terlihat sembab.
“Alhamdulillah ya Allah, kau sadarkan diri Anakku, Terima kasih ya Allah, “ ratap Ibu Sulis berkali-kali. Muhidin, ayah Sulis mencoba menenangkan isterinya yang terus menerus menangis memeluk Sulis. Sementara Sulis hanya bisa diam dan bingung apa sebenarnya yang terjadi.
Kakek yang sedari tadi duduk disamping dirinya (Sulis), membaca kalam Illahi, dengan senyumnya yang teduh menyuruhku meminum segelas air putih. “ Kamu ditemukan menangis lemah di alur sekitar lokasi Rumah sakit ini, “ujar Sulis menirukan ucapan Kakeknya. Semua orang yang menyaksikan diruangan itu bergidik ngeri mendengarkan kisah ini.
Menurut salah satu ahli supranatural (dukun) Gayo Lues, Syarifuddin aman Yus, membenarkan kalau Sulis Apriana, telah diculik makhluk halus kurang lebih selama dua jam ketika mereka tertidur disalah satu ruang rawat inap RSUD Sangir Gayo Lues. Dikatakan, modus penculikan itu bisa saja karena makhluk tadi suka sama anak perempuan atau hanya mengganggu, ” kalo orang kita bilang nge mai kemang,” ujar Syarifudin.
Tentu saja dengan kejadian itu, keesokan harinya ratusan orang berduyun ke rumah korban ingin tahu cerita misteri ini, bahkan puluhan Tengku, belasan dukun dan ratusan tukang gossip seketika memadati rumah korban yang ingin tahu cerita sebenarnya. Tak heran, cerita ini pun ber-ubah beragam versi, karena ulah tukang gossip.
Sejak kejadian itu hingga sekarang, Sulis, Ibu dan Ayah, rajin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mereka tak lagi meninggalkan Shalat lima waktu. Dan, rajin membuka kitab suci Alquran, walaupun kejadian itu masih membuat keluarga ini trauma pada kesunyian, namun kian menyadari bahwa memang ada dimensi kehidupan lain yang diciptakan Allah SWT disamping kehidupan manusia yang nyata. (Ramli/ JS Peparik/ Insetgalus.Com)