Oleh : Fajarsyah Putra, SE.
Peran utama pemuda dalam Pemilukada telah seharusnya signifikan dan memberi warna yang kuat. ‘ menjaga perdamaian, mengikis politik uang, dan STOP black campaign dan negative campaign’.
Agenda pemilihan kepala daerah di Aceh secara keseluruhan di 20 kabupaten kota sudah ditetapkan pada tanggal 15 Februari 2017, dan saat ini sudah memasuki bebrapa tahapan pilkada tersebut, kini peran generasi muda merupakan pilar penting kemajuan suatu daerah, pemuda adalah garda depan penentu masa depan daerah ini.
Kita ingat bahwa bangsa ini merdeka karena jerih payah pemuda dalam penjajahan masa yang lalu, masa reformasi juga kita tidak bisa lupa bahwa pemuda dan mahasiswa yang menumbangkan rezim orde baru, dan kita juga tidak bisa lupa dengan perkataan presiden kita yang pertama, Bapak bangsa kita, Bung Karno berucap “berikan aku sepuluh orang pemuda maka akan aku goncangkan dunia”.
Pernyataan Bung Karno tersebut merupakan bukan sembarang pernyataan, melainkan mengandung pesan yang mempunyai arti sangat dalam, tentang begitu besarnya pengaruh pemuda dalam membangun peradapan bangsa. Pemuda merupakan calon pemimpin (leader) masa depan bangsa, ini adalah pesan moral Bung Karno kita kepada seluruh rakyat Indonesia.
Aceh sekarang ini menganut sistem pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang berbeda dengan daerah lain, menganut sistem pilkada yang calon gubernur dan bupati maju melalui partai politik (Parpol) dan jalur independen. Ada beberapa daerah di Indonesia seperti DKI Jakarta juga memakai sistem partai politik (parpol) dan jalur independen. Negara kita telah memberikan keistimewaan kepada Aceh melalui Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA) yang untuk kita jalankan.
Bangsa ini menganut sistem demokrasi langsung yakni demokrasi yang secara langsung dalam melibatkan rakyat untuk pengambilan keputusan terhadap suatu negara. Demokrasi langsung ini, rakyat secara langsung berpartisipasi dalam pemilihan tersebut dan menyampaikan hak pilihnya atau hak politiknya dalam setiap momen penting lima tahunan.
Maka apa kaitannya pemuda dengan Pilkada tahun 2107 ini ? Bagaimana seharusnya peran pemuda dalam Pilkada ini?. Mengapa peran pemuda dalam pilkada ini sangat penting, serta sederet pertanyaan lainnya yang ada dibenak saudara selalu.
Partisipasi masyarakat atau pemuda dalam pilkada Aceh adalah partisipasi politik dalam menyampaikan gagasannya di dalam pesta demokrasi lima tahunan ini.
Ide dan gagasan pemuda yang bersifat membangun (konstruktif) sangat diperlukan untuk kebaikan daerah ini, terlebih pemuda adalah pemimpin masa depan daerah dan bangsa ini. Sangat diharapkan sejak sekarang ini pemuda lebih dekat dengan kiprah dunia politik melalui menyalurkan aspirasinya dalam pesta demokrasi pemilukada atau pemilu legislatif.
Pemuda memiliki peran yang strategis dalam perpolitikan di daerah ini, pemuda adalah sosok yang selalu menjadi pusat perhatian karena semangat juangnya yang tinggi dalam membela masyarakat dan negara. Pemuda adalah tulang punggung bangsa yang diharapkan mampu memperbaiki masa depan bangsa ini kearah yang lebih baik lagi. Pemuda memiliki peran sentral dalam mendobrak kebuntuan politik lokal aceh saat ini.
Presiden kita saat ini Pak Jokowi berpesan revolusi mental yang harus kita jalankan setiap detik perdetik waktu dalam perjalan hidup kita masing masing, prinsip nawa cita yang kita tanamkan, harapkan dan inginkan untuk melanjutkan perjuangan cita-cita Bung Karno yang mempunyai arti yakni berdaulat secara politik, mandiri dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan sejalan dengan perjuangan dengan cita-cita pemuda.
Peran pemuda dalam menyongsong pesta demokrasi Damai dalam pilkada sangatlah diperlukan. Namun sangat sayang, banyak pemuda saat ini yang acuhtak acuh terhadap politik. Mereka terdogma bahwa politik cenderung berstigma buruk, terlebih-lebih banyaknya berita dari media yang menyebutkan yang cenderung negative dalam menghadapi situsi pilkada ini.
Banyaknya media social dan cetak yang memberitakan terkait korupsi, penyelewengan wewenang, politik yang saling menjatuhkan, rekayasa hukum, terror, ancaman dan manipulasi aspirasi masyarakat yang tak jarang menjadi faktor pemicu enggannya pemuda dalam berpolitik.
Dengan kondisi tersebut, pemuda diharapkan turut andil untuk menjaga situsi politik bukan justru sebaliknya justru memperkeruh situasi politik ini.
Kondisi ataupun keadaan politik daerah kita lima tahun yang lalu, telah banyak merugikan kita sendiri, tak terlepas dari situasi yang kurang baik, tak terhindari dari Teror, ancaman, money politic, serta money game maka perlu dobrakan pemuda agar lebih baik dari periode ke periode dalam pemilukada kita.
Kita harus konsisten menjaga daerah atau negeri kita tetap damai dalam situasi aman dan tenteram, Pemuda adalah pemimpin perubahan (leader of change) yang membawa kontribusi besar untuk kebaikan daerah ini.
Tak jarang pula, persaingan antar kandidat dalam pilkada menjadi pemicu adanya persaingan yang tak sehat. Seperti black campaign, negative campaign, bahkan politik uang saat tahapan dalam pilkada. Dalam menyongsong pilkada damai.
Telah kita ketahui bahwa aceh baru mengahiri situasi konflik berkepanjangan, sudah cukup banyak yang dirugikan dalam situasi tersebut, maka kita harapkan pilkada aceh ini tetap damai dan aman, jangan ada memakai kekerasan agar kita tidak rugi sesame saudara, politik uang dalam kampanye selama pencalonan di pilkada sudah menjadi budaya yang tidak baik pada masyarakat kita, Indonesia.
Tak jarang demi memenangkan pilkada, partai politik atau wakil dari parpol tanpa tanggung-tanggung mengucurkan ratusan juta, milyaran rupiah untuk memenangkan pilkada.
Pemuda sebagai penengah harus turut andil dalam menanamkan paradigma ke masyarakat bahwa pilkada harus dilakukan secara damai, sehat tanpa mahar politik atau sogokan saat pencalonan. Bukan berarti bila para calon tak memberikan uang ke masyarakat itu pelit karena tak mau berbagi ke masyarakat, melainkan karena mereka menjunjung nilai-nilai kejujuran dan keadilan.
Beberapa partai politik juga telah sepakat dengan jargon politik tanpa mahar, ini bisa menjadi contoh buat para kandidat untuk pilkada bersih.
Pemuda juga perlu menanamkan mindset ke masyarakat bahwa pilkada aceh ini harus dilakukan dengan damai, jujur yakni tanpa politik uang, sogokan pada saat masa pilkada. Masyarakat di daerah dihimbau agar tidak menerima uang sogokan dari tim sukses, dengan kerja sama yang baik antara pemuda dan masyarakat diharapkan terbentuklah pilkada damai tanpa adanya keributan yang merugikan kita.
Baik black campaign ataupun negative campaign harus dihilangkan karena hal inilah yang memicu terjadinya perpecahan maupun perselisihan antar calon kandidat pilkada. Black campaign adalah kampanye saat pencalonan dengan menjatuhkan lawan politik menggunakan fitnah sehingga rakyat tidak percaya pada lawan politiknya dan berpihak untuk memilihnya.
Sedangkan negative campaign adalah kampanye saat pencalonan dengan lawan politik menggunakan fakta-fakta keburukan atau kekurangan lawan politiknya dengan tujuan agar rakyat berpihak untuk memilihnya. Jadi baik black campaign ataupun negative campaign memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menjatuhkan lawan politik serta untuk memenangkan pilkada, hanya perbedaannya kalau black campaign menggunakan fitnah atau tuduhan tidak benar sementara negative campaign menggunakan fakta keburukan lawan politiknya.
Pemuda sebagai leader of change memiliki peran yang sangat penting dalam menggiring opini masyarakat dan media dalam mewujudkan pilkada damai dan jujur. Sehingga tidak ada serang argumen antar pendukung calon kepala daerah baik di dunia maya (social media) maupun di dunia nyata.
Kontribusi pemuda dalam politik yang bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat maka diharapkan akan terbentuk budaya politik yang sehat (healthy politic culture) dan masyarakat (civil society).
Untuk setiap kandidat kontestan Pilkada yaitu Calon Gubernur dan wakil atau Calon Bupati dan wakil khususnya tetap harus menjaga kedamaian dan keamanan, serta menjaga tim sukses masing-masing dari prilaku yang memancing keributan atau yang dapat memperkeruh suasana yang damai ini, serta tetap berkomitmen tidak menyuap rakyat untuk kemenangan yang tidak jujur, tapi raihlah hati rakyat atau pemilih khususnya dengan cara baik.
Persatuan pemuda dan kerja sama antar pihak (pemerintah dan masyarakat) akan mendorong terjadinya transformasi sistem politik yang mengunggulkan nilai-nilai kejujuran dan keadilan. Sehingga kesejahteraan rakyat menjadi pilar utama Pilkada ini yang akan dicapai selama masa jabatan para Gubernur dan Bupati atau para pemimpin bangsa ini. (LG08).
Penulis; Ketua DPD II KNPI Bener Meriah