Jakarta | Lintas Gayo – Bulan Ramadan adalah bulan dimana amalan kebaikan kaum muslimin akan dilipat gandakan pahalanya oleh Allah swt, berbagai kegiatanpun dilakukan guna untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Selain puasa yang wajib dilakukan dibulan ini, Qiyamul laili, Tadarrus juga turut menghiasi malam-malamnya bulan Ramadan.
Begitu juga dengan IMAPA Jakarta tidak ketinggalan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan dibulan suci ini berbeda dengan kegiatan yang biasa dilakukan untuk menghiasi bulan Ramadan. Ikatan Mahasiswa dan Pemuda Aceh (IMAPA) – Jakarta mengisi bulan Ramadan dengan mengadakan diskusi Wawasan Kebangsaan “Penguatan Nilai-Nilai Kebangsaan Bagi Pemuda” , Buka Puasa Bersama dan Santunan Anak Yatim. Acara tersebut diadakan pada Selasa, 7 Juli 2015 di Aula Bale Taman Iskandar Muda Pasar Minggu Jakarta Selatan.
Diskusi ini terselenggara atas kerjasama IMAPA Jakarta dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (BAKESBANGPOL) DKI Jakarta, yang menjadi narasumber adalah Azwir Nazar MS.i (Kandidat Doktoral Komunikasi Politik di Hacetepe Uni, Turki) dan Isti Khairiani dari Kasi Kewarganegaraan Kemendagri RI.
Dalam sambutannya, Amizar selaku Ketua Umum PP IMAPA Jakarta sangat berterima kasih atas kerjasamanya dengan Bakesbangpol DKI Jakarta. Ini merupakan kesempatan yang baik untuk memulai hubungan baik dengan semua OKP dibawah bendera Bakesbangpol DKI Jakarta.
Acara yang dibuka oleh Kepala Bidang Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Kesbangpol DKI Jakarta Darwis M. Adji ini berjalan dengan khidmat. Beliau mengungkapkan kita harus peduli terhadap semua OKP yang ada di DKI Jakarta baik itu bersifat Primordial ataupun OKP Nasional.
Pembauran Kebangsaan merupakan salah satu yang menjadi topik diskusi, Pembauran Kebangsaan adalah keadaan saling tenggang rasa oleh individu yang satu dengan individu yang lain, dari keluarga satu dengan keluarga yang lain dan dari suku satu ke suku yang lain yang ada Indonesia. Ini menjadi penting mengingat penduduk Indonesia yang majemuk dan multietnis. Kita harus saling menghormati sesama agar tidak terjadi konflik akibat perbedaan. Ungkap Isti.
Adapun Azwir Nazar lebih banyak berbicara tentang hidup harmonis dalam perbedaan. Belajar dari pengalamannya selama di Turki hidup dengan multietnis dan negara yang berbeda. Dari perempuan mata biru sampai mata hijau saya sudah melihatnya. Itulah indahnya perbedaan. imbuh Azwir sambil tersenyum.
Kita harus belajar dari Turki untuk rasa nasionalisme, semua harus ikut andil dalam mengawal anak bangsa tetap terjaga nasionalismenya. Ada sekitar Seribu Mahasiswa Indonesia di Turki yang menjaga nama baik Indonesia untuk tetap baik dimata masyarakat dunia. Tegas Kandidat Doktor Komunikasi Politik tersebut.
Acara yang dihadiri sekitar oleh 70 Mahasiswa ini ditutup dengan memberikan santunan Anak Yatim dan dilanjutkan dengan Buka Puasa serta sholat magrib bersama. (Rel)