Ada pejabat yang membawa kulit kecil. Saat sedang istirahat kumpul bersama teman, tanganya senantiasa sibuk menggosok. Namun ada juga yang menjadikan celana sebagai wadah menggosok. Ada yang membawa tisu, atau membuka timah pembalut rokok, gosooook terus.
Batu mulia dari Gayo saat ini memang agak sedikit redup. Hampir semua orang sudah mengoleksinya. Namun pemandangan unik masih sering dijumpa, tingkah penggemar giok dan akik ini beragam. Bagi pecinta giok bukanlah pemandangan aneh, bila ada yang mengosok cincinya agar semakin berkilat.
Waspada yang memperhatikan tingkah mereka ini memiliki catatan, siapa saja yang hobi menggosok cincinya. Erwin, Kadis Bina Marga Aceh Tengah, sering membawa kulit kecil. Saat duduk santai, dia tidak peduli dengan teman-temanya sejawat. Cincin bio solar ditanganya dibuka, mulailah menggosok. Bahkan kulit itu sering berpindah tangan, teman-temanya juga ikut ikutan menggosok.
Lain lagi Kapten Ali Kasman, Kaminvet Dim 0106 Aceh Tengah. Celana dijadikan sasaran mengosok cincin. “Jebol tu celana,” kelakar penulis ketika melihatnya. Ali Kasman memberikan jawaban santai, “ biar berkilat”.
Aksi mengosok cincin juga melanda Kanit Tipikor Polres Aceh Tengah. Aiptu. Hadi Rivai. Yang satu ini selain mengosok dengan tisu, juga membuka timah pembalut rokok, bagian putihnya yang dijadikan sasaran. Sambil duduk santai ngopi dia menggosok sampai robek kerta rokok itu.
Berhenti menggosok ada pemandangan lainya. Giliran mancis yang bermain. Giok yang sudah diikat ini dibakar dengan korek api. “ Biar cepat tua dan hilang gapahnya, tetapi jangan terlalu panas, bakarnya sekilas saja,” sebut Zuhri.
Menurut Zuhri tokoh muda aktifis ini, membakar batu giok sudah menjadi kebiasaanya. “Batu ini kan sudah beratus tahun dalam air. Kadar airnya tinggi, ya kita bantu mengeluarkanya dengan membakar atau menjemurnya, tetapi membakarnya sekilas saja.”
Lain lagi dengan Muhadi, wartawan Aceh Tengah. Bila penggemar giok memakai cincin dijari manis dan tengah, tidak bagi Muhadi, dia justru mengenakanya di jempol. Batu jenis netprit ini juga sering dia gosok sambil duduk ke celananya.
Giliran wakil Bupati Aceh Tengah Khairul Asmara, juga menunjukan sikap unik dari giok. Walau terkesan sedikit malu, Erol panggilan akrabnya, sering juga tanpa disadarinya mengusap giok di jemarinya dengan telapak tanganya.
Ada juga yang pamer giok. Beberapa anggota dewan lain lagi, setiap hari berganti cincin di jari tanganya. Mata cincin yang indah dan berukuran agak besar, menghiasi tangan mereka. Rata-rata anggota dewan ini saban hari menukar cincinya.
Ada jugapemandangan baru. Saat bertemu dengan teman, batu cincin di jemari senantiasa menjadi perhatian. Bukan hanya sekedar dilihat, namun dibahas. Minimal mengatakan batu itu indah. Demam giok ternyata mampu mengubah kebiasan. Walau terkesan lucu, namun itu menjadi pemandangan baru. (Bahtiar Gayo/ Harian Waspada)