Oleh: Kamaluddin. S.Pd.I*
Peranan seorang ayah bagi anak sangat penting, peranan seorang ayah dalam keluarga dan pendidikan anak tidak akan bisa digantikan oleh posisi ibu, posisi ibu tetaplah ibu dan ayah memiliki posisi tersendiri bagi pendidikan anak
Dalam sebuah penelitian kedekatan seorang ayah dengan anaknya akan membuat anak lebih merasakan cinta dan tempat curahan hati bagi anak, yang akan meminimalisir anak berinteraksi berlebihan dengan laki-laki luar dan akan membuat anak terbentengi dari pergaulan bebas.
Setiap anak memiliki fitrah, kecenderungan, potensi dalam dirinya saat dia dilahirkan ke dunia ini. “ setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah (membawa potensi kebaikan) ayah dan ibunya-lah yang menjadikannya nasrani atau majusi” (hadist). Tergantung bagaimana kita sebagai orang tua cara memandangnya dan menghidupkan tombol bintang atau bagaimana kita mengasah potensi yang berbeda yang dimiliki anak kita.
Anak juga adalah mutiara ya.. mutiara di dasar lautan dengan segudang potensinya menjadikan anak seperti mutiara. Bagaimana kita harus memasukan benih mutiara kedalam kerang itu, menjaga, merawatnya dengan baik sehingga suatu saat nanti kita akan memanen mutiara yang sangat indah itu. Bukan sekarang memang tapi nanti…
Munif Chatif (pakar pendidikan dan konsulat pendidikan multiple Intelegents) Secara membagi proses tumbuh kembang anak ke dalam tiga tahap yaitu:
1. 7 tahun pertama, perlakukan anak sebagai RAJA.
Masa ini adalah masa Golden age, perhatikanlah segala kebutuhannya. Jika anak ingin bermain selelah apapun cobalah untuk menemaninya, jika dia bertanya tentang suatu hal usahakan kita menjawabnya, dan jawablah semua pertanyaannya dengan bahasa yang sederhana yang dapat dimengerti anak.
2. 7 tahun kedua adalah masa anak menjadi PEMBANTU
Pada masa ini anak wajib menaati peraturan. Kenalkan anak kepada hal mana yang baik dan mana yang buruk yang tidak boleh dia lakukan. Jika anak melakukan keburukan hukum dia, namun tidak dengan kata-kata kasa dan kekerasan anda bisa saja melakukan tindakan dengan memberikan konsekuensi dengan mengurangi jam bermain atau uang jajannya. Begitu pula jika anak melakukan kebaikan maka jangan segan-segan untuk memberinya penghargaan.
3. 7 tahun ketiga adalah masa si anak menjadi MENTERI
Pada masa ini ajarkan anak untuk bertanggung jawab atas semua pekerjaannya cobalah selalu untuk melibatkan anak dalam semua keputusan keluarga yang menyangkut tentang diri anak.
Jika pada masa ini orang tua salah mendidik dan memahami potensi anak. Maka mutiara yang tersimpan dalam kerang itu akan rusak dan gagal panen. Mari kita gali potensi anak-anak kita.
Selamat mencoba orang tua sholeh
*penulis adalah guru SD IT CENDEKIAN Takengon, pernah mengikuti PSPA (program sekolah pengasuhan anak), PDA (program disiplin anak)