NAMANYA sudah harum diseluruh dunia. Penikmat dan pecandu kapein memburunya. Alam Gayo yang subur dengan iklim yang mendukung, telah membuat kopi yang berasal dari kawasan pegunungan ini menjadi konsumsi dunia.
Di Aceh Tengah dan Bener Meriah hamparan kebun kopi, terbentang sejauh mata memandang. Rakyat di sana hidupnya mayoritas dari mengandalkan tanaman “peluru berwarna merah ini.” Kopi sudah menjadi ikon di dua kabupaten yang terlahir dari satu rahim.
Promosi tentang kopi Gayo terus menggeliat. Bahkan di dua kabupaten ini telah hadir puluhan Kaffe dengan menyuguhkan kopi khas Gayo, arabika, luwak, hasil rajikan mesin roasting. Puluhan barista yang ahli dalam citarasa kopi bermunculan. Kopi Gayo sudah dinikmati dan menjadi kebutuhan.
Ikon tersebut belum dijawab sepenuhnya oleh Dinas Pertamanan dan Lingkungan hidup. Penataan taman di sepanjang jalan dua jalur, ruas jalan Paya Tumpi- Kute Takengen dan ruas jalan Paya Tumpi- Paya Ilang, serta kawasan perkantoran bupati dan DPRK, hingga ke Tan Saril, belum dihiasi dengan tanaman primadona rakyat.
“ Ikon kita kopi. Seharusnya jalan dua jalur di seputar kota Takengen selain tanaman bunga hias, juga ada tanaman kopi. Petugas kebersihan bisa merawatnya dan hasilnya minimal bisa membantu petugas kebersihan,” sebut Firmansyah, salah seorang rekenan di sana, dalam bincang-bincangnya dengan Waspada.
Dalam dialog di warung kopi, yang turut ditemani Kadis Pemuda dan Olah Raga, Subhan Sahara, ide penanaman kopi di area jalan perkotaan itu, untuk melambangkan ikon daerah. “ Walau di pinggiran kota banyak kebun kopi rakyat. Namun bila pendatang masuk ke Takengen, mereka sudah disuguhi dengan pemandangan kopi di sepanjang jalan dua jalur,” jelas Iman.
Bila ada wisatawan yang ingin mengambil gambar kopi, sekaligus dengan petugas kebersihan saat merawat taman, mereka tidak perlu jauh, karena di dalam kota saja sudah ada tanaman kopi, sebutnya.
Dilain sisi tanaman kapein ini akan membantu petugas kebersihan. Ratusan batang kopi dapat ditanam di sepanjang area pertamanan. Petugas kebersihan yang merawat taman, sekaligus merawat kopi, akan mendapatkan penambahan penghasilan, sebut Iman.
“Itu ide menarik dan sudah kami programkan. Di jalan utama Soekarno-Hatta kami sudah memprogramkan dengan tanaman kopi, selain tanaman hias lainya,” sebut Zikriadi, Kadis Pertaman dan Kebersihan, ketika diminta Waspada keteranganya.
“Tidak semua ruas jalan dan kawasan pertamanan dapat kita tanami kopi. Yang memungkin untuk ditanami akan kita lakukan,” sebut Zikr. (Bahtiar Gayo/Waspada)