Jakarta -Volume ekspor kopi Indonesia pada awal tahun ini mengalami penurunan hingga 30 persen. Penurunan ini akibat cuaca yang tak menentu dan cenderung terlalu banyak hujan.
Sekretaris Eksekutif Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia Rachim Kartabrata mengatakan, sejak awal tahun ini volume ekspor kopi sudah mengalami penurunan. Indonesia banyak mengekspor biji kopi mentah jenis Robusta dan Arabica. “Kira-kira 85 persen, sisanya jenis Arabica,” kata Rachim ketika dihubungi, Senin (28/3).
Biji kopi mentah jenis Robusta banyak diekspor ke negara Jepang, Eropa, dan Timur Tengah. Sedangkan kopi mentah jenis Arabica banyak diekspor ke Amerika Serikat, Jepang, Jerman, dan sebagian Eropa. Rata-rata volume ekspor kopi per tahun mencapai 400-450 ribu ton. Tahun lalu, produksi kopi sebanyak 600 ribu ton.
“Dari jumlah itu, sekitar 180 ribu ton untuk konsumsi dalam negeri dan carry over stok di akhir tahun 50 ribu ton,” ujarnya. Ekspor biasanya dilakukan tak lama setelah panen.
Biji kopi mentah jenis Robusta biasa panen pada Mei-Juni, sedangkan jenis Arabica baru panen saat memasuki September-Oktober. Produksi biji kopi paling banyak berasal dari Sumatera Utara dan Aceh.
Penurunan volume ekspor biji kopi ini dibenarkan oleh Kementerian Pertanian. Menurut Direktur Perdagangan Internasional Kementerian Pertanian Mesah Tarigan, penurunan volume ekspor mencapai 30 persen diperkirakan berlangsung sepanjang tahun ini, akibat cuaca.
Namun, dia juga tak bisa menyebut berapa penurunan tingkat permintaan kopi dari Jepang sebagai importir kopi setelah gempa mengguncang Jepang pada 11 Maret lalu. “Ekspor kopi kita ke Jepang sekitar 20 persen, tapi kami juga belum dapat informasi mengenai permintaan kopi. Karena produksi kita sekarang juga memang lagi turun,” jelasnya.
ROSALINA, TEMPO Interaktif