Oleh : Win Ruhdi Bathin
Selamat Jalan Bang H.Iwan Gayo
7 November 1951
28 Desember 2024
Usia 73 Tahun
Berita meninggalnya wartawan senior Iwan Gayo pertama sekali saya ketahui dari grup WA WRB Coffee Shop yang diposting Bas Cibro.
Saya memiliki kenangan tersendiri dengan almarhum bang Iwan Gayo. Beberapa hari paska tsunami , saya bertemu bang Iwan di jembatan Peunayong. Saya sedang mengambil foto ratusan mayat di bawah jembatan.
Beberapa hari saya di Ibu Kota Koetardja mencari keluarga dan famili ditengah puing kehancuran Banda Aceh dan ratusan ribu mayat manusia.
…
Lalu , saya dan bang Iwan ditemani istrinya, Rohani Gayo, sepakat menuju Meulaboh , beberapa hari kemudian ,menggunakan mobil milik bang Iwan double cabin warna merah.
Kami berangkat dari Takengon lewat Celala, Beutong , Nagan Raya hingga Meulaboh. Seorang kakak saya Ahyarfati binti Harun Aman Tadjud hilang hinga kini bersama tsunami.
Kak Yar, begitu kami memanggilnya hilang bersama seorang anaknya. Kakak menjadi bidan disana. Menikah dengan Bang Ruslan Abbas , warga Meulaboh.
Selama beberapa disana, setelah bertemu keluarga kakak saya yang tersisa, kami pulang lewat Beutong.
Kami terjebak di Beutong selama beberapa hari karena jalan longsor. Kami menginap dan dijamu Geucik Beutong yang baik hati. Bersama puluhan orang lainnya.
Semuanya dijamu Sang Geucik, saya lupa namanya. Semoga Allah merahmati sang dermawan Geucik Beutong.
…
Pernah satu kali , saya dan bang Iwan Gayo melakukan sebuah perjalanan ke Bergang. Kami melihat bekas pertambangan emas di jaman Presiden Soeharto.
Ditemani seorang mantan pekerja tambang sebagai pemandu. Sang pemandu menceriterakan tambang itu dikelola asing. Semua kebutuhan penambang diantar lewat helikopter.
Kem penambang berada tak jauh dari sungai Bergang yang mengandung emas. Meski berada di hutan, kem pekerja itu dipenuhi makanan mewah yang dipasok lewat heli dari Bireuen.
Namun setelah kejatuhan rezim Soeharto, penambangan emas di Bergang inipun bubar dan pengusaha asingpun meninggalkan kawasan Bergang.
Kami bermalam di rumah warga setempat. Satu rumah kecil untuk pengembalaan ternak kerbau. Paginya , sang pemilik ternak memerah susu kerbau. Susu tersebut kemudian dimasak sebentar lalu dicampur nasi. Luar biasa nikmatnya.
….
Pekerjaan besar lainnya dari seorang Iwan Gayo adalah ketika beliau mengerahkan 430 orang kepala desa ke Senayan , gedung DPR RI.
Para Kepala Desa ini meminta Provinsi Aceh dimekarkan dengan Provinsi baru , ALA. Aceh Leuser Antara.
Saat gubernur Aceh dipimpin Irwandi Yusuf , Iwan Gayo ditarik ke Banda Aceh. Diberi ruangan khusus di Meuligo Gubernur. Saya beberapa kali bertemu dengan bang Iwan disana.
Namun usulan usulan program.percepatan penbangunan wilayah tengah dan tenggara tak didukung Dpra dan dana, bang Iwan balik ke Jakarta.
…
Bang Iwan menurutku adalah seorang yang visioner. Selalu berpikir dan bekerja secara spesial dimana orang lain sulit atau tak mampu mengerjakannya.
Sebut saja buku pinter yang dibuatnya terjual banyak. Best Seller. Uangpun mengalir ke rekening bang Iwan dari royalti bukunya.
“Terkadang saya tak tahu buku mana yang saya buat laris di pasaran. Lalu uangnya masuk ke rekening saya dari royalti”‘ kata Iwan tersenyum satu ketika.
Buku buku yang dibuat bang Iwan seprti mesin uang baginya.
Buku buku Pinter yang dibuatnya, dilakukan dengan tekun dan teliti dengan memakan waktu yang lama
Karena bang harus ke berbagai perpustakaan, mencatat, kliping koran dwmi hasilkan buku pinter yang terkenal itu.
Ketika Google belum muncul, dan era belum secangih sekarang dengan dunia internet , Iwan Gayo sudah membuat buku pinter yang berisi tentang banyak hal yang dibutuhkan orang banyak.
Guna mendukung cetakan bukunya, bang Iwan membuat penerbitan miliknya sendiri, Upaya Warga Negara.
Buku pinter menjadi seperti.kamus atau ensikopedia yang dibutuhkan dan dicari karena berisi ilmu pengetahuan.
.,.
Di era Presiden Soeharto, bang Iwan menerbitkan booklet 10 Dosa Besar Suharto tahun 1998. Bang Iwanpun dicari dan dikejar rezim kala itu. Jika pulang ke Takenggon, bang Iwan harus sangat hati hati dan senyap. Menghindari pengejaran, bang Iwan mendapat suaka di Amerika.
Sebagai penulis dan wartawan, bang Iwan pernah meraih penghargaan Adinegoro tahun 1981….
Bang Iwan Gayo adalah sosok yang low profile. Hobinya bertualang selain menulis.
Bang Iwan adalah anak Abu Bakar Bintang. Bintang adalah nama sebuah daerah di bagian Timur Danau Luttawar.
Abu Bakar Bintang adalah seorang Nasionalis di Takengon. Sebagai ketua PNI.
Abu Bakar Bintang memiliki 12 orang anak dari dua istri. Syariah dan Bona. Iwan Gayo adalah anak Abu Bakar Bintang dan Bona.
Tahun 1971 Iwan Gayo menjadi Jurnalis di Jakarta, sebagai korektor. Lalu menjadi wartawab di DPR RI tahun 1973. Tahun 1981 mendapat penghargaan Adinegoro. Adinegoro adalah penghargaan tertinggi bagi karya jurnalistik Indonesia.
Bang Iwan Gayo dalam berpakaian sangat khas dan parlente. Suka mengenakan topi dan suspender serta jas.
Terakhir beberapa tahun lalu, bang Iwan Gayo sibuk dengan ekspedisi Van Daalennya. Selama lima bulan, Mai – September 2015. bang Iwan Gayo bersama satu tim melakukan ekspedisi “Mengungkap Kejahatan Genosida Belanda 1904”.
Bang Iwan Gayo menelusuri jejak kesadisan Van Daalen membantai penduduk Gayo. Dan mendata mereka yang selamat dari pembantaian mempertahankan eksistensi dari penjajahan Belanda.
Bang Iwan dan timnya berupaya menyeret Belanda ke Mahkamah Internasional atas kejahatan teresebut.
Saya tidak tahu bagaimana akhir perjuangan beliau di ekspedisi ini karena saya telah berhenti jadi jurnalis yang salah satu alasannya karena rendahnya salari dan tidak mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga.
Terakhir saya ketemu dengan bang Iwan Gayo beberapa tahun silam , selepas Shalat Jum’at di Mesjid Ridwan Tansaril, Takengon. Kami bersalaman dan bang Iwan melanjutkan Shalat sunat.
SELAMAT JALAN BANG IWAN GAYO. KARYAMU AKAN DIKENANG SELALU DAN ABADI.