Membuat Kopi Bukan Hanya Cara, Tapi Juga Seni

Info Lintas Gayo : Begitulah sebuah ungkapan yang tertulis di dinding sebuah sekolah atau kursus barista di bilangan Senayan Trade Center. Barista,  peramu dan penyaji kopi yang popular di dunia. Seperti cappuccino, latte, mocha  dan lain-lain.

Benarkah?

Ternyata benar. Alasannya begini.Selama tiga hari menjadi peserta kursus barista, saya seolah memasuki sebuah dunia yang khusus. Dunia tersendiri dengan lingkungan alat dan mesin serta orang orang yang berbeda.

Untuk sebuah mesin espresso saja, patokan harganya terbilang sangat wah untuk ukuran saya yang berasal dari pegunungan di Aceh, Gayo. Puluhan juta hingga ratusan juta.

Demikian juga dengan peserta kursus yang berasal dari berbagai tempat di Indonesia dan belahan dunia berbeda.

Fiola misalnya, bule perempuan berbadang jangkung dari German yang ikut kursus. Beberapa peserta kursus lainnya adalah WNI keturunan China yang bermukin di Australia.

“Kursus disini mengajarkan anda bagaimana membuat dasar penyajian kopi secara benar”, kata Franky Angkawijaya, pemilik kursus.

Aku jadi berpikir mundur ke belakang tentang bagaimana menyajikan kopi secara tradisional di kampungku di Gayo. Dimana bubuk  kopi diseduh air panas yang sudah mendidih dan diberi gula.Selesai. Kopi tinggal dinikmati saja. Baik untuk kopi pagi,siang dan sore bahkan malam hari. Selalu dengan cara yang sama.

Hal itu ternyata sangat berbeda dengan meracik kopi berstandar dunia. Kopi biji yang sudah disangrai (diroaster) dengan warna coklat, bukan hitam. Ditumbuk dengan grinder. Menggunakan mesin grinder, diperlukan keahlian lain agar didapat rasa kopi yang ideal.

Salah menggunakan grinder (mesin penghancur biji kopi yang sudah disangrai )yang memiliki berbagai ukuran, akan berpengaruh langsung pada rasa kopi. Mengembalikan rasa dan kualitas kopi yang baik dengan grinder, harus dilakukan kalibrasi alat grinder untuk dapatkan bubuk kopi ideal.

Benar-benar membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian. Belum lagi menggunakan mesin dan alat yang berpungsi memeras bubuk kopi dengan tekanan tertentu menggunakan skala ukuran Barr.

Mesin pembuat espresso, juga berbagai merek dengan fitur –fitur yang canggih dengan kekuatan listrik ribuan watt.

Espresso atau air kopi yang dihasilkan dari mesin espresso setelah melalui proses penekanan menggunakan alat dengan ukuran bar, bisa langsung disajikan. Ini disebut black coffee.

Jika membuat dua jenis kopi lainnya, seperti cappuccino dan latte, ditambahkan susu segar dengan proses pengolahan susu tersendiri.

Susu segar sebelum dicampur espresso untuk dijadikan kopi cappuccino atau late, dibutuhkan keahlian tersendiri lagi.

Caranya, susu segar dipanaskan dulu dengan alat khusus yang disebut steam dengan semburan air panas dari nozzle kecil pada steam yang merupakan satu kesatuan di mesin kopi espresso.

Semburan air panas`dri nozzle steam akan membuat susu menghasilkan busa (foam), tapi bukan gelembung udara .

Nah, proses penuangan susu cair dan foam akan menghasilkan dua jenis kopi berbeda, Latte dan cappuccino.

Jika dikampungku minum kopi tanpa gula , bukan ngopi namanya. Tapi kebanyakan peminum kopi di berbagai Kota besar, tidak lagi memakai gula dari kopi yang diminumnya.

Nah kembali lagi kepada penyajian kopi dengan alat modern yang menghasilkan kopi dengan rasa berbeda, ternyata sumber kopi biji yang disajikan berasal dari berbagai belahan dunia.

Franky misalnya, mendatangkan kopi yang sudah disangrai dari luar negeri demi menjaga rasa kopi tetap stabil saat disajikan.

Sementara kopi Gayo jenis arabika dan robusta , menurut pengelola Qertoev Coffee di Jakarta , sudah dipasarkan di berbagai café di Jakarta hasil penyangraian (roaster) sendiri.

Setelah mempelajari semua jenis tehnik menyajikan kopi dengan paduan susu dan juga coklat serta es, diperoleh sebuah kesimpulan bahwa menyajikan kopi bukan hanya soal rasa. Tapi juga tehnis dan juga seni.

Barista professional, akan mampu menyajikan kopi dengan espresso dengan krema berwarna keemasan, dengan waktu yang tepat serta diakhiri dengan melukis diatas foam atau busa susu pada kopi latte, dengan tehnis penuangan susu atau menggunakan sebuah alat, apa saja membentuk gambar-gambar yang bernilai seni pada kopi latte.

Bagian ini disebut Late art…..(Jakarta, Februari 2011. Win ruhdi Bathin)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments

  1. TIPS UNTUK YG MEMAKAI MESIN LOW-END :
    usahakan jangan froating fresh milk bersamaan dengan extraction, lakukan froathing freshmilk setelah extraction selesai. tapi ada resiko yg harus di bayar mahal,espresso jadi agak dingin dan creema nya agak memudar.
    mudah2n bermanfaat.
    viva barista !

  2. kalo untuk froat freshmilk,tekanan yg keluar dari nozzle sangat penting (biasa nya tergantung dari mesin kopi )ada yg stabil ada yg yang tidak. biasa nya mesin yg low-end tekanan uap yg keluar dari nozzle steam tidak stabil kalo dilakukan bersamaan dengan extraction kopi.
    selebih nya seperti biasa di tentukan oleh tangan barista menemukan posisi nozzlle steam yang pas.

  3. bikin latte art bagi yg awam pasti sulit,perlu latihan lumayan lama, latte art tergantung dari foam susu yg dihasilkan pada saat ‘froating’ (steam) fresh milk,kalo hasil nya bagus (micro bubble,tidak bergelembung,foam nya halus dan tidak pecah karena kepanasan )pasti gambang di bikin latte art. selebih nya tangan dari barista yang mementukan.

  4. ndaru….membuat foam susu menurut pengalaman saya sangat ditentukan juga penggunaan alat stim susu. hanya sepertiga alat stim susu yang masuk kedalam susu dengan bunyi semprotan dari nozzle berdesis nyaring. Kalau tidak biasanya hanya bubble atau balon yang muncul.KRUPS 5240, jika dirupiahkan hampir Rp.25 juta ya Pak..

  5. saya baru beli mesin kopi merk KRUPS 5240, tapi saya selalu gagal membuat busa susu (foam), sy gunakan susu GREENFIELD (pasteurisasi), apa yang salah ? atau ada tips khusus ? salam kenal,thanks ya..

    1. Membuat foam sangat ditentaukan dengan susu yang diagunakan. Idealnya adalah susu segar. Namun pilihan susu segar di Swalayan ternyata saangat mempengaruhi foam. Kebanyakan susu yang dijual dalam kemasan di swalayan, teryata tidak menghasilkan foam yang baik meski suhu dan nozzle dari steam sudah ideal.

        1. susu segar dapat dilihat dari umur, bentuk warna dan baunya.
          umur, sejak kapan dia di perah
          bentuk, kesan terlihat dimata
          warna, susu pasti perwarna putih, selain itu dapat dipertanyakan
          bau, susu berbau seperti susu pastinya, jika sudah menganggu, itu sudah tidak dikatakan segar

          …sekilas info XD