Keterlibatan orang tua merupakan aspek penting dalam sebuah pendidikan terutama dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pentingnya peranan orang tua, karena merupakan pendidik pertama anak di rumah dan merupakan orang yang pertama kali berinteraksi dengan anak. Baik buruknya kualitas sebuah lembaga pendidikan akan dapat dilihat melalui hubunganya dengan orang tua.
Akan tetapi beberapa penelitian menunjukkan hasil bahwa, keterlibatan orang tua dalam pendidikan masih sangat rendah. Hal tersebut tentunya disebabkan oleh berbagai factor,antara lain kesibukan orang tua, yang mengabiskan waktu untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Salah satu aspek yang dapat digunakan untuk menentukan baik buruknya kualitas sebuah lembaga pendidikan (sekolah) adalah hubungan sekolah dengan orang tua yang dapat dilihat melalui keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak di sekolah.
Keterlibatan orang tua dalam pendidikan akan diperlukan pada setiap jenjang pendidikan, terlebih lagi pada lembaga PAUD, dimana anak masih baru memulai pembentukan karakter dasar melalui pengembangan sikap moral, agama , sosial dan emosional.
Dalam hal ini kerja sama antara orang tua dan sekolah berperan penting dalam membentuk karakter moral anak, karena hal ini tidak akan berhasil dengan baik jika pendidikan karakter hanya diberikan disekolah yang hanya beberapa saat saja.
Sementara dirumah, orang tua mengabaikannya dengan dalih sudah terlalu lelah bekerja dan untuk menenangkan atau menghibur anak orang tua memilih memberikan gadjed.
Perlakuan pendidikan yang diberikan pada usia dini diyakini akan terpateri kuat di dalam hati dan pikiran anak yang jernih. Jika anak dididik dengan baik, diberi contoh yang baik, dan dibiasakan hidup dengan nilai dan karakter yang baik, maka mereka cenderung menjadi orang yang baik yang berhati emas, berpikiran positif, dan berbudi mulia.
Menurunnya sikap dan karakter moral khususnya anak usia dini pada saat ini sangat memprihatinkan,anak lebih mengenal dan cepat menghafal lagu- lagu tiktok daripada senandung selawat atau doa sehari- hari, ucapan kalimah toyyibah.
Hal ini banyak terjadi dan sudah merasuk kekawasan pedesaan yang sudah terjangkau akses internet.Fenomena ini terjadi karena orang tua terlalu sibuk bekerja, kurangnya pemahaman orang tua tentang bahaya gadjed untuk anak usia dini, sehingga tidak terjadi sinkronisasi antara pendidikan moral dilembaga sekolah dengan dirumah dan lingkungannya.
Dengan adanya lembaga Pendidikan Anak usia dini di pedesaan, baik non formal atau formal, sangat membantu dalam pembentukan karakter dan sikap moral anak, meskipun pendidikan utama tetap terletak pada pendidikan keluarga.
Contoh dari orang- orang terdekat dilingkungannya sangat mendukung sikap dan ahlak anak, tetapi masih banyak orang tua yang menyerahkan pendidikan anaknya kepada lembaga sekolah saja.
Jadi disini dapat disimpulkan bahwa peran yang dilakukan orang tua dalam membentuk karakter anak, mendidik anak sejak usia dini dengan menanamkan pendidikan agama, nilai- nilai dan norma dimana anak tinggal.
Strategi yang dilakukan yaitu, keteladanan, pembiasaan, nasehat, reward, dan punishment.
Adapun hambatan yang biasa dihadapi adalah faktor Internal yaitu kesibukan orang tua dan sifat bosan yang ada pada anak. Faktor eksternal yaitu pengaruh lingkungan bermain serta pengaruh tehnologi komunikas seperti yang tersebut diatas.
Mengingat pentingnya pendidikan karakter moral sejak dini, maka selaku orang tua dituntut untuk menyeimbangkan dan menyelaraskan antara pembiasaan, peneladanan, dan pendidikan moral yang diberikan dari lembaga sekolah dengan kehidupan sehari- hari dirumah.
Dengan terbentuknya pembiasaan- pembiasaan baik sejak dini, secara terus menerus, akan terpatri dalam jiwa anak, sehingga akan menjadikan generasi yang cerdas serta berahlak mulia untuk menggapai masa depan yang gemilang kebanggaan orang tua.
Rusaknya ahlaq suatu kaum, suatu bangsa, suatu daerah tidak terlepas juga dari peran orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Peran orang tua yang kemudian menyatu dengan lingkungan anak sangat menentukan bagaimana karakter masa depan sang anak.
Bila anak sejak usia dini sudah ditempa dengan karakter yang bagus, atas bimbingan orang tua dan lingkunganya, setelah anak besar dan diharapkan menjadi generasi penerus bangsa, sang anak akan mengingat bagaimana pendidikan dasar yang sudah merasuk ke jiwanya.
Oleh karena itu, para orang tua harus serius dan benar-benar memperhatikan pendidikan anak dalam membentuk karakternya. Jangan dibiarkan anak lepas kendali, apalagi mengarungi dunia maya tanpa ada pendampingan.
Ingat, peran dan peranan orang tua akan diminta pertanggungjawabanya oleh yang maha kuasa. Generasi yang baik dan tangguh tidak dilahirkan serta merta tanpa adanya pendidikan khusus dan rutin.
Genarasi yang baik tidak akan terlahir begitu saja bila dalam diri anak tidak ditanamkan nilai-nilai bagaimana dia hidup dengan baik di muka bumi ini. Lahirnya sebuah generasi, apakah itu generasi yang baik atau tidak ahlaqnya sangat ditentukan oleh orang tua.
Bila orang tuanya baik mendidiknya kemudian para orang tua menjadi komunitas lingkungan yang baik, tentunya akan melahirkan generasi yang baik, tangguh dan mampu menghadapi berbagai cobaan yang dihadapkan padanya.
Kini kembali kepada kita para orang tua, sudah seriuskah dan sudah benarkah kita menempa generasi penerus bangsa ini dengan memberikan modal kepadanya berupa karakter, yang di dalamnya ada nilai-nilai, ada ahlaq sebagai mahluk hidup.
Jangan mengabaikan kebutuhan anak, yakni kebutuhan psikologisnya. Bukan hanya menempa tubuh mereka untuk sehat, bukan hanya menyiapkan pendidikan mereka untuk pinter, namun yang tak kalah pentingnya adalah menyiapkan karakter mereka agar berahlaq.
Semoga kita para orang tua tidak terlalu berat dalam mempertanggungjawabkan perbuatan kita dalam mendidik anak ketika nantinya sang khaliq meminta kita untuk mempertanggungjawabkanya. Semoga semakin banyak lahir generasi yang berahlaq, karena bumi ini membutuhkan manusia yang berkarakter.
Penulis, Faizah, Guru TK Telege Sari, Kecamatan Jagong, Aceh Tengah
Comments are closed.