Cinta Dunia

Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*

Ada seorang peneliti namun saya lupa nama peneliti tersebut, beliau mengatakan bahwa suatu saat nanti manusia tidak percaya lagi yang namanya Agama, manusia lebih percaya kepada materi (kekayaan).

Dunia merupakan alam kedua bagi manusia setelah alam kandungan dan tujuan Allah menciptakan manusia ke dunia ini hanyalah semata-mata untuk beribadah  kepada Allah swt. Tapi yang namanya manusia, dari zaman  Jahiliyyah yang penuh dengan kegelapan sampai zaman yang penuh terang benderang dengan ilmu pengetahuan ini masih saja ada manusia yang mempunyai otak seperti fir’aun maupun qarun yang diliputi rasa cinta terhadap harta atau cinta dunia.

Manusia tergila-gila yang namannya harta dan  jabatan, manusia lebih peduli  jabatan daripada saudaranya yang menderita. Mencari jabatan dengan  berbagai macam cara dilakukan seperti menindas, menyuap bahkan sampai membunuh saudara sendiri. Dan ketika jabatan  itu tidak tercapai atau menghilang dari genggaman kehidupannya maka stres pun menghantui pikirannya inilah akibat dari otak-otak yang cinta dunia yang dipenuhi dengan hawa nafsu duniawi.

Harta dan jabatan lebih diprioritaskan daripada amal, padahal kita hidup di dunia ini hanyalah  sebentar saja dan seperti panggung sandiwara ketika sandiwara itu telah selesai maka selesailah kehidupan di dunia ini namun terkadang manusia dilalaikan oleh dunia yang dihiasi dengan harta dan jabatan dan kenikmatan-kenikmatan lainnya yang membuat manusia lalai. Seorang Penyair mengatakan dalam syairnya:

“Wahai, orang yang sibuk mengurusi dunia!

            Sungguh anda telah tertipu oleh angan-angan  yang panjang,

            Dan tenggelam dalam kelalaian

            Hinnga mendekati batas ajal

            Maut akan datang secara tiba-tiba.

            Tabahkanlah dirimu dari keganasan tipu daya dunia

            Tiada kematian, melainkan telah ditetapkan  ajalnya.

           

Jauh sebelum seorang peneliti tadi mengatakan bahwa suatu  saat nanti manusia lebih percaya terhadap materi (kekayaan), sebelum itu Rasululullah  telah mensinyalir akan terjadinya suatu masa dimana umat akan  mencintai lima perkara sementara mereka  melalaikan lima hal lainnya, ini bisa dilihat dibuku “نصائح العباد” karangan Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi. Ketika yang demikian itu terjadi maka mereka menjadi jauh dari Nabi dan Nabi saw jauh dari mereka. Lima hal yang dimaksud yaitu:

1.      Sibuk dengan urusan dunia, karena mereka sangat cinta dunia hingga melupakan dan tidak dan tidak mengerjakan  amal baik untuk bekal di akhirat.

2.      Mereka sibuk membangun rumah-rumah yang megah dan indah, sementara mereka lalai dan meninggalkan amal yang dapat menerangi kehidupannya  di alam kubur.

3.      Mereka sangat mencintai harta benda dan sibuk menumpuk-numpuk harta kekayaan serta melupakan akan adanya  hisab dan perhitungan Allah swt terhadap harta benda mereka. Sesungguhnya harta benda itu yang halal akan dihisab sedangkan yang haram akan menjadi siksa.

4.      Mereka begitu besar cintanya terhadap keluarga, istri dan anak-anaknya sementara melupakan bidadari-bidadari surga.

5.      Mereka sangat mencintai diri sendiri dan melupakan Allah. Mereka memperturutkan hawa nafsunya tidak mau menjalankan  perintah-perintah Allah swt.

Ketika kita terlalu memikirkan dunia tanpa memikirkan akhirat seketika itu hati kita telah gelap dan tidak mau mendengar nasehat-nasehat Agama serta mendengar yang baik-baik dari  Ulama kita. Semoga kita dijauhkan dari golongan orang-orang yang cinta dunia serta bersedih dalam urusan duniawi dan didekatkan kepada golongan orang-orang gelisah dalam urusan akhirat, Utsman r.a berkata: Bersedih dalam urusan duniawi, membuat hati menjadi gelap sedangkan gelisah dalam urusan akhirat merupakan cahaya hati.

Semoga bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi kita semua.  Amiin.

*Penulis: Kolumnis LintasGayo.com dan  Remaja Masjid Kota Banda Aceh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.