Takengen – Lintas Gayo | Merasa tidak mendapat dukungan dari kampus dalam mengelola anggaran, ratusan mahasiswa STAIN Gajah Putih Takengon berunjuk rasa didepan kampus mereka, Rabu (18/6/2014).
Unjuk rasa yang dipimpin oleh Hasbi Yamin, Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) STAIN Gajah Putih tersebut, terpusat dihalaman parkir komplek kampus yang baru beberapa tahun memperoleh status negeri itu.
“Realita yang terjadi, jauh panggang daripada api, hal ini kami simpulkan karena kegiatan kami tidak mendapat dukungan positif dari pihak kampus,” ujar Hasbi.
Dalam orasinya, Hasbi membacakan keluhan para penggerak organisasi internal kampus, bahwa banyaknya kegiatan yang dikelola kampus, membuat mahasiswa nyaris tidak dapat berorganisasi.
“Belum lagi begitu banyak janji ketua STAIN Gajah Putih kepada para mahasiswa, mengenai keuangan yang harusnya dikelola mahasiswa, namun sudah hampir lima bulan, tidak ada realisasi,” ungkapnya.
Ditambahkan Hasbi, berbagai informasi yang diberikan antar mahasiswa sering diberikan berbeda, kerap pihaknya merasa di adu domba.
“jadi kami menuntut kejelasan pengurus kampus, agar kami dapat menjalankan organisasi dengan normal,” pintanya.
Pada unjuk rasa yang yang dimulai pada pagi hari itu, sejumlah pimpinan serta pengurus dari organisasi kemahasiswaan internal STAIN seperti DEMA, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Unit Kegiatan Khusus (UKK) dari STAIN Gajah Putih itu, memberikan tiga tuntutan.
Adapun tuntutan itu antara lain, pihak STAIN Gajah Putih harus mendukung setiap kegiatan yang diadakan oleh seluruh mahasiswa, baik dukungan moril atau material. Kedua, pihak STAIN memberikan kemandirian dalam pengelolaan kegiatan kemahahasiswaan kepada mahasiswa secara mutlak tanpa campur tangan dari pihak kampus. Sedangkan tuntutan ketiga, meminta setiap kegiatan yang dilakukan oleh pihak kampus, harus sesuai dengan kalender akademik.
Sementara itu, sejumlah pengurus kampus dan dosen STAIN Gajah Putih langsung menyambut kehadiran mahasiswa yang berorasi tersebut. Salah seorang dosen, Hendriyanto Bujangga kepada para pengunjuk rasa mengatakan, pihak kampus tidak dapat memberikan jawaban, karena Ketua STAIN Gajah Putih sedang keluar daerah.
Dilanjutkan Hendri, pemegang nota dinas Ketua STAIN juga mendadak keluar daerah, karena panggilan dinas.“Kami mohon maaf, tidak dapat memutuskan tuntutan para mahasiswa, karena pimpinan tidak ada ditempat, jadi karena memang tuntutan mahasiswa kepada Ketua STAIN, jadi kami tidak dapat memutuskan,” jelasnya.
Tidak hanya berorasi, sebelum meninggalkan lokasi unjukrasa, pengurus organisasi internal kemahasiswaan bersama para mahasiswa melakukan boikot perkuliahan, hingga mereka mendapatkan jawaban dan solusi dari Ketua STAIN Gajah Putih, Dr Zulkarnaen.
Pantauan Lintas Gayo, sejumlah spanduk berisi kalimat tuntutan dibentangkan mahasiswa saat demontasi berlangsung, tidak hanya itu, sejumlah poster berisi kritikan juga mereka tempel didinding kampus. (Tenemata)