Redelong | Lintasgayo.com – Bupati Bener Meriah Tgk. H. Sarkawi bersama dua Bupati lainnya yaitu Bupati Aceh Tengah Drs. Shabela Abubakar dan Bupati Gayo Lues H.Muhammad Amru, M.AP dari kawasan Dataran Tinggi Tanah Gayo dalam acara Zoom Meeting. Rabu 09/12/2020.
Secara live di youtube dan join zoom meeting berbicara dalam Webinar bertajuk “Revitalisasi Bahasa, Budaya, dan Keanekaragaman Hayati Gayo, “Genap Si Mulo, Agih Si Belem”, kerjasama Fakultas Kehutanan dan lingkungan institut pertanian Bogor (IPB) dengan Ikatan Musara Gayo Jabodetabek yang disiarkan.
Selain pembicara diatas juga ada pembicara yang lain diantaranya Dr. Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc Dosen IPB sekaligus Ketua Tim Peneliti Leuser, Yusradi Al-Gayoni, M.Hum pengkaji Bahasa/Ekolinguistik, Banta Cut, SE, MM Ketua Mejelis Adat Gayo Aceh Tengah dengan Moderator Drs. Jamhuri, MA Ketua Keluarga Negeri Antara (KNA).
Secara langsung dari media centre kantor Bupati Bener Meriah berbicara langsung, Tgk. H. Sarkawi menyampaikan, terima kasih kepada pihak penyelenggara Ikatana Musara Gayo Jabodetabek yang telah menggelar kegiatan yang cukup bergengsi ini.
“Kita sangat menghargai terkait dengan Revitalisasi Bahasa, Budaya, dan Keanekaragaman Hayati Gayo, sama halnya kita meminta memohon jangan lagi ada sesuatu yang tidak kita inginkan, sudah cukup, hati hati untuk masa yang belum (Genap Si Mulo, Agih Si Belem) hasil kerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB),” Kata Sarkawi.
Dalam kondisi dan situasi dataran tinggi tanah gayo saat ini, dengan segala dinamika terutama terkait dengan pandemi Covid-19, khusus dibidang ekonomi, kopi yang menjadi andalan utama masyarakat Gayo kian hari kian terpuruk dan sudah dibawah standar.
Kemudian ditambah lagi dengan pengiriman barang (Kopi) keluar negeri yang manjadi prioritas dan andalan utama ini juga belum menampakan hal yang menggembirakan, jadi dengan berdiskusi seperti ini kita bisa memecahkan Gayo itu seperti apa kedepan. Tanya Bupati dalam Webinar tersebut.
Lebih Lanjut lagi kata Bupati, bahwa Bener Meriah yang dimekarkan pada akhir tahun 2003 yang terdiri dari 1.900 lebih kilometer persegi yang dihuni oleh sekitar 160 ribu jiwa yang tersebar di 10 kecamatan.
“Hampir seluruh penduduk Bener Meriah ini bertumpuh pada sector pertanian dan perkebunan utamanya adalah kopi, karena kita tau kopi Gayo adalah kopi yang terbaik didunia, disamping tanaman Horticultura lainnya,” jelas Bupati.
Secara transparan Sarkawi menjelaskan budaya orang Gayo itu adalah budaya orang pertanian, budaya Gayo adalah budaya orang yang sangat santun dan lain sebaginya. Terangnya.
Suku ataupun orang Gayo juga termasuk salah satu suku tertua di Indonesia, kalau kita berbicara tentang bahasa dan budaya Gayo sebagai salah satu unsure tertua di Nusantara, Gayo itu mempunyai ciri khas yang luar biasa, budayanya, bahasanya boleh dikatakan cukup unik.
“Hari ini kita harus beradaptasi dengan perubahan-perubahan secara nasional, sehingga budaya Gayo yang tadinya dikenal dengan budaya yang luhur dan sangat tinggi, inipun harus berdaptasi dengan kondisi hari ini, baik budaya instan yang banyak menggerus nilai-nilai kearipan local juga tentang penggunaan bahasa.
Terutama keluarga di Gayo yang mempunyai anak yang masih kecil ini ada kencenderungan penggunaan bahasa nasional, ini tentu ada sisi positifnya, tapi sisi negatifnya kalau mereka katakanlah ingin menuntut ilmu keluar daerah ini bisa memutus bahasa Gayo itu sendiri. Ungkap Sarkawi.
“Kami yang ada di Kabupaten Bener Meriah sendiri sudah mencoba untuk mempertimbangkan penggunaan hari-hari tertentu untuk berkewajiban berbahasa Gayo secara pemerintahan dan daerah, dan ini akan didiskusikan dengan unsure terkait (MAG) untuk diaplikasikan pada tahun 2021 yang akan datang, untuk membumikan bahasa Gayo di Bener Meriah,” ungkap Tgk. H. Sarkawi.
Disamping dan disisi yang lain Bupati Sarkawi juga mengatakan, terkait dengan keanekaragaman hayati kami dari Kabupaten Bener Meriah mengucapkan terimakasih kepada IPB yang telah terlibat langsung dalam melakukan penelitian-penelitian keanekaragaman hayati di Kabupaten Bener Meriah.
Maka dengan harapan penelitian ini akan turut membahani kami tentang bagaimana lengkah-langkah kedepan, Suku Gayo, Bahasa Gayo, Budaya Gayo kembali kita tumbuh kembangkan secara bersama sama. Harapnya.
“Untuk Bener Meriah sendiri sebagai daerah gunung dan hutan juga bertanggung jawab tentang pengelolaan hutan, karena kopi Gayo dengan citarasnya yang khas dan unik itu bukan hanya tentang keberadaan Burni Telongnya, tapi juga didukung oleh hutan yang masih lestari,” jelasnya dalam Webinar tersebut.
Selanjutnya, saat ini ada sekitar 50 ribuan hektar lebih kebun kopi yang ada di Kabupaten Bener Meriah dengan produksi/hektar sekitar 800 s/d 1.000 Kg/Hektar/tahun, jadi ada 40 ribuan ton itu produksi kopi Bener Meriah yang diekspor keluar negeri, dengan divisa/tahun rata-rata 200 juta USD. Jelas Sarkawi.
Bupati Bener Meriah menayampaikan, pada saat ini kita juga sedang memepersiapkan satu program “TAKI” yaitu Transper Anggaran Kabupaten Berbasis ekologi, dana untuk anggaran 2021 kami juga mempersiapkan anggaran untuk desa-desa yang melestarikan pungusi hutan.
Didalam melestarikan hutan tersebut dengan menjaga sumber air, alamnya, satwanya dan lain sebagainya yang ada dalam wilayah Kabupaten Bener Meriah, semoga hal tersebut yang kita katakan diatas menjadi nyata nantinya kedepan. Harap Bupati. (Putra Mandala)
Comments are closed.