Takengen | Lintas Gayo- Mirda Alimi dengan sejumlah jabatan yang diembanya merupakan lelaki tangguh dan ihlas. Santun, kebapaan dan mengutamakan pendidikan untuk anak anaknya. Lelaki kelahiran Pondok Sayur (Bener Meriah) 1 Juni 1956 ini, sudah menghadap sang Khaliq, namun banyak catatan sejarah yang ditinggalkanya.
Mirda mempunyai prinsip hidup dalam mendidik anak anaknya. “Seberat apapun tantangan dalam hidup, anak anak harus mendapatkan pendidikan,” sebut Mirda satu ketika saat media ini menemuinya di kediamanya setahun yang lalu. Dan itu dibuktikan Mirda, 4 anaknya semua mengecam pendidikan sarjana.
Selain jabatan resmi di Pemerintahan, Mirda, juga gemar berorganisasi. Tokoh Al-Washliyah ini juga aktif di Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia, dia dipercayakan menjabat ketua. Di RAPI Mirda dipercayakan sebagai penasehat. Ayah dari 7 cucu ini juga mampu menjadi khatib Jumat, terahir dia menjadi khatib di masjid bersejarah, Quba Bebesen. Serta sejumlah jabatan organisasi lainya.
Setelah kembali ke Aceh Tengah, Mirda Alimi dipercayakan oleh dua bupati yang menjadi pimpinannya Bupati Mustafa M. Tamy/ Nasaruddin dengan sejumlah jabatan. Alumnus Unsyiah ini (S1 dan S2) bukan hanya menjabat sebagai kepala Dinas di negeri leluhurnya (Takengen). Namun Mirda pernah menjabat sebagai Kadispenda Biruen, yang karirnya dia titi dari bawah. Sebelum menjabat sebagai Kadispenda dia terlebih dahulu dipercayakan sebagai wakil di kantor ini.
Di Aceh Tengah Mirda dipercayakan sebagai kepala Bappeda. Kemudian menjadi asisten 2, selanjutnya Kadispenda. Kadis Perindagkop Esdm. Kadisbukcapil, Kadis Infokom hingga memasuki pensiun. Selain itu Mirda juga menjadi dosen di UGP Takengen.
Di UGP selain menjadi dosen Mirda pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan kemudian dipercayakan menjadi Rektor Gajah Putih menggantikan H. Mahmud Ibrahim. Setelah pensiun Mirda tetap aktif di organisasi dan mulai dipercayakan menjadi khatib jumat.
Bersamaan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, 12 bulan Desember 2016, Mirda menghembuskan nafas terahir di RSU Datu Beru Takengen. Mirda akan dikebumikan di tanah kelahiranya Pondok Sayur Bener Meriah. Sosok kebapaan ini telah mengukir sejarah di Gayo dengan aktifitasnya. (LG 01/ Iqoni RS)
berita terkait: Mantan Rektor UGP