Rutinitas Minum Kopi Sebagai Pemicu Masalah Kesehatan atau Justru Sebagai Obat?

Oleh : Vesara Ardhe Gatera, M.Farm, Apt*

Vesara Ardhe Gatera, M.Farm, Apt

Kopi merupakan konsumsi sehari-hari yang telah menjadi rutinitas masyarakat di dunia. Menurut survey dari National Coffee Association, setiap hari kopi dikonsumsi  sebanyak 2 – 4 cangkir masyarakat dunia tak terkecuali di Indonesia. Kebutuhan akan kopi tidak hanya sekedar menghilangkan rasa kantuk, namun telah menjadi kebiasaan seperti minum obat (2 – 4 kali sehari).

Selain untuk menghilangkan rasa kantuk saat bangun pagi, kopi juga kerap menjadi teman saat bekerja. Karyawan yang bekerja di kantor, pekerja bangunan,  bahkan petani mengkonsumsi kopi untuk meningkatkan konsentrasi bekerja atau sekedar membuat suasana hati menjadi lebih baik.

Tingginya konsumsi kopi dalam rutinitas sehari-hari berpotensi menimbulkan beberapa masalah kesehatan. Para peneliti dari Departemen Epidemiologi dan Sains South Carolina University Amerika, mengungkapkan bahwa konsumsi kopi yang berlebih dapat menimbulkan berbagai penyakit kronis diantaranya hipertensi, stroke, aterosklerosis dan gangguan jantung lainnya.

Penelitian lainnya mengenai manfaat kopi yang dilakukan di Finlandia, dimana negara ini merupakan konsumsi kopi terbanyak didunia menyebutkan bahwa, konsumsi kopi yang teratur dapat menurunkan resiko terkena diabetes melitus tipe 2 sebanyak  55% dibandingkan dengan seseorang yang tak mengkonsumsi kopi. Pada penelitian lainnya disimpulkan kopi juga bermanfaat bagi penderita Parkinson’s, gangguan hati seperti sirosis dan hepatoseluler.

Jika meninjau lebih jauh terkait dengan manfaat dan kerugiannya, maka diperlukan suatu pemanfaatan secara komprehensif terutama jumlah konsumsi yang disarankan. Konsumsi kopi sangat erat hubungannya dengan dosis atau takaran yang disarankan, bila kopi dikonsumsi dengan takaran yang benar dan tepat maka bukan hanya sebagai minuman nikmat tapi juga bisa sebagai obat. Sebaliknya jika penggunaanya berlebihan maka akan menyebabkan munculnya efek samping yang tidak diinginkan. Selain munculnya efek samping, seseorang yang mengidap penyakit kronis berpotensi menjadi buruk dengan penggunaan kopi. Oleh karena itu, setiap individu perlu mengetahui takaran atau dosis yang dapat diterima oleh tubuh.

Kopi mengandung ratusan zat aktif yang saling berkaitan dan melengkapi, zat aktif yang paling dominan dalam kopi adalah kafein. Selain kafein terdapat kandungan lain seperti karbohidrat, lemak, nitrogen dan senyawa metabolit lainnya seperti vitamin, mineral, alkaloid dan senyawa fenol.

Penelitian dari Departemen Biostatistik, Epidemiologi dan Sains Universitas South Carolina terhadap 43.727 partisipan melalui wawancara berdasarkan data-data seperti riwayat penyakit, aktivitas olahraga, termasuk hasil laboratorium (analisis kimia klinik darah, anthropometri), tekanan darah selama 31 tahun menemukan bahwa konsumsi kopi lebih dari 28 cangkir perminggu (4 cangkir perhari) berisiko menimbulkan penyakit kronis sebanyak 21% dibandingkan  dengan yang kurang dari jumlah tersebut. Hasil lainnya menunjukkan bahwa usia  dibawah 30 tahun berpotensi terserang penyakit dengan jumlah konsumsi kopi yang sama.

Pada penelitian lainnya mengenai pengaruh kopi terhadap penyakit menyimpulkan bahwa ketika kopi diracik atau dicampur dengan dengan  bahan-bahan tertentu, maka hal ini berpotensi  menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan. Bahan-bahan yang dimaksud seperti penambahan krim, susu atau gula yang berlebihan sehingga mempengaruhi zat aktif dalam kopi

Terkait dengan penambahan bahan-bahan pemanis seperti krim, susu dan gula, potensi terjadinya resiko interaksi cukup besar terutama dengan kafein yang terkandung dalam kopi. kafein yang memiliki aktivitas pada sistem syaraf akan merangsang pankreas menghasilkan insulin untuk memecah gula sehingga dihasilkan energi. Penambahan pemanis seperti krim, susu dan gula akan berinteraksi dengan kafein yang berdampak semakin tingginya gula yang beredar dalam aliran darah sehingga berisiko tingginya kadar gula dalam darah yang  berpotensi  terjadinya komplikasi penyakit seperti diabetes.

Munculnya penyakit dari konsumsi kopi sangat erat hubungannya dengan takaran atau dosis. Dosis yang disarankan untuk konsumsi kafein adalah 85 – 100 mg per hari, takaran tersebut sama dengan satu cangkir kopi. Walaupun efeknya tidak langsung terjadi ketika dikonsumsi berlebih, namun perlu perhatian lebih terutama untuk seseorang yang memiliko risiko penyakit jantung, hipertensi, dan gangguan hati.

Dampak Buruk dari Konsumsi Bagi Kesehatan

Jantung Koroner, Stroke dan Hipertensi

Beberapa studi epidemiologi menunjukkan  bahwa terdapat relasi antara konsumsi kopi dan gangguan jantung koroner. Penelitian mengenai dampak kopi terhadap gangguan jantung menunjukkan bahwa terjadi 40 – 60% resiko jantung koroner yang diakibatkan dari konsumsi kopi terutama lebih dari 5 gelas per hari dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi kopi.

Selain gangguan jantung koroner, stroke merupakan penyakit berikutnya yang juga berisiko karena konsumsi kopi. Dari penelitian yang sama, ditemukan bahwa resiko stroke terjadi jika kopi dikonsumsi lebih dari 3 gelas perhari atau 2 kali berisiko dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi kopi. Risiko stroke juga diperparah dengan riwayat hipertensi.

Hipertensi merupakan salah satu resiko yang diakibatkan oleh  jantung koroner dan stroke, hal ini akan diperparah dengan konsumsi kopi. Kadar kafein dalam dosis rendah dapat meningkatkan tekanan darah, hal ini dapat terjadi karena konsumsi kopi. Kadar kafein sebanyak 200 – 250 mg sebanding dengan 2-3 gelas kopi dapat meningkatkan tekanan darah sistolik sebanyak 4 -13 mmHg dan tekanan darah diastolic sebanyak 4 – 13 mmHg.

Potensi kesehatan dari konsumsi kopi

Diabetes mellitus tipe 2

Beberapa penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan menurunnya resiko diabetes mellitus tipe 2 dengan konsumsi kopi. Salah satu penelitian yang dilakukan di swedia  terhadap wanita berusia diatas 18 tahun menemukan bahwa mereka yang mengkonsumsi 3 gelas kopi per hari cenderung mengalami penurunan resiko diabetes tipe 2 sebanyak 50% dibandingkan dengan mereka yang mengkonsumsi kurang dari 2 gelas per hari.

Jika dikumpulkan beberapa penelitian mengenai konsumsi kopi terhadap diabetes mellitus tipe 2 yang dilakukan di  Belanda, Amerika, Finlandia, dan Swedia, maka  dapat diambil kesimpulan bahwa seseorang yang mengkonsumsi kopi dengan dosis yang kurang cenderung berisiko menderita diabetes mellitus dibandingkan seseorang yang mengkonsumsi kopi dengan dosis yang disarankan.

Pencegahan terhadap Pakinson’s

Hampir semua penelitian mengenai manfaat kopi terhadap Parkinson’s menunjukkan hal yang memuaskan terutama penelitian yang bersifat case-control. Salah satu penelitian tentang manfaat kopi terhadap pencegahan Parkinson’s dilakukan terhadap 8000 orang Jepang dan Amerika, dalam penelitian ini disimpulkan bahwa mereka yang tidak mengkonsumsi kopi kurang dari 3 – 5 gelas perhari berpotensi mengalami Parkinson’s setelah 24 -30 tahun dibandingkan dengan yang mengkonsumsi kopi.

Pencegahan Kanker Kolon

Penelitian epidemiologi menyebutkan bahwa konsumsi kopi berhubungan dengan kanker kolon. Beberapa  penelitian meta analisis  yang pernah dilakukan menyimpulkan bahwa mereka yang mengkonsumsi 4 gelas kopi perhari cenderung terhindar dari risiko kanker kolon sebanyak 24% dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi obat.

Mekanisme yang menjelaskan tentang manfaat kopi terhadap kanker kolon telah dapat dibuktikan,diterpena salah satu kandungan yang terdapat dalam kopi mampu mengurangi sintesis dan sekresi asam empedu yang dapat menyebabkan kanker kolon. Selain itu, diterpena juga dapat mengurangi perkembangan karsinogen dan meningkatkan status antioksidan.

Sirosis dan kanker hati

Kopi dan Sirosis

Penelitian mengenai hubungan kopi dan penyakit sirosis dilakukan terhadap 120.000 orang wanita dan pria selama 8 tahun disimpulkan bahwa risiko kematian dari penyakit sirosis akibat alkohol menurun sebanyak 22% tiap 1 cangkir kopi perhari. Penelitian lain yang dilakukan di  norwegia terhadap 51.000 wanita dan pria selama 17 tahun, menyimpulkan bahwa konsumsi 2 gelas kopi perhari dapat mengurangi risiko kematian akibat sirosis hati sebanyak 40% dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi.

 Kopi dan Kanker Hati

Sebuah penelitian prospektif yang dilakukan terhadap 90.000 orang wanita dan pria di Jepang selama 10 tahun menemukan bahwa risiko kanker hati menurun dengan dosis yang disarankan. Selain itu, mereka yang mengkonsumsi kopi minimal 2- 3 gelas per hari terhindar dari risiko kematian akibat kanker hati sebanyak 76% dibandingkan dengan yang tidak pernah mengkonsumsi.

Mekanisme penghambatan kanker

Antidepresi

Sebuah studi yang dilakukan di California Amerika Serikat selama 10 tahun terhadap 128.000 wanita dan pria, dihasilkan  bahwa risiko keinginan untuk bunuh diri menurun sebanyak 13% untuk setiap gelas kopi yang dikonsumsi perhari. Penelitian lainnya yang juga dilakukan selama 10 tahun terhadap 86.000 wanita menemukan bahwa mereka yang mengkonsumsi kopi 2 gelas perhari cenderung terhindar dari risiko untuk bunuh diri sebanyak 50% dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi. Namun sampai dengan saat ini, belum ditemukan apakah  kopi dapat digunakan sebagai obat depresi yang  sering mengakibatkan munculnya keinginan untuk bunuh diri.

Dosen Farmasi Klinik/Rumah sakit/ Farmakologi/Kimia Medisinal, Tinggal di Takengon*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.