Guntara Yadi “ Cinta Bener Jangan Terputus “

Redelong| Lintas Gayo– Arah pembangunan Bener Meiah harus terukur, berkesinambungan. Jangan lain pemimpin lain yang dikerjakan, apa yang dikerjakan pemimpin sebelumnya ditinggalkan. Dampaknya sangat besar kepada rakyat.

Pembangunan yang tidak berkelanjutan, terputus, bukan hanya menyita tenaga, waktu dan dana, namun manfaatnya untuk rakyat banyak tidak menyentuh langsung. Ada yang tercecer dari sebuah pembangunan, dan itu entah siapa lagi yang akan melanjutkanya.

Demikian pendapat ketua DPRK Bener Meriah, Guntara Yadi, ketika berbincang dengan wartawan, baru baru ini saat orang nomor satu di lembaga terhormat ini ditanya bagaimana Bener ke depan setelah berumur 13 tahun.

Selama ini pembangunan itu tidak berkelanjutan, Saat  pergantian pimpinan, program yang belum dilaksanakan oleh pemimpin sebelumnya tidak dilanjutkan oleh pimpinan yang baru. Artinya terputus ditengah jalan, sebut Guntara.

Akibatnya setiap pemimpin itu membangun Bener Meriah dengan visi dan misinya saja, melupakan perjuangan yang telah lalu. Satu lagi ada kesan seolah-olah orang orang yang lama dijadikan sebagai sainganya dalam membangun.

“Saya melihatnya ini budaya yang salah. Bukan mencerminkan budaya Gayo yang santun dan beradat. Antara pemimpin yang lama dengan pemimpin yang baru tidak ketemu. Tidak terbuka dalam menyikapi pembangun di negeri yang sangat subur ini,” kata ketua DPRK dari PDIP ini.

Bupati yang lama ketika dia tidak lagi bertugas sebagai bupati, seharusnya mengantar tugas bupati yang baru sebagai penggantinya dengan menyerahkan dokumen apa yang sudah dikerjakanya, apa yang sedang berjalan dan apa yang belum terlaksana.

“Jurahan ku tenumpit ni reje, kati ara tali temali ( Serahkan kepangkuan pemimpin yang baru, agar ada rangkaian benang yang harus dibangun untuk Bener Meriah. Selama ini saya melihat pemimpin yang lama tidak menyerahkan visi dan misinya kepada pemimpin yang baru,” sebutnya.

Dampaknya pembangunan itu tidak fokus dan menyita energi. “Kita inginkan di Bener Meriah itu ada satu tatanan pembangunan yang terarah, kontinu dan berkesinambungan. Bukan diganti pemimpin lantas pembangunanya juga berubah,” sebut Guntara Yadi, ketua DPRK Bener Meriah.

“Seharus cerita yang lama tidak lagi dibuka dan dijadikan sebagai jurang pemisah dalam membangun. Dampaknya masyarakat yang merasakanya. Contoh yang paling sederhana, persoalan pembangunan tribun yang dipergunakan untuk pacuan kuda. Sampai saat sekarang ini belum tuntas,” katanya.

Seharusnya bila ada kesinambungan antara pemimpin, persoalan  ini sudah tuntas. Bener Meriah akan memiliki tribun yang refresentatif yang dapat dibanggakan daerah. Namun karena bupati  sebelumnya tidak menyerahkan kepada bupati yang baru dan bupati yang baru juga mengangap itu program bupati sebelumnya, ahirnya tidak seperti yang diharapkan rakyat.

Demikian dengan pembangunan pasar yang sangat dibutuhkan rakyat demi kemajuan negeri ini, karena tidak adanya kesinambungan pembangunan, sampai sekarang belum selesai. Seharusnya bila pasar ini sudah dimanfaatkan, otomatis ekonomi rakyat semakin baik.

“ Menyintai negeri ini jangan terputus. Bila terputus rugi dan menyakitkan. Cintailah negeri ini secara berkesinambungan. Lihatlah Bener ke depan,” sebutnya.

Ke depan, katanya, siapapun yang memimpin Bener Meriah, harus ada kesinambungan pembangunan. Artinya dokumen yang lama tentang pembangunan yang sudah dirintis oleh bupati sebelumnya, untuk kepentingan rakyat banyak harus dilanjutkan.

Sehingga warna pembangunan Bener Meriah semakin gemerlap ke depan. Bener Meriah harus menjadi daerah maju di Aceh karena letaknya yang strategis, faktor alamnya sangat mendukung, bukan hanya segi ekonomi dan parawisata, namun dalam tatanan budaya dan adat istiadat, sebut Guntara. (LG 03)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.