Banda Aceh | Lintas Gayo – Wacana eksekusi potong tangan bagi para koruptor di Aceh makin jelas mengemuka. Terbaru, hasil survei yang dilakukan Lembaga Konsultasi dan Mediasi Bersama (LKMB) yang diketuai Muhsin Bani Amin menyatakan, 50 tokoh Aceh setuju dengan perberlakuan hukuman itu.
Lalu bagaimana tanggapan masyarakat Aceh yang bukan tokoh, ulama, atau pejabat daerah terkait topik ‘potong tangan koruptor ini’? Serambinews.com menyajikan tanggapan masyarakat Aceh yang berpartisipasi dalam program Cakrawala SerambiFM 90,2 Mhz, Kamis (28/5/2015). Berikut komentarnya:
Anwar – Sabang
“Saya sangat setuju dengan penerapan hukum ini. Aceh ini termasuk ke dalam provinsi terkorup di Indonesia, jadi saya rasa ini cukup bagus agar orang mikir-mikir lagi melakukan korupsi.”
Mahyuddin – Sabang
“Kalau bisa hukuman ini dijalankan secara adil. Maka dari itu harus jelas seperti apa eksekusinya nanti.”
Saya mendukung efek jera untuk koruptor, namun anehnya, dari semua tokoh yang disurvei, tidak ada satupun tokoh Aceh yang berasal dari dayah salafi, atau tak satupun mau berkonsultasi dahulu dengan ulama salafi.”
Dalam Program yang mengudara di frekuensi 90,2 Mhz, Tim Cakrawala mengangkat topik Salam Serambi hari ini, Kamis, 28 Mei 2015 yang berjudul “Mengancam Potong Tangan Koruptor”. Program interaktif yang dipandu host Nico Firza ini menghadirkan Sekretaris Redaksi Serambi Indonesia, Bukhari M Ali.
Bukhari mengatakan diangkatnya topik ini didasari oleh survei terhadap tokoh-tokoh Aceh yang nyatanya setuju potong tangan koruptor. Dia mengatakan, harapan terbesar masyarakat bila hukum ini ditegakkan adalah tak ada ‘pilih kasih’.
Sementara itu Ketua MPU Aceh, Ghazali M Syam lewat sambungan telepon mengatakan, dirinya percaya hukuman ini akan menciutkan nyali koruptor. “Jika dipotong satu tangan koruptor, maka yang lain akan pikir-pikir lagi untuk korupsi,” kata dia.( Serambi News Com)