Oleh Winni Raudan *
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
Perlu diketahui bahwa globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah, Globalisasi pada dasarnya suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang pada akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia (Edison A.jamil dkk :2005 ) .
Dalam menyikapi derasnya arus globalisasi, ada dampak positif dan negatif yang akan dirasakan oleh suatu bangsa dalam segala bidang tentunya, minsalnya jika dilihat dari aspek ekonomi, terbukanya pasar internasional yang menjadi penunjang ekonomi suatu negara, dari aspek iptek juga bisa kita lihat bagaimana pengaruh globalisai, menjadikan dunia seakan-akan sangat kecil, karena dengan teknologi semuanya dapat kita akses dengan cepat .
Gaung globalisasi, yang sudah mulai terasa sejak akhir abad ke-20, telah membuat masyarakat dunia, termasuk bangsa Indonesia harus bersiap-siap menerima kenyataan masuknya pengaruh luar terhadap seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah satu aspek yang terpengaruh adalah kebudayaan, kita sadari atau tidak jika tidak hati-hati dalam menerima pengaruh yang masuk, tentu akan melenyapkan eksistensi budaya kita sendiri .
Bila kita analogikan Arus globalisasi sekarang ini sebagai sebuah keran air, dimana bila air keran kita buka tentu air akan masuk kedalam bak penampungan, perlu kita tahu dalam air yang keluar dari keran, akan terbawa kotoran-kotoran, nah kotoran inilah kita ibaratkan pengaruh negatif, maka diperlukan yang namanya Filterisasi (penyaringan) terhadap apa yang telah dibawa oleh yang namanya globalisasi, indikator yang dapat kita uraikan bahwa globalisasi sudah mempengaruhi budaya suatu bangsa yakni memudarnya jati diri, identitas serta nilai-nilai kearifan lokal suatu bangsa, ini dapat kita lihat bagaimana kondisi generasi muda sekarang ini.
Bagaimana mengantisipasi globalisasi ?
Pada dasarnya globalisasi bukanlah suatu hal yang perlu ditentang dan ditolak, melainkan bagaimana memilah dan memfilterisasi diri sebagaimana uraian diatas, secara umum ada beberapa hal yang bisa diambil sebagai langkah unutk menjaga jati diri dan eksistensi budaya bangsa, seperti menanamkan nilai-nilai pancasila dan semangat nasionalisme dalam diri generasi muda yang dimulai sejak usia dini, menanamkan pemahaman agama dalam keluarga, menjaga kebiasaan dan budaya ketimuran, dari pihak pemerintah juga perlu bertindak dalam hal ini minsalnya menata dan menghidupkan kembali tatanan budaya, mejaga dan memelihara kesenian daerah dengan memberi apresiasi yang lebih.
Sebagai generasi muda, kita perlu menyadari bahwa tidak selamanya dan tidak semua yang bersal dari luar itu baik, tetapi malah sebaliknya seiring derasnya arus globalisasi. Seiring itu pula jati diri serta budaya bangsa kita terus terkikis, jika kita sadar akan hal ini maka mulai saat ini mulai lah menanamkan nilai-nilai yang telah diuraikan diatas, agar eksistensi budaya bangsa tetap terjaga.
Mahasiswa Universitas Malikussaleh Lhokseumawe Jurusan Teknik Informatika*