Kin Ama Daman

Yusradi Usman al-Gayoni*

Belum lagi ku melangkah

Engkau sudah pergi

Semua masih dalam rencana

Tapi rencana lain berjalan

Ku sadar,

Kalian tinggal tiga

Menanti

Dan aku pun tak datang

Ku baru tahu

Saat perih tanganku,

Ku baru tahu

Saat kakiku belum lagi pulih,

Ku baru tahu

Saat ku mulai sulit bernapas

Ku baru tahu

Saat ku tak disini

Ku baru tahu

Saat jalan ku yang tak sampai

Kini ku mulai pulih

Di tengah kekhawatiran

Kini ku mulai pulih

Dalam ruang sayu

Kini ku mulai pulih

Mengejar suhuf-suhuf yang tersebar

Kini ku mulai pulih

Menorehkan sisa-sisa perjalanan waktu

Aman mu kan tetap bergema

Aman mu kan selalu menembus ruang

Aman mu kan selalu menembus waktu

Aman mu kan menjadi tawar untuk donya


*Medan – Takengon , 29-30Maret 2008

Note

Kin ama Daman = buat bapak Daman

Daman = salah satu ceh ledendaris di Gayo

Ceh = penyair sekaligus vokalis dalam kesenian didong

Didong = kesenian tradisional/sastra lisan Gayo

Aman (aman) = salah satu mahakarya Daman yang mengisahkan DI TII dan pengharapan Aceh aman pada waktu itu. “Aman” memiliki pesan universal dan menembus batas ruang dan waktu agar–berisi pengharapan–dunia senantiasa aman dan damai: tidak bertikai, berkonflik,  dan larut dalam amukan perang

Tawar = penawar/penyejuk/obat

Donya = dunia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.