Banda Aceh | Lintas Gayo- Suksesnya penyelenggaraan pemilihan umum tahun 2014 tidak dapat terlepas dari peran serta pemilih muda, terutama civitas akademika.
“Mahasiswa adalah garda terdepan suksesnya pemilu,” tandas Anggota KPU RI, Ferry Kurnia Rizkiyansyah dalam acara “KPU Goes to Campus” di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh, Rabu (20/11).
Seperti yang diberitakan KPU, “KPU Go to Campus” adalah salah satu strategi KPU dalam melakukan upaya sosialisasi masif dengan sasaran kalangan mahasiswa dan cendekiawan kampus. Dengan strategi itu, KPU berharap dapat “merangkul” kalangan kampus yang menurut data sementara merupakan 30 persen pemilih dari total pemilih nasional.
Sebagai garda terdepan yang akan menentukan nasib bangsa, kata Ferry, mahasiswa memiliki kewajiban menjadi agen sosialisasi, minimal di dalam lingkup keluarganya masing-masing. Dengan kecenderungan menurunnya tingkat partisipasi masyarakat pada beberapa pemilu terakhir, tanpa peran mahasiswa sebagai pemilih muda, target KPU sebesar 75 persen menjadi hal yang sangat sulit untuk diwujudkan.
Tingkat partisipasi pemilih di Indonesia menurun sejak reformasi tahun 1999. KPU mencatat, tahun 1999 tingkat partisipasi mencapai 93 persen, kemudian pada Pemilu tahun 2004 turun menjadi 84 persen, lalu turun lagi pada Pemilu tahun 2009 menjadi “hanya” 71 persen.
Ferry menginginkan Aceh menjadi daerah yang tingkat partisipasi pemilihnya lebih besar di banding dengan provinsi lain. Ia menghimbau Aceh harus dapat menjadi contoh bagi daerah lain.
“KPU menargetkan tingkat partisipasi secara nasional pada Pemilu 2014 mendatang sebesar 75 persen, dan Aceh harus bisa mencapai 80 persen,” ujar Ferry di hadapan mahasiswa Ar Raniry.
Selain Ferry, hadir juga sebagai narasumber Syamsul Rizal dan Prof. Hamid Sarong. Keduanya dari UIN Ar-Raniry, serta moderator Baharuddin.
Wakil Dekan UIN Ar-Raniry Bidang Kemahasiswaan, Sofian, mengatakan, sikap golongan putih (golput) adalah tidak tepat, apalagi mayoritas masyarakat Aaceh adalah muslim.
“Pemilu adalah sesuatu yang wajib untuk menentukan nasib bangsa setiap lima tahun sekali,” ungkap Sofyan.
Ketua KIP Aceh, Ridwan Hadi, mengatakan, kualitas pemilu sangat ditentukan oleh kualitas pemilih. “Ini untuk menjaga kualitas Pemilu 2014 mendatang,” ungkapnya.
Terselenggaranya KPU Goes to Campus ini, kata Ridwan, bertujuan mengajak mahasiswa agar bisa menyampaikan kepada keluarga, kerabat dan rekan-rekannya agar menggunakan hak pilihnya pada 9 April 2014 mendatang dan menyerukan agar mahasiswa serta masyarakat yang sudah mendapatkan hak pilihnya tidak golput.
Sementara Syamsul Rizal menekankan, golput tidak akan menguntungkan bagi demokrasi di Indonesia. “Golput tidak menguntungkan bagi demokrasi Indonesia, dan jika kita melihat data kualitas pemilih pemula, tentu saja partai politik sangat berhasrat untuk merebut hati para pemilih muda, sehingga mengakibatkan rasa apatis dalam dinamika berdemokrasi, tegas Dosen Filsafat Islam yang juga dekan Fakultas Usluhuddin Ar Ranirry itu. (KPU/LG)