Takengen| Lintas Gayo– Kata-kata Halidin, tidak ada yang kuat selain Allah dan kenge imerai gere sangup kam mehne (kalau sudah serius tidak sanggup kalian semua), membuat suasana sidang yang sebelumnya sudah tegang, menjadi benar-benar panas.
Sebelumnya, Zulkarnain, wakil ketua sementara sudah menawarkan agar sidang malam itu ditunda dan dilanjutkan besok, dimana sebelumnya harus diadakan rapat pimpinan untuk menggelar Banmus, guna menampung dua opsi tentang pimpinan DPRK.
Pernyataan Zul, ditanggapi positif. Namun kemudian Sirajuddin menambahkan, agar pimpinan sidang membuat jawaban tertulis tentang mekanisme sidang malam mini. “Bukan sesuka hati diadakan sidang. Saya datang kesini karena ditelpon, saya datang dengan sandal. Baru dalam persidangan jam 21.36 saya menerima undangan,” sebut Sirajuddin sambil mengangkat sandalnya.
Spontan Halidin meminta waktu untuk berbicara. “Kalau saya badan kehormatan, saudara sudah saya suruh keluar. Masak sidang dengan sandal,” sebut Halidin.
“Sudah lima tahun kita bersahabat di DPRK ini. Mari saling menghargai. Tidak ada manusia yang kuat, hanya Allah yang kuat. Ike nge imerai gere sangup kam mehne (Kalau sudah serius/mau, tidak sanggup kalian semuanya)” sebut Halidin.
Spontan ruangan hingar, eeeeehhh hana maksute (eeeh apa maksutnya), muncul suara balasan. Halidin kembali menjawab dengan tantangan, “ Silakan maju ke depan, biar semuanya nonton,” sebut Halidin sambil membuka jasnya.
Disisi sebelah kiri terdengar teriakan dari Hasbullah (Golkar), “Aku lewen, sa berani maju. Mokottu nge kami seber,” sebut Hasbullah sambil maju ke depan dengan mengepalkan kedua tanggannya ke atas.
“Yah hanati nge menuruhen beb (yah kenapa sudah menunjukkan kekuatan). Hana nge ijalu kekuatan. Ke seni lime jema sanggup aku ( kenapa sudah mengadu kekuatan. Kalau sekarang 5 orang sanggup saya), maju ke depan,” sebut Hamdan dari Nasdem sambil membalikkan meja ditempat duduknya.
Kaca meja berpecahan, yang ada diatas meja berhamburan. Aparat keamanan yang berpakaian preman berlari berusaha melerai. Mengaman Hasbullah yang sudah maju ke depan dan mengamankan Halidin yang sudah membuka jasnya.
Anggota dewan lainnya juga berusaha melerai, agar tidak terjadi baku hantam. “ Bubar, bubaaaar. Udah-udah semuanya bubar,” terdengar teriakan Nazar, sambil berlari mengamankan anggota dewan yang sudah ngamuk itu.
Semuanya dipaksa Nazar untuk keluar dari ruang persidangan. “Hentikan sidang ini. Jangan dilanjutkan, nanti ada pertumpahan darah, udah-udah semuanya bubar. Tutup ruang sidang,” sebut Nazar dengan suara keras.
Terlihat juga Sirajuddin mengajak abangnya Zulfikar yang sama-sama anggota dewan. “ Nge bang, tangkoh, enti menuruhen otot wan sidangni, (udah bang keluar, jangan menunjukkan otot dalam sidang ini,” sebut Sirajuddin sambil menarik Fikar.
Sang abang yang ditarik justru senyum. “Sana ini aku gere sesanah. Sahan menuruhen beb. (Apa ini, saya tidak apa-apa. Siapa yang menunjukkan kekuatan?.” Balas Fikar sambil meninggalkan ruangan.
Sidang dengan undangan yang disampaikan Muchsin Hasan dengan agenda lanjutan rapat musyawarah penjadwalan rapat paripurna pengumuman dan penetapan pimpinan defenitif DRPK Aceh Tengah dari partai pemenang pemilu itu ahirnya dibubarkan (PP nomor 16).
Sebelumnya di lembaga ini dalam sidang paripurna sudah ditetapkan pimpinan DPRK versi UUPA nomor 11. Dua opsi yang berbeda itu menimbulkan perpecahan dan ketangan di lembaga terhormat itu. Bersambung (Iqoni RS/ Red LG)
hana sikerohi gere ara attie oya boh mokot proses pelayanaan masyarakat pelin oya,,,ike kam keroh ulak kumah enge tetah man me,,,,ike masrakat ni kunemi we ike kampeh gere akur urum sebediri….daleh naek keroh….boh/////bebuet renye jeroh ibangun kabupatena kune kati jeroh dan bermartabat……salam
Tarlo mingu dih kam pelolo i belang o kati kami tonton sahan ke si beb, kami nantin undangen ne seseger hiburen he he he