Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*
“Ego dan ingin menang sendiri itulah cermin Partai Islam saat sekarang ini”
Lima partai politik Islam yaitu PKS, PPP, PAN, PKB dan PBB jika digabungkan maka akan meraup suara sebesar31,38% dalam pemilu 9 April lalu dan jika berkoalisi maka akan menjadi kekuatan besar dalam pertarungan pemilihan capres-cawapres tahun ini dan menjadi wadah dalam menyatukan suara umat.
Menurut hasil survey. Mayoritas masyarakat menilai koalisi parpol Islam akan mampu bersaing dalam pemilu 2014. Hal ini didasarkan pada hasil survey Political Communication Institute (Polcomm Institute) yang diriilis di Jakarta, Minggu 23/2/14,Suara Islam.
Harapan umat ialah bersatunya parpol Islam dan membawa capres-cawapres sendiri dari parpol Islam tanpa berkoalisi dengan partai nasional, namun harapan itu sulit terwujud karena para elit partai Islam lebih mementingkan kedudukan, jabatan daripada mementingkan umat. Mereka hanya membawa slogan-slogan Islam tapi jauh dari prinsip partai itu sendiri. seperti yang dikatakan pengamat politik bahwa dalam tubuh partai Islam “ego para petinggi partai Islam terlalu tinggi dan hanya ingin menjadi nomor satu tidak mau menjadi nomor dua”.
Dilansir dari Suara Islam, Habib Rizieq Syihab (Imam Besar FPI) mengatakan “partai Islam saat ini masih nafsi-nafsi dan masih jalan sendiri-sendiri karena mungkin merasa paling benar dan paling suci. Alih-alih dijadikan satu partai Islam, untuk membentuk fraksi Islam saja di DPR-Ri setengah mati. Apalagi terhadap ormas Islam, sering tidak menghargai, beliau juga mengatakan bahwa partai sekuler sedang habis-habisan melakukan pembusukan terhadap partai Islam.Sementara sesama partai Islam justru sedang asyik saling menjatuhkan dan partai Islam sendiri sering bersikap angkuh sehingga silaturahim dengan Ormas Islampun jarang dilakukan.
Bisa atau tidak bisanya parpol Islam berkoalisi itu tergantung dari para elit atau dari para petinggi partai Islam itu sendiri dalam menentukan arah partai mereka, apakah mereka mau berkoalisi dengan membentuk satu kekuatan sehingga bisa memajukan capres-cawapres dari parpol Islam atau mau masih saja seperti anak buah dengan berkoalisi dengan partai nasional dengan kata lain menjilat-jilat partai pemenang dengan harapan mendapatkan jatah di kursi kementrian.
Kalau kita lihat data dari pemilu 1995 sampai 2009 perolehan suara partai Islam sungguh menjanjikan bahkan bisa saja menaikkan orang nomor satu di Indonesia ini dari parpol Islam pada tahun 2004 karena perolehan suara parpol Islam begitu tinggi yaitu mencapai 37,56%.
Berikut hasil suara Parpol Islam:
Pada pemilu 1955, gabungan suara partai Islam sebesar 43,5% yaitu dari Masjumi 20,92%, Partai Nahdlatul Ulama (NU) 18,41%, Partai Syarikat Islam Indonesia (PSSI) 2,89% dan Partai Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) 1,28%.
Pada 1999, partai Islam mengumpulkan suara 33,74% terdiri dari PKB (12,61%), PPP (10,71%), PAN (7,12%), PBB (1,94%) dan PK (1,36%).
Pada 2004, gabungan partai Islam naik menjadi 37,56% berasal dari PKB (10,57%), PPP (8,15%), PKS (7,34%), PAN (6,44%), PBB (2,662%) dan PBR (2,44%).
Pada 2009, perolehan suara partai-partai Islam menurun drastis menjadi 25,94% yaitu: PKS (7,88%), PAN (6,01%), PPP (5,32%), PKB (4,94%) dan PBB (1,79%).
*Penulis: Kompasianer, Kolumnis LintasGayo.com dan Remaja Masjid Kota Banda Aceh.