Takengen | Lintas Gayo : Banyak saluran yang sumbat dan kepengurusan KONI layak direformasi. Demikian keluhan terhadap keolahragaan di Aceh Tengah disampaikan peserta diskusi Kick Gayo edisi ketiga yang diselenggarakan komunitas Love Gayo gagasan Khairul Akhyar dan Khalisuddin baru-baru ini.
Dalam acara di rumah tokoh pemuda Aceh Tengah, Syirajuddin AB, keluhan tersebut cukup beralasan mengingat potensi dan prestasi olahraga Aceh Tengah meningkat dari tahun ke tahun terutama di cabang beladiri, selam, renang, panjat tebing, angkat berat, balap sepeda, dan lainnya.
Di saat akan dilaksanakan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov), barulah KONI Aceh Tengah sibuk melakukan persiapan. “Dan setelah Porprov selesai, semua tertidur kembali. Padahal, justru prestasi di Porprov ditindak lanjuti untuk event-event lain seperti Selekda, Pra PON dan Porwil yang merupakan anak tangga menuju PON,” ungkap Zul, pengurus cabang kempo di Aceh Tengah.
“Urusan olahraga sudah salah kaprah di Aceh Tengah terutama terkait teknis. Banyak pengurus yang tidak faham aturan. Kondisi ini diperparah dengan vakumnya kegiatan induk olahraga, KONI Aceh Tengah. Di KONI, ada bidang Pembinaan Prestasi, Organisasi, Litbang yang semuanya selama ini tidak berfungsi sama sekali,” timpal Edi Kensi.
Ditambahkan, belum sekalipun KONI Aceh Tengah yang terpilih pada 2010 lalu menggelar rapat dengan pengurus cabang yang memilihnya. KONI Aceh Tengah dinilai tidak pernah mengevaluasi dan tidak punya data base. Padahal tiap tahunnya KONI punya anggaran operasional dari Pemkab Aceh Tengah.
“Terkait dana, juga tidak jelas. Siapa kuat dia dapat, layaknya hukum rimba. Harusnya dalam anggaran olahraga, ada tolak ukur yang jelas berupa data prestasi. Selama 15 tahun terakhir, belum ada dana dikucurkan Pemkab Aceh Tengah berupa dana pembinaan yang disalurkan ke pengcab selain dana mengikuti event,” kata Ajani, pengurus IPSI Aceh Tengah.
Sejauh ini, hanya ada event pacuan kuda yang diselenggarakan di Aceh Tengah. Bahkan mulai tahun ini diselenggarakan dua kali setahun yang menyedot anggaran daerah sekitar Rp1 miliar baik untuk pengadaan kuda maupun biaya penyelenggaraan.
Dukungan pers juga menjadi salah satu bagian yang penting dalam memajukan olahraga di Aceh Tengah. Ke depan diharapkan peran pers lebih giat lagi memberitakan keolahragaan di Aceh Tengah seperti halnya di daerah lain.
Peserta diskusi sepakat pihak terkait memikirkan pembangunan sarana olahraga lain seperti bola basket, balap motor, trek sepeda gunung dan lainnya yang justru tanpa sarana pendukung telah menunjukkan prestasi menggembirakan hingga ke level nasional bahkan dunia.
Di akhir diskusi, mayoritas peserta terutama dari kalangan Pengcab dan atlet meminta pihak terkait segera melakukan pembenahan atau reformasi di tubuh KONI Aceh Tengah.
Sumber : www.waspada.co.id