Pemimpin Dimata Tgk Mude Kala

Oleh : Novarizqa Saifoeddin*

Jika tak ada aral melintang, beberapa daerah di Aceh termasuk Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues akan diselenggarakan Pemilihan Umum Kepala Daerah. Bagi rakyat pemilih, ajang ini merupakan momentum untuk memilih seseorang yang diharapkan mampu membawa perubahan kearah yang lebih baik untuk daerah dan masyarakatnya, sementara bagi sang calon  ajang inilah yang menentukan nasibnya. Menang atau belum menang.

Banyak yang berkeinginan menjadi pemimpin. Banyak yang sudah memimpin masih berupaya untuk bisa memperpanjang masa kepemimpinannya. Adakah sesuatu yang menyenangkan dan menguntungkan menjadi seorang pemimpin..? entahlah.

Setiap dari kita tentu punya persepsi, demikian juga penyaer.

Abdurrahim Daudy, seorang ulama, guru dan juga penyaer di jamannya yang di dalam kesehariannya lebih populer dengan nama Tgk. Mudekala, bertutur dalam syaer “Kalam Peringeten” mengenai tujuh hal yang harus dirasakan oleh seorang pemimpin.  Kemampuan  seorang pemimpin dalam me-manage  ‘gelumang pitu’ akan menentukan layak tidaknya disebut Pemimpin.

Gelumang tujuh ini kusederen.
Kin inget – ingeten gelumang pitu.
Sara pepatah ini ku perin,
Kuatas pemimpin baring sahan tengku
Gelumang pitu turah i rasa, ku atan ni jema si mujadi ulu.

Yang pertama rugi belenye.
Nan pe yang kedue beden payah demu.
Yang ketige kona pitenah
Ke empat mutamah buet diri padu
Yang kelime we kona caci
Ke enam we menjadi ber ate karu
Yang ke tujuh i deye setan
Depet miyen we kona ganggu.

Yang pertama rugi finansial, artinya seorang pemimpin itu harus rela berkorban materi.

Kedua letih, lelah. Ketiga mendapat fitnah. Keempat,  urusan pribadinya terabaikan sebab seorang pemimpin harus mendahulukan kepentingan yang dipimpinnya. Kelima, menerima caci maki. Ke enam, sering dihampiri rasa galau dan bimbang dan yang ketujuh senantiasa di goda setan untuk menyalahgunakan kepemimpinannya.

Si pitu perkara turah i rasa
Oya le makna gelumang pitu
Si pitu perkara ke lepas ilewen
Selamat berjelen mungayuh perahu

Tgk. Mudekala menyebut tujuh hal diatas dengan Gelumang Pitu dan jika seorang pemimpin mampu mengatasi ketujuh hal tersebut maka selamatlah kepemimpinan seseorang.

Ke bareng sana ara perpakatan
We i bubun kin kepala ulu
Semisel jema menjadi Reje
Turah  i cube gelumang pitu
Menjadi reje olok di sakit
Merasai pahit lagu empedu
Mikiri rakyat wan kampong
Kune kati beruntung kune kati maju

Menjadi pemimpin tidak mudah, ia harus memikirkan kesejahteraan dan kemajuan rakyat yang dipimpinnya.

Konot ni cerak singket ni peri
Ike mujadi kin kepala ulu
Ke baring sahan jema manusie
Turah i cube gelumang pitu
Ike gere beta nguk i perinen
Gere jadi ilen kin kepala ulu

Siapapun yang menjadi pemimpin, harus merasakan ‘gelumang pitu’ dan harus mampu mengatasinya,  bila tidak, ia belumlah pantas disebut pemimpin.

Apakah pemimpin dimasa kini masih merasakan hal yang sama atau relevankah syaer yang ditulis sebelum kemerdekaan Indonesia ini bagi seorang pemimpin dimasa kini…? Wallahualam.

Takengon, 12 April 2011


*Pmerhati Seni Budaya Gayo, berdomisili di Takengen

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments

  1. aku tengah meneliti buku tafsir gayo mudah-mudahan tir selese, buku ini ku anggap penting kati nguk ibetih sahan urang gayo si mayo jaringan ulama Timur Tengah.

  2. Ara buku a nge ku transliterasi kutulisen latin cumen sinerbitne gere ilen demu. Tamahe Ibrahim Daudy Penafsir modern. Riwayate nge ara wan buku ensiklopedi Ulama Aceh terbiten IAIN Banda Aceh

  3. Tgk. Mudekala pernah menulis syaer yang kemudian diterbitkan di Mesir. Judulnya Tafsir Gayo, adakah yang memilikinya..?
    Mhn sharing….

    @Love Gayo : Bangkitkan kembali ‘kejayaan’ gayo masa lalu dengan menampilkan tulisan tulisan para tokoh syaer, teater, pepongoten dll. Trims


Deprecated: str_replace(): Passing null to parameter #3 ($subject) of type array|string is deprecated in /home/wxiegknl/public_html/wp-content/plugins/newkarma-core/lib/relatedpost.php on line 627