Takengen| Lintasgayo.com – Tim Kementrian Pertanian serta Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh sudah turun ke Gayo. Tim dari Kementan ini melakukan penelitian sehubungan dengan adanya pemberitaan herbisida glyphosate pada kopi di koperasi Ketiara, Aceh Tengah.
“Benar tim dari Kementan dan Dinas perkebunan Aceh sudah melakukan penelitian, turun langsung ke Ketiara, koperasi yang bermasalah, karena kopi yang dikirimnya ditolak buyer,” sebut Juanda, Kadis Pertanian Aceh Tengah, menjawab Dilakesis.com, Minggu (13/10/2019).
Kopi bermasalah dari Ketiara adalah jenis kopi konvensional, bukan kopi organik. Karena kopi yang dikirim ketiara bermasalah dan ditolak oleh buyer, sementara kopi organik dari koperasi lainya tidak bermasalah, maka tim melakukan penelitian ke koperasi Ketiara, sebut Juanda.
“Tim sudah melakukan penelitian. Kini sedang dilakukan uji lab dan analisa yang lebih mendalam. Apapun nanti hasilnya akan diumumkan ke publik. Kami nanti akan mengundang khusus pihak yang ahli dalam masalah ini, untuk menyampaikan ke publik tentang hasil kerja tim,” sebut Juanda.
Sementara itu menurut A. Hanan, Kadis Pertanian dan Perkebunan Aceh, menyebutkan tim yang turun ke Takengon ditugaskan oleh Dirjen Perkebunan RI. Kepala Balai Proteksi Tanaman di Medan turun langsung ke Gayo didampingi tim Proteksi tamanan Distanbun Aceh, serta Aceh Tengah.
A Hanan menjelaskan, dia ditugaskan khusus oleh Plt Gubernur Aceh untuk mengatasi persoalan kopi itu dan mencari solusinya. Hanan mengakui adanya isu itu, laporan yang disampaikannya bukan hanya kepada Plt Gubernur.
Namun jelasnya, pihaknya juga melaporkan isu tersebut ke Direktorat Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Kementrian Pertanian RI. Selain itu, dia juga sudah menghubungi atase pertanian RI di Brusel, Eropa, terkait dengan isu ini.
Plt Gubernur Aceh, sebut Hanan, menugaskan dirinya sebagai Kadis Pertanian dan Perkebunan Aceh untuk menyelesaikan persoalan kopi ini, agar tidak berpengaruh kepada kopi Gayo lainya yang kualitasnya masih terbaik dunia.
Sementara itu Juanda, Kadis Pertanian Aceh Tengah menyebutkan, glyphosate merupakan kandungan pestisida dari pembasmi rumput/ gulma. Ada jenis pestisida yang kadar glyphosate terbilang tinggi. Untuk itu petani harus menghindarinya.
“Dampaknya pestisida ini akan terkontaminasi ke tanaman, selain itu konsturs tanah juga akan rusak. Untuk itu petani di Gayo harus kembali kepada warisan lelulur dalam mengolah tanah. Budaya di Gayo mulelang (membesik rumput/ menggaruk tanah) sudah ada sejak jaman dulu, tinggal kesadaran kita memeliharanya,” kata Juanda.
Demikian dengan penyuluhan pertanian senantiasa memberikan penyuluhan agar petani tidak menggunakan pestisida dalam membersihkan lahanya. Bila lahanya dibersihkan tidak menggunakan pestisida, maka gulma yang dibersihkan itu akan menjadi pupuk yang sangat bagus, jelasnya.
Menurut Juanda, berita tentang adanya kopi yang terkena glyphosate di Koperasi Ketiara, nantinya semuanya akan terang benderang. Tidak ada yang ditutup tutupi, semuanya akan disampaikan ke public, bahkan pihaknya akan mendatang tim ahli untuk menjelaskan ke public, sehubungan dengan hasil penelitian tim dari Kementan.
Juanda juga berharap agar komentar tentang kopi kiranya disampaikan oleh mereka yang ahli kopi, sehingga tidak menimbulkan pelbagai penafsiran. “Biarkanlah yang ahli yang memberikan keterangan, sehingga persoalan ini tidak melebar kemana mana,” pintanya. (dialeksis)
berita terkait : Kopi Gayo Masih Terbaik tidak Ada Masalah Dengan Buyer