Pertama di Indonesia, di Takengon ada Liang Lahat Pra Sejarah

Kebayakan | Lintas Gayo :

Liang lahat yang ditandai dengan perbedaan jenis tanah dan disudut kanan atas sekumpulan tulang yang diduga kerangka manusia

Dihari keenam berjalannya penelitian prasejarah di Loyang Mendale, Loyang Ujung Karang dan Peteri Pukes, tim peneliti dari Balai Arkeologi (Balar) Medan kembali menemukan sejumlah sampah peninggalan masa lalu Urang Gayo.

Penemuan tersebut seiring dengan bertambahnya spit (kotak penggalian) yang kedalamannya rata-rata sudah melebihi 10 spit atau sekitar 1 meter.

Di Loyang Pukes, penggalian yang berlangsung sejak kemarin, minggu (20/3) hingga hari ini menemukan Kapak Batu berbentuk lonjong berbahan gamping. “sisa pemakaian alat batu tersebut masih nampak jelas,” kata Ketua Tim Peneliti, Ketut Wiradnyana di Mendale, Senin (21/3) sore.

Selanjutnya di Loyang Mendale setelah penemuan tulang belulang manusia di dua kotak penggalian, hari ini ditemukan pecahan gerabah yang mengumpul, berdekatan dengan dua kerangka tersebut.

Sementara di Loyang Ujung Karang, kembali ditemukan tulang belulang yang diduga kerangka manusia dengan posisi mengumpul dikedalaman sekitar 40 cm. Sehari sebelumnya, tim menemukan gerabah yang mengumpul diduga sebagai bekal kubur kerangka manusia tersebut.

Menurut Ketut Wiradnyana, temuan yang paling istimewa hari ini adalah ternyata kerangka yang ditemukan tahun 2010 lalu selain dikubur dengan bekal kubur yang ditandai dengan adanya gerabah di letakkan di bagian dada dan disamping kepala juga memakai liang liang lahat berbentuk oval dan simetris.

“Sepengetahuan saya, liang lahat belum pernah dikenal atau dibicarakan dalam dunia arkeologi di Indonesia dan ini adalah liang lahat pra sejarah pertama di negeri ini,” tegas Ketut bernada mengklaim.

Dikatakan Ketut, penelitian di Takengon semakin menarik karena makin banyak ditemukan bukti kehidupan masa lalu Urang Gayo. “ Mudah-mudahan sejarah dan asal muasal urang Gayo akan terungkap dengan jelas,” harap Ketut.

Wisatawan Ikut Berpartisifasi

Selanjutnya dikatakan, penggalian hari ini menjadi lebih istimewa dibanding hari-hari sebelumnya. Bukan hanya karena banyaknya temuan. Akan tetapi dengan kehadiran dua orang tamu warga Negara Perancis yang kebetulan sedang berwisata di Tanoh Gayo.

Keduanya tertarik untuk mengikuti jalannya penelitian dan meminta izin untuk ikut membantu. “Saya tentu tidak keberatan karena kerjanya hanya yang ringan-ringan saja seperti mencuci barang temuan dan mengayak tanah galian untuk mencari benda-benda yang diduga pra sejarah,” ujar Ketut.

Ditambahkan, para tenaga lokal (tenlok) juga nampak gembira dengan kehadiran wisatawan asing tersebut karena mereka ramah-ramah.

Sementara pengakuan wisatawan asal Perancis bernama Nico dan Clemence ini, mereka sangat tertarik ikut ambil peran dalam penggalian tersebut. “Ini pengalaman yang sangat luar biasa bagi kami,” ucap Clemence yang mengaku sangat senang berada di Takengon karena keindahan alam dan keramahtamahan warganya yang lebih baik dibanding daerah yang sudah mereka lalui. (aman zaghlul)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments


Deprecated: str_replace(): Passing null to parameter #3 ($subject) of type array|string is deprecated in /home/wxiegknl/public_html/wp-content/plugins/newkarma-core/lib/relatedpost.php on line 627