Proses Pembelajaran Model Teknis Emerging dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Oleh Dr. Darul Aman, M. Pd*

Apa yang dimaksud dengan Emerging? Menurut seorang pakar pendidikan dari Universitas Negeri Padang (Prof. Dr. Firman, 2009) menyebutkan bahwa strategi pembelajaran yang disampaikan oleh guru di dalam kelas bisa saja muncul secara tiba-tiba alias tanpa diduga sebelumnya dengan metode apa materi pelajaran ini disampaikan kepada siswa. Namun bagi seorang guru yang profesional, bukanlah satu hal yang sulit untuk menyajikan bahan pelajaran karena guru telah berpengalaman dalam hal mengajar. Keberlangsungan proses pembelajaran tentu tidak terlepas dari Rencana Pembelajaran atau RPP dalam setiap kali pertemua/ tatap muka antara guru murid atau murid guru. Dalam rencana pelajaran terkadang berbeda antara tiori dengan praktik, dengan kata lain seorang guru harus melihat kondisi real siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Munculnya teknis emerging menjadi salah satu tahapan pembelajaran yang harus difikirkan oleh setiap guru karena berlatar dari kondisi belajar siswa. Misalnya, seorang guru telah memilih strategi atau metode ceramah dalam penyampaian materi keterampilan berbicara bahasa Inggris (speaking skill) akan tetapi karena siswa yang berjumlah lebih dari 40 orang, maka metode berubah dengan cara interviewing. Teknis realia dapat digunakan apabila di siswa tidak pernah melihat obyek di sekeliling lingkungannya (siswa yang tinggal di perkotaan belum pernah melihat secara langsung kehidupan binatang melata di persawahan) maka siswa tersebut di ke kebun binatang untuk melihat secara langsung sehingga mereka tahu hewan-hewan yang dikatakan oleh guru. Demikian juga sebaliknya bahwa siswa yang belajarnya jauh dari perkotaan dimana tidak terdapat kereta api maka si guru menunjukkan gambar hidup/ vedio kereta api yang sedang berjalan sehingga siswa tahu persis kondisi real sebuah kereta api, dll.

Mengapa ini terjadi secara tiba-tiba? Jawabannya adalah perubahan teknis pembelajaran dengan model teknis emerging yang muncul secara dadakan karena menciptakan suasana belajar akan berjalan reaktif (siswa bisa berfikir lebih jauh terhadap keberadaan benda yang nyata/konkrit). Pembelajaran yang dilakukan dengan teknis ini bisanya menciptakan kondisi siswa aktif dalam belajar baik secara tertulis maupun melakukan praktik dengan segala fasilitas yang ada di sekolah.

Berhubungan dengan teknis belajar model emerging ini, terdapat tiga  kelompok yang perlu dibahas secara ringkas, yakni: model analisis tingkah laku; model sistem; dan model komputer. Model analisis tingkah laku dikembangkan berdasarkan hasil analisis waktu dan kegiatanyang dalam pelaksanaan proses pembelajaran untuk menghendaki adanya organisasi sedemikian rupa berdasarkan tingkat kemampuan peserta didik dari sederhana menuju yang kompleks. Sorang guru harus piawai mengetahui kekurangan dan kelebihan setiap individu siswa. Siswa yang pinter diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri dalam berbagai keterampilan yang dimilikinya dengan bimbingan dan pengawasan guru atau para ahli lainnya, sementara siswa yang sedang harus diberikan bimbingan secara berulang-ulang sampai mereka bisa berkembang dengan baik.

Model sistem, model ini sering disebut dengan Program Planning and Budgetting System (PPBS) atau Sistem Perencanaan, Penyusunan, Program dan Penganggaran. Kita ketahui bahwa program perencanaan dalam proses pembelajaran sangatlah penting karena setiap materi pelajaran yang kan disajikan membutuhkan perencanaan yang matang. Bagaimana menyajikan materi, apa langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penyajian, bagaimana memberikan pelayanan kepada siswa dan bagaimana pula menciptakan suasana yang baik dalam ruangan belajar adalah sangat identik dengan perencanaan. Tanpa perencanaan justru proses pembelajaran menjadi lemah karena tidak tahu apa yang akan dilakukan dan sejauh mana hasil yang diperoleh selama pembelajaran, dan apa-apa saja yang belum terlaksana dari penggambaran perencanaan itu sendiri. Selanjutnya, dalam model sistem ini  ada dua langkah yang perlu diperhatikan dalam implementasi pembelajaran, yakni: langkah pertama dalam model ialah mempereinci seperangkat hasil yang diharapkan dari peserta didik, kedua,  mengembangkan alat untuk mengukur hasil yang diharapkan. Keritik terhadap model ini ialah bahwa pendidikan tidaklah sama dengan perusahaan dan pendidikan itu bukanlah bisnis besar tetapi justru mendidik manusia menjadi tahu kemanusiaan.

Terakhir adalah model komputer. Komputer merupakan alat bantu pembelajaran yang memiliki kelebihan tersendiri, komputer merupakan dua perangkat yang saling terkait. (1) perangkat keras dan (2) perangkat lunak. Perangkat memberikan atau menunjukkan output (sebagai gambaran yang telah diperoses dari perangkat lunaknya. Dengan demikian kita mengetahui apa yang telah diperoses terutama yang terkait dengan proses pembelajaran (Adri, 2009). Sementara perangkat lunak adalah berupa program-program yang ada dalam komputer itu sendiri. Program komputer yang dimaksud adalah berhubungan erat dengan program pembelajaran sehingga memudahkan lembaga pendidikan untuk mengakomodir segala jenis kebutuhan sekolah.

Pelatihan yang dilakukan oleh guru terhadap murid adalah dengan cara praktik mengoperasikan komputer secara telaten dan menguasainya secara utuh.  Komputer sangat menjanjikan dalam kemudahan pembelajaran karena di dalam komputer terdapat banyak fasilitas yang bisa membantu siswa ke arah yang lebih baik. Sebagai contoh, siswa yang ingin memperbaiki keterampilan pronunciation bahasa Inggris bisa membuka lahan kamus yang sesuai dengan ucapan-ucapan. Siswa yang ingin memperbanyak penguasaan kosa kata, siswa bisa membuka berbagai macam bentuk kamus yang sekaligus dengan arti baik yang memakai arti bahasa Inggris langsung atau dalam arti bahasa ibu.

Berdasarkan gambaran di atas, maka dalam teknis model emerging, ini diharapkan guru harus bisa menyesuaikan kedaan dengan apa yang akan disajikan dalam ruangan. Guru yang baik adalah guru yang mampu menyesuaikan keadaan dalam proses pembelajaran sehingga terjadi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan siswa agar tercapai tujuan pendidikan yang sepenuhnya. Salah satu tujuan pendidikan adalah mencerdaskan siswa dalam segala lini. Apabila siswa menjadi cerdas maka sudah barang tentu perubahan pola berfikir dalam beraktivitas akan menjadi baik (Darul Aman, 2011).

Referensi:

Adri, 2009. Pelajaran Komputer bagi Siswa Menengah dan Sebagai Media Pendidikan. Program Pascasarjana (Program Doktor Ilmu Pendidikan) Universitas Negeri Padang.

Darul Aman, 2011. Implemntasi Belajar Berdasarkan Masalah. Artikel yang diseminarkan di Kabupaten Batu Sangkar, Sumatera Barat. Tidak dipublikasikan.

Firman, 2009. Tiori dan Praktik dalam Pembelajaran. Program Pascasarjana (Program Doktor Ilmu Pendidikan) Universitas Negeri Padang

—–

*Guru SMAN 1 Takengon dan Dosen Bahasa Inggris STAIN GP Takengon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.