Gladi Resik Pengukuhan Wali Nanggroe

Ketua DPR Aceh,Hasbi Abdullah (kanan) bersama Wali Nanggroe, Malik Mahmud Al Haytar saat gladi resik untuk acara Penabalan Wali Nanggroe, Senin (16/12/2013) lusa. di Gedung DPRA (Foto: Firdaus Yusuf | The Globe Journal)
Ketua DPR Aceh,Hasbi Abdullah (kanan) bersama Wali Nanggroe, Malik Mahmud Al Haytar saat gladi resik untuk acara Penabalan Wali Nanggroe, Senin (16/12/2013) lusa. di Gedung DPRA (Foto:
Firdaus Yusuf | The Globe Journal)

Banda Aceh | Lintas Gayo – Ruangan itu begitu riuh. Beberapa pejabat teras di Pemerintahan Aceh yang ada di dalamnya saling berjabat tangan dan tersenyum sumringah. Sedangkan di halaman gedung itu, sejumlah tenda yang kira-kira berukuran 4 x 6 meter sudah terpasang rapi.

Hanya sebuah tiang baru yang berdampingan dengan tiang bendera merah putih yang masih belum rampung dikerjakan.

Mobil bak terbuka yang mengangkut kursi silih berganti berdatangan.

Hari ini, Sabtu (14/12/2013), Pemerintah Aceh melakukan gladi resik untuk pengukuhan Wali Nanggroe, Malik Mahmud Al Haytar di Gedung DPR Aceh.

Penabalan Wali Nanggroe pada Senin, 16 Desember 2013 lusa, memang mengundang pro dan kontra: di satu sisi, ramai yang mendukung hal tersebut, tapi di sisi lain, tak sedikit pula kalangan masyarakat Aceh yang menolak sang wali.

Malik Mahmud berjalan pelan diiringi alunan serune kalee. Dia diapit oleh Ketua DPR Aceh, Hasbi Abdullah dan Wakil Ketua DPR Aceh, Sulaiman Abda.

“Jangan berhenti dulu. Nanti ketika saya naik mobil, baru kalian berhenti,” kata Malik Mahmud pelan kepada para pemusik, yang pada Senin lusa akan mengiringinya pada saat penabalannya sebagai Wali Nanggroe.

Ketua DPR Aceh, Hasbi Abdullah yang ditemui The Globe Journal seusai gladi tersebut mengatakan, acara pengukuhan Wali Nanggroe pada Senin lusa diperkirakan akan sukses.

“Kami sudah gladi. Ada Wali Nanggroe juga,” kata Hasbi.

Polisi mendirikan tenda pengamanan di samping Kantor DPRA menjelang Penabalan Wali Nanggroe, Senin (16/12/2013) nanti. (Foto: Firdaus Yusuf | The Globe Journal)
Polisi mendirikan tenda pengamanan di samping Kantor DPRA menjelang Penabalan Wali Nanggroe, Senin (16/12/2013) nanti. (Foto:
Firdaus Yusuf | The Globe Journal)

Suara Hasbi Abdullah meninggi saat menanggapi pertanyaan seputar penolakan terhadap Wali Nanggroe. Kata dia, hal tersebut biasa terjadi dan menunjukkan demokrasi berjalan baik di Aceh.

“Itu biasa. Asalkan tidak anarkis, silahkan demo, tidak apa-apa,” tegas Hasbi.

Namun, ujar Hasbi, bagi siapa pun yang melakukan unjuk rasa untuk penolakan penabalan Wali Nanggroe, tidak diizinkan memasuki areal Gedung DPRA. “Dihalangi paling agar tidak masuk ke sini (areal Gedung DPRA),” katanya.

Tak jauh dari Gedung DPRA, sejumlah polisi sedang mendirikan tenda pengamanan. Mereka terus mengikat tali-tali tenda tenda dengan cekatan.

“Di seberang sana juga ada satu, Bang,” kata salah seorang polisi yang identitasnya enggan disebutkan. Dia dan sepuluh anggota lainnya berjaga-jaga di dekat Gedung DPR Aceh. (theglobejournal.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.