Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*
Anggota Dewan adalah pemimpin, jika anda menjadi pemimpin yang adil maka anda adalah orang yang akan dicintai oleh Allah serta do’a kalian akan dikabulkan oleh Allah tapi jika anda menjadi pemimpin yang pengkhianat maka anda adalah orang munafik serta teman setan.
Akhir-akhir ini begitu banyak para pejabat tersandung korupsi, suap dan masih banyak kasus-kasus lain yang tidak layak dikerjakan oleh para pejabat. Janji-janji manis yang di kuar-kuarkan saat kampanye pun di khianati inilah fenomena pemimpin bangsa saat ini. Mereka hanya memikirkan kepuasan mereka sendiri tanpa memikirkan rakyat penuh dengan penderitaan, mereka mengambil uang haram sehingga bangsa ini jauh dari keberkahan sehingga bangsa ini penuh dengan permasalahan yang tak pernah kunjung usai.
Sebentar lagi, kita akan memilih orang-orang pilihan yang akan menjadi pemimpin serta akan kita bawa ke kantor Legeslatif yang akan mengurusi masalah undang-undang yang pro terhadap rakyat dan memperjuangkan aspirasi rakyat menuju kesejahteraan namun lembaga yang satu ini salah kaprah dalam mengerjakan tugasnya, yang mana seharusnya mensejahterakan rakyat tapi kenyataanya hanya membuat rakyat sengsara dengan berbagai kasus korupsi terbesar dilembaga ini padahal mereka adalah orang-orang pilihan serta memiliki titel yang tinggi namun moralnya rusak.
Oleh karena itu kita sebagai rakyat harus memilih dan memilah siapa yang layak menjadi pemimpin kita, dia tidak perlu orang pintar yang mempunyai titel tinggi yang diperlukan hanyalah pemimpin yang beriman, amanah yang menepati janji-janjinya serta bertanggung jawab terhadap tugasnya.
Sebagaimana juga versi Abraham Samad Ketua KPK orang yang memburu para pejabat yang terlibat korupsi ini mengatakan bahwa menjadi pemimpin itu tak perlu pintar yang penting bersih, sederhana dan berani. kalau Indonesia mau bersih, pemimpinya harus bersih dulu enggak perlu pinter lah, tiga itu saja cukup ujar Abarahm Senin (23/12).
Janganlah sampai kita memilih pemimpin yang bodoh yang tidak tahu apa-apa, kita lihat jejak rekam kehidupan sebelumnya apakah dia pro-rakyat atau hanya orang yang suka memberikan janji manis tapi pengkhianat serta orang yang suka pencitraan dengan memperlihat kinerjanya berprestasi namun itu hanyalah bohong belaka.
Caleg, Tepati Janji Anda
Baliho-baliho di pinggir jalan serta di iklan melalui Koran maupun media online terus menggeliat dengan nada-nada menuju perubahan, melanjutkan perjuangan, pilihan rakyat, berkorban untuk rakyat, mensejahterakan rakyat dan masih banyak lagi dengan nada-nada aduhai membuat kita terkesima dengan janji-janji para caleg tersebut. Namun manusia dengan gampangnya memberikan janji dan begitu mudahnya melupakan janji yang pernah mereka ucapkan saat kampanye. Begitu beratnya janji itu jika diucapkan oleh lisan, rakyat akan mengingatnya sampai kapanpun dan akan menagih janji kalian walaupun anda telah menjadi mayat.
Begitu beratnnya janji itu dan harus ditepati jika sudah berjanji, Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim MA mengatakan bahwa umat Islam jangan bermain-main dengan janji, karena janji itu merupakan tanggung jawab yang wajib ditepati. Jika tak yakin mampu menunaikan janji sebaiknya janganlah berjanji. Ini perlu dicamkan oleh calon-calon wakil rakyat yang akan bertarung dalam pileg, demikian juga yang akan ikut pilpres ataupun pilkada dalam khutbah jum’at (27/12) di Masjid Al-A’la Desa Cot Madjid, kecamtan Luengbata, Banda Aceh. (Serambi,28 Desember 2013).
Menepati janji adalah ciri orang beriman sebagaimana firman Allah swt: (“Telah beruntunglah orang-orang beriman yaitu orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya”).
Sedangkan orang yang mengingkari janji adalah perbuatan setan, Allah berfirman yang berbunyi (“Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain tipuan belaka”).
Tanda Hari Kiamat, Orang Bodoh Jadi Pemimpin
Di dalam Kitab AL-WAFI karangan Dr. Musthafa Dieb Al-Bugha Muhyidin Mistu menyebutkan Nabi Muhammad saw menjelaskan sebagian tanda-tanda hari kiamat itu antara lain: Kehidupan yang jungkar balik, banyak orang bodoh menjadi pemimpin, pemberian wewenang kepada orang yang tidak mempunyai kemampuan, harta melimpah, manusia banyak yang berlaku sombong dan berfoya-foya, bahkan mereka berlomba dan saling meninggikan bangunan dengan penuh kebanggaan, mereka berlaku congkak pada orang lain, bahkan mereka seakan ingin menguasainya.
Akhir dari tulisan ini, semoga para calon legeslatif jika sudah terpilih nanti memenuhi apa yang telah mereka ucapkan untuk mensejahterakan rakyat, kalau tidak bisa menepati janji lebih baik mengurungkan niatnya untuk memberikan janji manis karena janji itu bukanlah untuk dipermainkan tapi dipertanggung jawabkan dihadapan manusia dan di hari Akhir kelak dihadapan Allah swt.
*Penulis: Kompasianer dan Kolumnis LintasGayo.com