Takengen | Lintas Gayo – “Teba nge mesan kupi, tengah icecepe, kringgg meleng HP. Rus uwet gere besinen, kupi pe tarengne. (Sebagian ada yang memesan kopi, baru dicicipi sudah berdering HP. Bangun tidak minta izin, kopi juga ditinggalnya,” sebut Wen Ruhdi Bathin, salah seorang Barista.
Menurut Wen Ruhdi, yang warung kopi gayonya, persis di depan kantor BRI Takengen, senantiasa ramai dikunjungi. Hiruk pikuk usai Pemilu menjadikan warung ini sebagai tempat mendapatkan info dan sekalian melepaskan lelah, sembari menikmati kopi gayo yang sudah dirosting modern.
“Ara si lucu, rokok nge ibibir, dabuh iamat si len, oyape male itetah ilange. Asbak si kite sedien, gere ken sanahhe. Ada yang lucu, rokok masih dibibir sudah diambil yang lain, itupun mau dihidupkan. Asbak yang disediakan tidak dihiraukan,” sebut Wen Ruhdi.
Spontan, penikmat kopi di WRB Coffe ini melepaskan tawa, tidak ketingga Caleg yang ikut minum di sana, serta masyarakat lainnya. Kejadian Kamis (10/4/2014) sore, membuat suasana warung ini ramai. Hingar bingar.
Saat seorang Caleg masuk dan duduk seperti biasanya memesan kopi, sambil mengepulkan asap rokok, mata penikmati kopi tertuju padanya. “Kune bang, ara ke harapan?”, tanya salah seorang penikmat kopi kepada Imaduddin, Caleg Hanura dari Dapil 1 Aceh Tengah.
“Suara nge le mukamul, cumen riskan ilen kunul mien. (Suara sudah terkumpul, tetapi masih riskan untuk duduk kembali,” sebut Imaduddin. Warung WRB jadi riuh, ada saja pembahasan, sesekali terdengar lepas tawa, termasuk para Caleg yang datang ke sana.
Cerita lucu tetapi fakta di Barista Wen Ruhdi Bathin ini, khususnya terhadap Caleg yang masih “panic” dan sibuk, menjadikan tanda-tanda Pemilu di negeri dingin itu, semakin hangat, tidak terpengaruh oleh nikmatnya kopi dan dinginya cuaca (Zan KG)
ha ha ha, tidak salah jika telah disediakan RSJ(C) (rumah sakit jiwa caleg)