Takengen | Lintas Gayo – Ada sebuah keyakinan dalam diri Mirda Alimi, ketika memberikan penjelasan kepada Lintas Gayo “ Bila kita serius dan sungguh-sungguh mengurus Gajah Putih dan siap menghadapi tantangan, yakinlah UGP Akan lebih baik ke depan,” sebutnya.
Gajah Putih milik seluruh “urang Gayo” dan menjadi kewajiban semua pihak memperhatikannya. Beragam tantangan yang dihadapi Gajah Putih, seperti telah dijelaskan sebelumnya, semuanya akan mampu diselesaikan, mampu dijalani, asalkan serius, ulet, tabah dan sabar.
Menurut Mirda yang sudah menjadi dosen sejak 1993, dia tahu persis apa persoalan Gajah Putih, ditambah lagi setelah menjadi rektor, semua persoalan itu dianalisanya, dicari jalan keluarnya, diperhitungkan untung ruginya, serta bagaimana kekuatan dalam meraih peluang itu.
Kini ada satu usaha yang sudah berhasil dirintis Mirda, pemberdayaan mahasiswa bidang wirausaha Fakultas Pertanian. Melalui program mahasiswa wirausaha (PMW) sudah ada sebuah caffe di depan RSU Datu Beru milik Gajah Putih.
Tentunya usahanya itu harus dilanjutkan, dan semoga berhasil dengan baik, demikian dengan kegiatan lainnya, Gajah Putih harus menunjukkan perubahan sebagai sebuah perguruan tinggi yang cerdas , melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian sesuai dengan tuntutan masa kini dan masa yang akan datang.
Soal Mirda yang sudah menyerahkan jabatan rektor kepada pimpinan yayasan, bukan menjadi pemisah buat mantan Kadis Perhubungan untuk tidak memikirkan Gajah Putih. “Siapapun yang menjadi rektor tidak ada masalah, jangan melihat siapa yang memimpin, namun lihatlah bagaimana generasi Gayo ke depan,” sebutnya.
Berbagai tantangan dan persoalan yang dihadapi Gajah Putih, Insya Allah akan mampu diselesaikan. Semua pihak harus bersatu, memikirkan dan memperjuangkan Gajah Putih, karena universitas ini milik rakyat Gayo, bukan milik kelompok atau golongan.
Gajah Putih sejak dari kerajaan Linge adalah milik urang Gayo. Kini jelmaan sejarah Linge itu, sangat ditentukan oleh generasi Gayo. Bila mencintai Gayo, tentu tidak akan membiarkan Unversitas Gajah Putih berjalan ditempa alam, namun harus ada manusia yang menempanya. Habis (Zan KG/Iqoni RS)