Oleh : Win Wan Nur*
Debat Pilpres I : Terjawab sudah, Pasangan Mana yang Membuka Peluang Terbentuknya ALA
Menjelang Pilpres kali ini, salah satu perdebatan hangat di Gayo terkait dengan kedua pasang Capres-Cawapres kali ini adalah tentang pasangan mana yang kalau nantinya terpilih akan membuat peluang terbentuknya ALA lebih besar.
Sebelum debat capres tadi malam, ada banyak pihak yang bukan pendukung Jokowi yang menuduh bahwa pihak pendukung Jokowi membonceng isu ALA untuk meningkatkan popularitas calonnya. Mentang-mentang cara ini sudah terbukti berhasil meloloskan Tagore Abubakar ke Senayan. Sementara menurut mereka Jokowi sendiri belum tentu mendukung berdirinya Provinsi ALA.
Ada yang mengatakan lahir tidaknya ALA tidak ada sangkut pautnya dengan siapa presiden yang terpilih nanti. Meskipun isu ALA selalu hadir di setiap pemilihan peresiden.
Tapi debat Capres – Cawapres tadi malam membuat semuanya terang benderang. Dari dua pasang calon yang bertarung, calon no. 2 dengan terus terang mengatakan bahwa pemekaran wilayah sangat mungkin dilakukan. Sementara Calon no. 1 sama sekali tidak memberikan tanggapan, seolah hanya memancing calon no.2 memberikan jawaban agar masyarakat menilai sendiri.
Cuma memang calon no. 2 tidak mengatakan begitu saja akan menyetujui pemekaran. Jokowi sebagai calon presiden mengatakan kalau dia hanya akan menyetujui pemekaran dengan beberapa syarat. Diantaranya :PAD yang memadai untuk bisa mandiri dan tidak memberatkan anggaran, kemudian potensi daerah, luas daerah, jumlah penduduk dan terutama sekali jika mereka menilai bahwa pemekaran itu bisa memberi manfaat bagi rakyat bukan pada elite politik.
Ketika dicecar oleh Prabowo tentang kriterianya.
Sang calon wakil presiden, Jusuf Kalla mempertegas dengan mengatakan ‘Asas manfaat bagi Rakyat adalah alasan utama dari sebuah pemekaran wilayah’.
Jadi bagi kita rakyat Gayo, sekarang semuanya sudah jelas. Kalau tetap ingin seperti sekarang, bergabung dengan Provinsi Aceh sebagai salah satu kabupaten setidaknya sampai lima tahun mendatang. Pilih pasangan nomer 1.
Sementara Kalau kita memang benar mau ALA berdiri, berarti kita harus memilih nomer 2. Meskipun tidak pasti kalau pasangan ini naik, ALA langsung berdiri. Paling tidak harapan itu ada.
Selanjutnya, kalau kita memang benar-benar ingin ALA berdiri. Marilah mulai sekarang kita mulai membicarakan hal yang lebih teknis mengenai pembentukan Provinsi baru ini. Mulai dari strategi untuk mendapatkan PAD dan strategi menggali potensi wilayah kita yang diharapkan bisa lebih berkembang seandainya kita memiliki provinsi sendiri. Bagaimana konsep distribusi kekuasaan dan pembangunan di masing-masing kabupaten. Bagaimana pendistribusian kekuasaan di antara elemen-elemen pembentuk ALA nanti. Supaya nanti tidak ada kabupaten-kabupaten yang merasa terdiskriminasi. Sebagaimana yang kita rasakan saat masih bergabung dengan Aceh seperti sekarang ini.
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah membicarakan bagaimana mencari pemasukan pengganti dana Otsus yang selama ini dinikmati ketika masih bergabung dengan Aceh. Yang tahun ini jumlahnya mencapai 617 milyar untuk seluruh kabupaten di wilayah tengah.
Sebab selama ini ada indikasi, kibasan dana otsus yang jumlahnya fantastis inilah yang membuat para penguasa di kabupaten-kabupaten calon provinsi ALA tidak mau sungguh-sungguh memperjuangkan ide pembentukan provinsi.
*Pemerhati Politik dan Sosial