Takengen|Lintas Gayo-Pasca gempa 6,2 SR di Aceh Tengah yang terjadi pada 2 Juli 2013 pukul 14.37 Wib saat ini masih dalam transisi darurat menuju pemulihan. Upaya persiapan rehabilitasi dan rekonstruksi masih dilakukan. BNPB bersama instansi terkait telah menyelesaikan perhitungan kerusakan dan kerugian, serta kebutuhan untuk penanganan pasca gempa bumi.
Total kerusakan dan kerugian akibat gempabumi di Aceh Rp 1,38 trilyun, dimana di Aceh Tengah Rp 1,2 trilyun dan di Bener Meriah Rp 182 milyar. Kerusakan dan kerugian tersebut meliputi 5 sektor yaitu perumahan dan permukiman, infrastruktur, sosial, ekonomi produktif, dan lintas sektor. Sekitar 49% kerusakan dan kerugian tersebut adalah sektor perumahan yaitu mencapai Rp 678,5 milyar. Di Aceh Tengah dampak sektor perumahan mencapai Rp 558,7 milyar sedangkan di Bener Meriah mencapai Rp 119,8 milyar.
Besarnya kerusakan dan kerugian perumahan tersebut sesuai kerusakan rumah yang ada akibat gempa. Total rumah rusak adalah 18.207 unit, dimana 4.292 rusak berat, 4.336 rusak sedang, dan 9.579 rusak ringan. 75 persen dari total kerusakan rumah tersebut terjadi di Aceh Tengah yaitu 14.597 unit rumah, dimana 3.644 rusak berat, 3.535 rusak sedang, dan 7.418 rusak ringan. Sedangkan di Bener Meriah terdapat 3.610 rumah rusak dengan perincian 648 rusak berat, 801 rusak sedang, dan 2.161 rusak ringan.
Kebutuhan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi 5 sektor pasca gempa Aceh diperlukan Rp 882,5 milyar, dimana di Aceh Tengah Rp 754,3 milyar dan di Bener Meriah Rp 128,2 milyar. BNPB bersama K/L menganggarkan kebutuhan tersebut. Aceh Tengah dan Bener Meriah merupakan daerah rawan gempa karena berada pada sesar Aceh. “Kedua kabupaten tersebut tergolong daerah tertinggal karena keterbatasan sumber daya yang ada,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Selasa (6/8/2013).
Ungkapnya lagi, bahwa APBD setiap tahun sebagian besar untuk kebutuhan rutin sehingga penanganan bencana lebih banyak mengharapkan bantuan dari pusat.(rl/wyra)