Oleh : Zulkifli *
Gayo Lues merupakan salah satu Kabupaten berkembang di Indonesia pada tanggal 11 maret 2016 ini tepat umur Kabupaten Gayo Lues tercinta 14 tahun, Undang-Undang nomor 14 tahun 2002 Tentang pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Tamiang di provinsi aceh, merupakan sebuah tanda lahirnya kabupaten baru yang bernama Gayo Lues. Kemajuan demi kemajuan yang sudah kita rasakan, dari jalan massa berjalan kaki kini semua tranfortasi sudah tersedia walaupun sebagian masih menggunakan traktor, jika kita standarnkan bukan standarnya alat tranfortasi bagi manusia, namun itulah yang rasakan sebagian kecil masyarakat Gayo Lues.
Kemajuan demi kemajuan, bangunan di bangun megah, jalan di bangun dua arah menadakan Kabupaten Gayo Lues yang di juluki negeri seribu bukit mulai berbenah. Bukti kerja nyata Pemerintah Kabupaten Gayo Lues pada tahun 2014 mendapatkan gelar WTP untuk pelaporan anggaran Kabupaten Gayo Lues, pada tahun yang sama juga Kabupaten Gayo Lues mampu meraih Rekor Muri dunia dengan mengentarkan budaya tari saman di seluruh jagad raya. Prestasi demi prestasi sudah di raih, merupakan karya nyata pemerintah Kabupaten Gayo Lues.
Sebagai pembuka refleksi 14 tahun kabupaten Gayo Lues, sejenak kita merenung dengan berbagai indikator permasalah sosial di kabupaten Gayo Lues mungkin penyelenggara pemerintahan Kabupaten Gayo Lues sulit menerima capaian kinerjanya selama ini, beberapa waktu lalu kita dihebohkan dengan kinerja pemerintah Kabupaten Gayo Lues yang mengantarkan Kabupaten tercinta menjadi daerah Termiskin di aceh, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 ada 5 Kabupaten yang mekar bersamaan dengan Kabupaten Gayo Lues, namun kenyataan yang harus kita terima kita tidak mampu bersaing dengan saudara kandung kita sendiri data Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Data Indeks Kejahteraan Rakyat (IKR), dan data Gini Rasio secara nasional menajdi bukti ketidak mampuan kita bersaing dengan saudara kandung kita sendiri. Jangankan kita bandingkan dengan kabupaten saudara kandung kita, sama kabupaten adik kandung kita sendiri bener meriah kita tidak mampu bersaing hal ini di buktikan angka IPM Kabupaten Gayo Lues 63, 34 sedangkan bener meriah sudah mencapai 70 ini data IPM, BPS Nasional.
Belum lagi permasalahan lain, salah satu adalah permasalahan pengelolaan dana desa dan perencanaan daerah, mengutif kata-kata kepala bapeda gayo lues bahwa ahsil musrembang 2016 hanya 10 % usulan yang non fisik. Di tambah lagi untuk Kabupaten Gayo Lues sendiri Anggaran desa pada tahun 2016 naik sekitar 128 % yaitu sebesar 82.466.715.000, sedangkan tahun 2015 hanya 36,857,215,000, sebagian besar masih digunakan untuk pembangunan fisik. Pada dasarnya kita memahami semua permasalahan yang dihadapi Gayo Lues masalahnya adalah Sumber Daya Manusia, ini yang menajadi tanggungjawab semua elemen masyarakat Gayo Lues. Pemerintah daerah Harus berani membuka diri dan menerima keritikan, masukan dan gagasan pemikiran dari pihak lain, pemuda dan para intelektual Gayo Lues harus berani membuka diri dan menyampaikan semua gagasan, ide dan masukan untuk pembangunan Gayo Lues. Semua elemen sudah saatnya kita bergandengan tangan, bersama kita singsingkan lengan baju. Karena membangun Gayo Lues tidak bisa hanya dengan satu golongan saya, harus semua golongan andil bagian untuk mewujudkan cita-cita pendiri dan pengagas Kabupaten Gayo Lues.
Staff Ahl