Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*
Jadwal pemilihan umum semakin dekat untuk memilih orang-orang pilihan yang akan dibawa ke gedung parlemen, kita menyebutnya dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang akan membawa aspirasi rakyat ke tingkat kabupaten, provinsi maupun pusat. Mereka adalah orang-orang pilihan yang katanya peduli terhadap kondisi rakyat yang masih dibelenggu dengan kemiskinan dan ketidak adilan. Masa kampanye, mereka berucap dari bibir manis serta dari bibir yang berlipstik merah dengan memberikan janji serta harapan kepada rakyat. Juru kampanye memberikan janji-janji yang mungkin sedikit masuk akal sampai kepada janji-janji tingkat khayalan tingkat tinggi untuk menyentuh hati rakyat agar bisa dipilih.
Namun, apakah janji itu bisa di jalankan ketika sudah mendapat kekuasaan. Karena harta dan tahta itu membuat seseorang bisa terjerumus ke lembah nista. Dan para tengku-tengku atau ustad-ustad kita telah memberikan wejangan serta nasehat-nasehat dalam dakwahnya khususnya buat para caleg yang akan bertarung agar jangan sembarangan memberikan janji dan betapa bahanya jika tidak memenuhi janji itu.
Mengejar suatu jabatan terkadang dengan jalan apapun bisa dilakukan, salah satunya dengan janji manis dengan berbagai macam janji-janji dilontarkan kepada rakyat. Jika niat itu hanyalah untuk mengejar jabatan maka janji itu dilupakan dan rakyat kembali menjadi korban.
Saya mengutip perkataan KH. Imam Zarkasyi (Perintis Pondok Modern Gontor Ponorogo), beliau mengatakan bahwa “banyak orang berkhianat kepada kawan dan masyarakat karena mengejar sesuatu.”
Jika niat kita dalam berkarya hanya sekedar untuk mendapatkan uang maka kita akan lupa dengan semua etika dan aturan.
Jika demi mengejar kebutuhan, maka keserakahan akan mudah menguasai kita sehingga kita dengan mudah mengkhianati teman atau membohongi masyarakat.
Petuah orang jawa berpesan, “Melik nggendong lali” artinya: keinginan yang kuat (iri) akan selalu membuat orang lupa diri.
Hal yang pertama ditekankan adalah masalah niat, jika hanya ingin mengejar harta dan tahta maka janji itu akan dilupakan dan telah berkhianat kepada rakyat dan jika niat itu tulus dalam hati sanubari untuk memperjuangkan nasib rakyat agar lebih sejahtera maka selamatlah. Jangan Pernah Berkhianat Jika Sudah Mendapatkan Kekuasaan. Selamat Berjuang
*Penulis: Kompasianer, Kolumnis LintasGayo.com dan Remaja Masjid Kota Banda Aceh