Oleh : Jawahir Syahputra *
Pemilu Legislaif (Pileg) 2014 yang akan dilaksanakan 9 April tahun depan sudah menjadi banyak perhatian dikalangan masyarakat, pasalnya sudah mulai terlihat nama-nama beserta foto yang dipublikasikan diberbagai persimpangan jalan pastinya di tempat-tempat strategis untuk dilihat.
Aceh kini mulai dihiasi dengan berbagai warna-warni simbol-simbol partai politik dengan harapan berjuang demi kepentingan rakyat.Modal sudah mulai dicairkan, janji-janji politik sudah mulai disebarkan, pikiran-pikiran masyarakat sudah mulai di doktrin, ntah sampai kapan gaya lama proses demokrasi pembodohan masyarakat ini akan berakhir.
Masyarakat Aceh umumnya dengan pola kebiasaan-kebiasaan lama dalam menghadapi musim banjir Caleg (Calon Legeslatif) kerap menjadi pekerjaan yang menyenangkan, dan berbagai tipe masyarakatpun dalam hal memilih perwakilannya tentu punya cara masing-masing.
Masyarakat ibarat raja yang akan didatangi oleh berbagai calon yang akan mengisi kursi di parlemen untuk meyakinkannya, dengan cara apapun kerap kali mereka tempuh tanpa memandang haram dan halal yang pasti keyakinan masyarakat yang menjadi acuannya.
Dalam hal ini tentu tidak semua komponen masyarakat menjadi korban, pencerdasan-pencerdasan terus dibentuk dalam pola pikir masyarakat sehingga kian lama proses demokrasi ala tempo dulue ini menjadi pembelajaran yang sangat berguna bagi masyarakat, sudah cukup masyarakat di tipu dengan elit-elit partai politik.
Tidak bisa dipungkiri bahwa usai Pemilu Legeslatif penghuni RSJ (Rumah Sakit Jiwa) akan bertambah akibat kegagalan menjadi wakil rakyat. Hal ini disebabkan karena begitu banyak uang yang sudah dikeluarkan pada masa kampanye dan terlalu percaya diri akan menjadi wakil rakyat.
Dalam hal ini kesempatan menjadi wakil rakyat dapat menimbulkan tekanan yang berkepanjangan dan dapat mengarah pada gangguan depresi ataupun kecemasan.Hanya saja mungkin sebagian akan lebih memillih berdiam diri saja atau hanya berkunjung ke pemuka agama untuk mencari ketenangan batin.
Dalam dunia Ilmu Kedokteran, Menurut Rice PL (1992), Depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan.
Dengan demikian salah faktor resiko terjadinya depresi ini adalah ketidakseimbangan antara harapan yang disertai usaha yang berlebihan dengan hasil yang diinginkan.
Tepat pada 10 Okteber 2013 ini yang merupakan hari Kesehatan Jiwa sedunia, maka penulis mengharapkan Caleg lebih mawas diri dalam pengeluaran pembiayaan dan memberikan harapan, karena beberapa tipe masyarakat memiliki cara tersendiri dalam menentukan wakilnya di parlemen, sangat disayangkan jika para Caleg memandang pola pikir masyarakat disamaratakan hanya cukup dengan pemberian fasilitas tanpa ada penilaian mindsetpola pikir masyarakat hari ini.
Direktur INFOKOM LKMI-HMI (Lembaga Kesehatan Mahasiswa Indonesia) Aceh. *