Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*
Ironi, disaat politisi demokrat terjerat korupsi, mereka menganggap bahwa mereka masih hebat dan masyarakat masih mendukung partai pak SBY tersebut… di saat runtuhnya politisi demokrat terjerat korupsi, politisi lain dari demokrat tidak serta merta diam dan malu justeru mereka membuka suara dengan kritikan –kritikan yang memalukan, mereka orang pintar tapi mengkritik tidak berkelas dan hanya menyalahkan orang lain.. seperti yang diberitakan detik.com Wakil Ketua Umum PD Nurhayati Alie Assegaf terus melempar kritik ke Gubernur DKI Jokowi.
Dari soal kebakaran sampai soal Jokowi yang menolak mobil murah. Ibu cantik itu yang pernah dipanggil mak lampir oleh Bung Ruhut sitompul itu mengatakan “”Apa yang dilakukan Pak Jokowi biarlah rakyat yang menilai, tetapi media dan semua harus obyektif, bagaimana Jokowi memimpin dan apa yang terjadi sekarang. Yang pokok itu kemacetan, kebakaran, dan 1.000 rumah terbakar. Belum pernah loh 1.000 rumah terbakar,” ujar Nurhayati, Sabtu (19/10).
Nurhayati lalu membandingkan dengan periode Fauzi Bowo, calon gubernur yang diusung PD pada Pilgub DKI 2012 lalu. Masa pemerintahan Fauzi Bowo, jumlah rumah terbakar menurutnya tidak sampai 1.000.
Para politisi Demokrat menurut saya sudah keterlaluan mengkritik politisi lain, apakah politisi demokrat itu sudah bersih, sudah betul atau sudah berbuat untuk rakyat. Politisi partai demokrat menurut saya hanya bisa mengkritik orang lain tanpa melihat kekurangan partai sendiri, jika partai demokrat sudah hebat dan berbuat untuk rakyat itu baru silahkan mengkritik orang lain dengan sesuka dia…
Heran, aku heran kenapa manusia yang pintar itu mengkritik yang tidak membangun, jokowi sudah ada bekerja dengan nyata, berbuat dan bekerja menghijaukan ibu kota, berbuat dan bekerja untuk menertibkan kemacetan di ibu kota tapi malahan mereka mengkritik dengan nada-nada sinis yang tidak membangun. Bagaimana perasaan mereka, saya heran dengan politisi sekarang ?
Yang koruptor diam tidak dikrtitik tapi yang baik dan sudah Nampak dengan kerja nyata malah dikritik sekali lagi saya heran…
Kritik itu kan boleh sebagai control tapi kan lihat fakta dilapangan bukan hanya mengumbar-umbar kata-kata untuk menyalahkan, sebagaimana dikatakan oleh pengamat politik Hamdi Muluk “Nggak ada untungnya, kritik Nurhayati ini kan hanya pepesan kosong saja,” kata pengamat politik Hamdi Muluk kepada detikcom, Rabu (23/10/2013).
Kritik terhadap Jokowi, menurut Hamdi, sah-sah saja sebagai bentuk kontrol. Tapi kritik harus didasari data yang kuat.
Di saat pak Jokowi bekerja dan mendapat kritikan, beliau tidak membalas kritikan itu dengan pedas. Pak jokowi dengan gaya khasnya menjawab krtikan tersebut degan senyuman dan tawa yang sering dia perlihatkan kepada wartwan saat wartawan meminta tanggapan terhadap orang nomor satu di DKI Jakarta tersebut. Beliau menjawab kritikan ibu cantik tersebut dengan fakta yang ada dilapangan, dari Merdeka.com mengabarkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara terkait kritik dari Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf soal banyaknya kebakaran di Jakarta belakangan ini. Jokowi berharap Nurhayati melihat kondisi Jakarta secara keseluruhan, bukan dalam satu tahun terakhir.
“Coba lihat yang betul lima tahun terakhir. Kondisinya seperti apa,” kata Jokowi di Lapangan Parkir IRTI Monas, Jakarta Pusat, Rabu (23/10).
Menurut Jokowi, kebakaran di ibu kota terjadi karena banyak hal. Salah satunya karena pemasangan listrik di masyarakat yang tidak benar.
Satu tahun kepemimpinan Jokowi, Jakarta lebih cerah dan hijau dan rakyat kecil lebih sejahtera, mengurus ibu kota Jakarta bukan pekerjaan mudah karena yang dihadapi adalah orang-orang pintar dalam menata ibu kota tersebut. Semoga dengan santunnya beliau dan dengan semgantat bekerja Duet JOKOWI-AHOK dapat merubah Jakarta ke arah yang lebih baik… rakyat kecil mendukung yang tidak mendukung hanya bagi orang-orang yang mempunyai kepentingan !!!
Bekerja, Bekerja dan Bekerja bukan Korupsi.. maju terus pak Jokowi.
*Penulis: Kompasianer dan Kolumnis LintasGayo.com