Menanyakan seberapa pentingkah sejarah Radio Rimba Raya (RRR) harus diketahui publik? Sama saja kita bertanya seberapakah pentingnya kita harus mengetahui hari kelahiran kita. Maka, wajar bila tersiar opini menyia-nyiakan sejarah RRR adalah tindakan pemubajiran. RRR adalah “juru selamat” Republik Indonesia. Dan karena itu pula, sejarah RRR merupakan aset Bangsa Indonesia yang bukan hanya sekedar dikenang, namun juga harus dibanggakan.
Selain budaya dan pariwisata, salah Satu aset bangsa adalah sejarah. Di wilayah Aceh, tepatnya disalah Satu wilayah di Dataran Tinggi Gayo, yaitu Bener Meriah memiliki aset sejarah yang sangat berharga bagi republik ini. Namun sangat disayangkan masih “terngiang” ditelinga dan masih ada kesan di publik terjadinya pembiaran yang tanpa alasan yang jelas dan sulit dicerna.
Adalah RRR sebagai “corong” kemerdekaan pada zaman perjuangan merebut bumi pertiwi ini dari tangan musuh. Adalah RRR yang menyiarkan kepada dunia bahwa Republik Indonesia masih ada. Namun, RRR ternyata memiliki teka-teki lain dari “kekokohan” perangkat yang berhasil diseludupkan melalui lautan lepas menuju belantara keperawanan Aceh, selanjutnya difungsikan sebagai “Benteng Terakhir” untuk merebut kemerdekaan dari tangan penjajah yang diperjuangkan segenab rakyat Aceh.
Dalam setiap pergerakan untuk memperebutkan kemerdekaan sudah tentu menggunakan komunikasi rahasia atau sandi-sandi untuk mengelabui musuh. Komunikasi rahasia atau sandi diduga kuat digunakan RRR saat masih mengundara untuk mengelabui musuh.
Demikian disampaikan Kasubbag Informasi dan Media Lembaga Sandi Negara, Jakarta, Budi Santoso, belum lama ini seusai mengunjungi Tugu RRR di Kampung Rime Raya Kecamatan Pintu Rime Gayo Kabupaten Bener Meriah.
Dalam rangka survey awal Lembaga Sandi Negara untuk menelusuri teka teki RRR tersebut, Budi Santoso turut didampingi tiga orang Tim Penelusuran Sejarah Sandi yang didatangkan dari Jakarta serta salah seorang contributor media ini, memaparkan tujuan kehadiran Lembaga Sandi Negara ke salah Satu Dataran Tinggi Gayo itu, adalah untuk menelusuri adanya komunikasi rahasia antara pejuang di seluruh Indonesia, yang diteruskan ke luar negeri.
“Hal yang jarang kita sadari,” kata Budi, “Disetiap kegiatan yang sifatnya rahasia, tentunya untuk menjalin koordinasi kesesama pejuang tidak dapat diketahui pihak lain, konon lagi musuh,” ungkap Kasubbag Informasi dan Media Lembaga ini.
Selama ini RRR telah diketahui berfungsi sebagai corong kemerdekaan. Tanpa RRR, kemungkinan besar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan lenyap ditangan musuh! Paling tidak, Negara yang telah menganut paham Pancasila ini akan “terpecah-pecah” terlepas dari bingkai NKRI. Kini, harus disadari dibalik kekuatan RRR masih ada teka-teki yang belum terjawab.
Berdasarkan Keppres Nomor 7 Tahun 1972 yang mengatur kedudukan atau status, fungsi, dan tugas pokok Lembaga Sandi Negara, Lembaga ini merupakan suatu Badan Pusat Persandian Negara Republik Indonesia dan berkedudukan langsung dibawah Presiden serta bertanggungjawab kepada Presiden.
Disampaikan, fungsi Lembaga Sandi Negara untuk mengatur, mengkoordinir, dan menyelenggarakan hubungan persandian secara tertutup dan rahasia antara aparatur negara baik di Pusat maupun daerah dan hubungan persandian ke luar negeri.
Hasil survey awal Lembaga Sandi Negara yang hanya berlangsung sehari tersebut, disempatkan bertemu sejumlah nara sumber yang ikut berperan pada saat RRR mengudara. Adalah Reje Mude Tukiran Aman Jus yang merupkan salah Satu saksi sejarah RRR. Pada saat mengunjungi Tugu RRR, Lembaga ini juga sempat bertemu ramah dengan Ketua Ikatan Pemuda Tugu Radio Republik Indonesia (IPTRRRI), Ardiansyah, serta Sekretaris, Armawan.
Disebutkan, Lembaga Sandi Negara juga akan melakukan “gerilya” ke sejumlah area yang pada saat RRR mengudara, menjalin hubungan dengan RRR. “Demi mengungkap komunikasi rahasia ini kenapa tidak mendatangi ke sejumlah museum diluar negeri!?,” tukas Budi.
Disinggung kepada Budi salah Satu upaya untuk membongkar “misteri” RRR, Budi katakan starteginya adalah dengan mengumpulkan dokumen atau arsip yang berkaitan dengan RRR. “Selain menghimpun keterangan dari sejumlah sumber, kita juga akan mencari dan mengumpulan dokumen yang memiliki keterkaitan dengan sejarah RRR,” papar Budi.
Secara terpisah, Sutradara Film Dokumenter RRR, Ikmal Gopi, saat dihubungi melalui telpon seluler menyampaikan sangat menaruh apresiasi dengan upaya Lembaga Sandi Negara ini. Ikmal juga telah bertemu dengan Lembaga Sandi Negara di Jakarta.
“Kita harus mendukung upaya ini, agar eksistensi RRR tidak pernah hilang dari ingatan,” kata Ikmal. “Kalau saya demi sejarah RRR, sampai berbuih mulut ini tidak akan pernah menyerah untuk selalu menggaungkan keperkasaannya,” pungkas Ikmal menegaskan. (Uyad Dasa/03)